Tampilkan postingan dengan label Burung Cantik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Burung Cantik. Tampilkan semua postingan

Kamis, 23 Februari 2012

The Golden Parakeet


The Golden Parakeet atau Golden Conure  guarouba Guaruba, sebelumnya diklasifikasikan sebagai guarouba Aratinga,  adalah spesies juga dikenal sebagai burung beo Neotropical. Kadang-kadang dikenal sebagai Ratu dari Bavaria Conure,  itu adalah spesies saja (monotypic) di  Guaruba genus. Bulu kebanyakan kuning cerah, maka nama umum, tetapi juga memiliki remiges hijau.  Ia tinggal di lahan ini, kering kering di hutan hujan Amazon Brasil, dan terancam oleh deforestasi dan banjir, dan juga oleh menjebak sekarang-ilegal individu liar untuk perdagangan hewan peliharaan.  Ini adalah spesies yang dilindungi yang tercantum pada Lampiran I CITES.
The Golden Parakeet sebagian besar hijau kuning di luar sayap dan ekor dengan kuning-semua. Dia memiliki tanduk warna hidung besar, mata-cincin merah muda, kaki Iris coklat dan pink. Laki-laki dan perempuan memiliki penampilan eksternal identik. Ikan muda kusam dan memiliki kurang bulu kuning dan hijau dibandingkan orang dewasa. Kepala muda dan leher berwarna hijau, punggung berwarna hijau dan kuning, di atas ekor sebagian besar hijau, dada berwarna hijau, mata-cincin abu-abu terang dan kaki cokelat muda.


The Golden Parakeet didistribusikan di Brasil bagian utara. Burung belajar untuk belajar pada tahun 1986 menggunakan dua habitat yang berbeda dalam satu tahun, selama musim tidak berbiak, yang bertepatan dengan musim kemarau, mereka menempati hutan yang tinggi. Selama musim kawin mereka meninggalkan hutan tinggi dan memasuki daerah terbuka di tepi hutan sepertThe Golden Parakeet memiliki sistem perkembangbiakan yang hampir unik di antara burung beo, pasangan yang dibantu oleh sejumlah pembantu yang membantu dalam meningkatkan anak-anak . Perilaku ini kurang umum dengan parkit di penangkaran, yang sering meninggalkan anak-anak mereka setelah tiga minggu  Setelah mencapai Parakeet Golden. kematangan seksual pada usia tiga tahun, musim kawin dimulai pada bulan November dan berlangsung sampai Februari. Mereka bersarang di pohon-pohon tinggi, lebih dalam dari rongga sarang rata-rata, dan berbaring rata-rata dari empat telur 37,1 x 29,9 mm, yang mereka agresif penjaga. Masa inkubasi adalah sekitar 30 hari, di mana pria dan wanita bergiliran inkubasi. 


Dalam beberapa tahun pertama kematangan seksual, parkit Golden cenderung untuk meletakkan cengkeraman subur sampai usia enam sampai delapan. Dalam penangkaran, parkit Golden akan terus berkembang biak saat ayam mereka diambil dari mereka.i yang digunakan dalam pertanian.
Saat lahir, para parkit Golden tertutup putih turun yang pada akhirnya ternyata gelap dalam seminggu. Pada akhir minggu ketiga, bulu-bulu sayap mulai tumbuh. Remaja yang bermain game, tetapi dapat mengaktifkan kasar dengan rekan-rekan mereka  Nestlings yang dimangsa oleh toucans,. Fakta yang bisa menjelaskan perilaku sosial mereka. Sarang toucans penuh semangat dibela oleh sebagian anggota kelompok

Senin, 13 Februari 2012

Walik Kembang ( Ptilinopus melanospilus )


Walik Kembang atau dalam nama ilmiahnya Ptilinopus melanospilus adalah sejenis burung yang terdapat di dalam suku burung merpati Columbidae. Burung Walik Kembang berukuran sedang, dengan panjang mencapai 24cm.

Spesies ini memiliki bulu berwarna hijau dengan paruh dan iris mata berwarna kekuningan. Jantan dewasa memiliki kepala abu-abu, tengkuk hitam, tenggorokan kuning, perut bagian bawah kuning emas dan penutup ekor bawah merah muda. Betina dan burung muda memiliki bulu yang hampir keseluruhan berwarna hijau.
Populasi Walik Kembang tersebar di Indonesia, Malaysia dan Filipina. Di Indonesia, spesies ini ditemukan di hutan dataran rendah dan perbukitan kepulauan Sunda Kecil, pulau Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara Barat dan pulau-pulau disekitarnya.
Pakan burung Walik Kembang terdiri dari aneka buah-buahan, beri dan ficus. Burung betina biasanya menetaskan sebutir telur berwarna putih.
Spesies ini memiliki daerah sebaran yang luas dan masih sering ditemukan di habitat aslinya. Walik Kembang dievaluasikan sebagai beresiko rendah di dalam IUCN Red List.

Kacer Sumatra


Kacer / Haur termasuk salah satu Primadona burung berkicau yang populer di Indonesia saat ini.Ada dua jenis Kacer yang sering sekali meramaikan ajang kontes burung berkicau di tanah air, yakni Kacer Hitam yang sering disebut Kacer Jawa dan Kacer Poci yang sering disebut Kacer Sumatra.

Kacer Jawa nama ilmiahnya adalah Copsychus sechellarum sedangkan Kacer Sumatera adalah Copsychus saularis . Perbedaan keduanya yang menyolok adalah warna bulunya. Kacer Jawa berbulu hitam semua di bagian dada sampai dekat kloaka, sementara Kacer Sumatera warna hitamnya hanya sampai dada dan ke bawah hingga kloaka berwarna putih. Dan ada satu lagi jenis Kacer yang  ciri fisiknya  mirip  dengan Kacer Sumatera, yaitu Kacer Madagaskar Copsychus albospecularis.



Jadi keseluruhan jenis kacer bersumber dari 3 species, yaitu Copsychus saularis,Copsychus sechellarum dan Copsychus albospecularis.

Sementara Kacer Sumatera / Copsychus saularis memiliki 9 subspecies, yaitu:
  • Saularis, (Thailand, India, Nepal, Malaysia, Indonesia)
  • Adamanensis, (Kep. Andaman)
  • Musicus, (Peninsular, Malaysia, Thailand)
  • Prosthopellus, (Hainan-China)
  • Erimelas (India ke Indochina),
  • Pluto (Sabah-Malaysia, Borneo-Indonesia),
  • Ceylonensis (India, Srilanka),
  • Adamsi (Sabah-Malaysia, Borneo-Indonesia),
  • Mindanensis (Mindanao-Philippines).

Kacer Sumatera atau mempunyai warna hitam pada kepala, leher sebatas dada, punggung dan bagian luar ekor. Sedangkan warna putih berada pada dada, perut dan ekor bagian dalam. Penyebaran mulai China, India, Nepal, Thailand, Indochina, Filipina, Malaysia dan Indonesia.

Kacer Sumatera memiliki suara yang keras, nyaring dan pintar menirukan suara-suara di sekelilingnya. Penampilan sangat atraktif sambil membuka ekor serta mengeluarkan suara kicauan yang merdu. Burung ini sangat menyukai udara panas.

Minggu, 12 Februari 2012

Cendrawasih Botak ( Cicinnurus respublica )

Cendrawasih Botak atau dalam nama ilmiahnya Cicinnurus respublica adalah sejenis burung pengicau berukuran kecil, dengan panjang sekitar 21cm long, dari marga Cicinnurus. Burung jantan dewasa memiliki bulu berwarna merah dan hitam dengan tengkuk berwarna kuning, mulut hijau terang, kaki berwarna biru dan dua bulu ekor ungu melingkar. Kulit kepalanya berwarna biru muda terang dengan pola salib ganda hitam. Burung betina berwarna coklat dengan kulit kepala biru muda.

Endemik Indonesia, Cendrawasih Botak hanya ditemukan di hutan dataran rendah pada pulau Waigeo dan Batanta di kabupaten Raja Ampat, provinsi Papua Barat. Pakan burung Cendrawasih Botak terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga kecil.
Penamaan ilmiah spesies ini diberikan oleh keponakan Kaisar Napoleon Bonaparte yang bernama Charles Lucien Bonaparte dan sempat menimbulkan kontroversi. Bonaparte, seorang pengikut aliran republik, mendeskripsikan burung Cendrawasih Botak dari spesimen yang di beli oleh seorang ahli biologi Inggris bernama Edward Wilson beberapa bulan sebelum John Cassin, yang akan menamakan burung ini untuk menghormati Edward Wilson. Tigabelas tahun kemudian, ahli hewan Jerman yang bernama Heinrich Agathon Bernstein menemukan habitat Cendrawasih Botak di pulau Waigeo.
( Pulau Waigeo )
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan yang terus berlanjut, serta populasi dan daerah dimana burung ini ditemukan sangat terbatas, Cendrawasih Botak dievaluasikan sebagai beresiko hampir terancam di dalam IUCN Red List. Burung ini didaftarkan dalam CITES Appendix II.

Cenderawasih Parotia ( Parotia berlepschi )


Cenderawasih Parotia atau nama ilmiahnya Parotia berlepschi adalah sebuah burung cenderawasih dari familia Paradisaeidae. Burung ini pertama kali ditemukan pada abad ke-19. Burung ini dinamakan setelah Hans von Berlepsch, seorang ornithologis asal Jerman.


Dalam sebuah ekspedisi pada Desember 2005, para peneliti menemukan kembali spesies ini di Pegunungan Foja, Papua, Indonesia. Mengingat keterbatasan informasi habitat dan penyebarannya, spesies ini mungkin akan diusulkan sebagai spesies tersendiri.
( Pegunungan Foja )

Sabtu, 11 Februari 2012

Cendrawasih Panji ( Pteridophora alberti )


Cendrawasih Panji atau dalam nama ilmiahnya Pteridophora alberti adalah sejenis burung pengicau berukuran kecil, dengan panjang sekitar 22cm, dari genus tunggal Pteridophora. Burung jantan dewasa mempunyai bulu berwarna hitam dan kuning tua, dikepalanya terdapat dua helai bulu kawat bersisik biru-langit mengilap, yang panjangnya mencapai 40cm dan dapat ditegakkan pada waktu memikat betina. Bulu mantel dan punggung tumbuh memanjang berbentuk tudung berwarna hitam.
Iris mata berwarna coklat tua, kaki berwarna abu-abu kecoklatan dan paruh berwarna hitam dengan bagian dalam mulut berwarna hijau laut. Burung betina berwarna abu-abu kecoklatan dengan garis-garis dan bintik gelap. Betina berukuran lebih kecil dari burung jantan dan tanpa dihiasi mantel atau bulu kawat hiasan.
Daerah sebaran Cendrawasih Panji adalah di hutan pegunungan pulau Irian. Pakan burung Cendrawasih Panji terdiri dari buah-buahan, beri dan aneka serangga.
Seperti kebanyakan spesies burung lainnya di suku Paradisaeidae, Cendrawasih Panji adalah poligami spesies. Burung jantan memikat pasangan dengan menggunakan bulu mantel dan ke dua kawat di kepalanya pada ritual tarian. Setelah kopulasi, burung jantan meninggalkan betina dan mulai mencari pasangan yang lain. Burung betina menetaskan dan mengasuh anak burung sendiri.
Nama ilmiah burung Cendrawasih Panji memperingati seorang raja berkebangsaan Jerman, Albert I dariSachsen.Spesies ini mempunyai daerah sebaran yang luas dan masih sering ditemukan di habitatnya. Cendrawasih Panji dievaluasikan sebagai beresiko rendah di dalam IUCN Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendix II.

Cendrawasih Mati-kawat ( Seleucidis melanoleucus )


Cendrawasih Mati-kawat atau dalam nama ilmiahnya Seleucidis melanoleucus adalah sejenis burung pengicau berukuran sedang, dengan panjang sekitar 33cm, dari genus tunggal Seleucidis. Burung jantan dewasa mempunyai bulu berwarna hitam mengilap, pada bagian sisi perutnya dihiasi bulu-bulu berwarna kuning dan duabelas kawat berwarna hitam.
Burung ini berparuh panjang lancip berwarna hitam dengan iris mata berwarna merah. Burung betina berwarna coklat, berukuran lebih kecil dari burung jantan dan tanpa dihiasi bulu-bulu berwarna kuning ataupun keduabelas kawat di sisi perutnya.
Cendrawasih Mati-kawat ditemukan di hutan dataran rendah pada pulau Irian. Seperti kebanyakan spesies burung lainnya di suku Paradisaeidae, Cendrawasih Mati-kawat adalah poligami spesies. Burung jantan memikat pasangan dengan menggunakan keduabelas kawat pada ritual tariannya. Setelah kopulasi, burung jantan meninggalkan betina dan mulai mencari pasangan yang lain. Burung betina menetaskan dan mengasuh anak burung sendiri. Pakan burung Cendrawasih Mati-kawat terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga.
Spesies ini mempunyai daerah sebaran yang luas dan sering ditemukan di habitatnya. Cendrawasih Mati-kawat dievaluasikan sebagai Beresiko Rendah di dalam IUCN Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendix II.

Cendrawasih Raggiana ( Paradisaea raggiana )

Cendrawasih Raggiana atau dalam nama ilmiahnya Paradisaea raggiana adalah sejenis burung pengicau berukuran sedang, dengan panjang sekitar 34cm, dari genus Paradisaea. Burung ini berwarna kuning dan coklat, berparuh abu-abu kebiruan, mulut merah muda, iris mata berwarna kuning dan kaki berwarna abu-abu coklat keunguan.

Burung jantan dewasa memiliki bulu-bulu hiasan beraneka warna merah, jingga dan warna campuran antara merah-jingga pada bagian sisi perutnya, tenggorokan berwarna hijau zamrud gelap, bulu bagian dada berwarna coklat tua dan diekornya terdapat dua buah tali yang panjang berwarna hitam. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan, dengan muka berwarna coklat dan tidak punya bulu-bulu hiasan.
Daerah sebaran Cendrawasih Raggiana terdapat di hutan hujan tropis, hutan dataran rendah, perbukitan dan pegunungan pulau Irian bagian selatan, dari permukaan laut sampai ketinggian 1.500 meter.
Cendrawasih Raggiana adalah poligami spesies. Burung jantan memikat pasangan dengan ritual tarian yang memamerkan bulu-bulu hiasannya. Setelah kopulasi, burung jantan meninggalkan betina dan mulai mencari pasangan yang lain. Burung betina biasanya menetaskan dua butir telur berwarna merah muda dan mengasuh anak burung sendiri. Pakan burung Cendrawasih Raggiana terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga.
Nama spesies ini memperingati seorang bangsawan dari Genoa, Italia bernama Francis Raggi. Cendrawasih Raggiana adalah fauna nasional negara Papua Nugini.
Spesies ini mempunyai daerah sebaran yang luas dan masih sering ditemukan di habitatnya, Cendrawasih Raggiana dievaluasikan sebagai beresiko rendah di dalam IUCN Red List. Burung ini didaftarkan dalam CITES Appendix II.

Jumat, 10 Februari 2012

Punai Lengguak ( Treron curvirostra )

Punai Lengguak (Treron curvirostra) adalah spesies burung pada famili Columbidae. Mereka dapat ditemukan di Bangladesh, Bhutan, Brunei, Kamboja,Cina, Hong Kong, India, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam . Di Kalimantan Barat, punai ini mempunyai sebutan punai oto.Burung ini penetap dan tidak dilindungi oleh Indonesia.

Panjangnya, 27 cm.Burung yang jantan mempunyai paruh yang berwarna kuning. Bagian bawahnya berwarna merah. Itu dapat dilihat pada musim berbuahpohon ara dan punggung dan penutup atas sayap merah-coklat (betina:hijau gelap). Tubuh bagian bawah hijau kekuningan, sayap kehitaman dengan garis kuning tebal dan bulu tepi kuning.



Bagian lainnya abu-abu dengan garis hitam pada bagian tengah, bagian sisi hijau bergaris-garis putih, penutup ekor bagian bawah coklat kemerahan. Suara mereka mirip punai kecil, tetapi kurang meratap dan lebih terpotong-potong.



Saat makan dalam kawanan besar, sering terlihat terbang berpindah-pindah pada tajuk pohon yang rendah, di hutan dataran rendah sampai ketinggian 200 mdpl.Mereka makan bersama dengan kelompok punai yang lain

Cendrawasih Raja ( Cicinnurus regius )


Cendrawasih RajaCicinnurus regius, adalah burung pengicau anggota famili Paradisaeidae (burung cendrawasih) yang panjang tubuhnya sekitar 16cm. Burung jantan berwarna merah tua terang dan putih dengan kaki berwarna biru terang dam memiliki bulu-bulu mirip kipas yang warna ujungnya hijau di pundaknya. Dua ekornya yang memanjang ujungnya berhiaskan uliran bulu hijau zamrud. Burung betina berwarna coklat dan bawahnya bergaris-garis.

Cendrawasih Raja tersebar di seluruh hutan dataran rendah di pulau Papua dan pulau-pulau terdekat. Dalam bahasa Inggris, burung ini disebut dengan "living gem" ("permata hidup") yang merupakan burung cendrawasih paling kecil dan berwarna-warni. Makanan utamanya terdiri dari buah-buahan dan artropod.
Burung jantan akan membawakan tarian yang indah dengan mengayun-ayunkan ekornya, mengepak-ngepakkan bulu perut putihnya yang membuatnya mirip bola kapas dan bandul akrobatik.
Karena tersebar luas dan umum ditemukan di habitatnya, Cendrawasih Raja dievaluasi beresiko rendah di dalam IUCN Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendix II.

Cendrawasih Kerah ( Lophorina superba )


Cendrawasih KerahLophorina superba, merupakan burung cendrawasih pengicau anggota famili Paradisaeidae. Ia adalah anggota satu-satunya dari genus Lophorina. Burung jantan berwarna hitam dengan mahkota berwana hijau pelangi, mempunyai bulu penutup dadanya biru-hijau dan berbulu pundak yang bisa menegak berwarna hitam beludru. Burung betinanya berwarna cokelat-kemerahan dan bawahnya bulu bergaris-garis warna cokelat. Burung muda berwarna mirip burung betina.

Burung Cendrawasih Kerah tersebar di seluruh hutan hujan di pulau Papua.Burung jantan bersifat poligami dan menampilkan salah satu tarian kawin yang memukau dalam dunia burung. Pada awal penampialnnya dia akan menyanyikan nada keras dan cepat, lalu dia mulai melompat-lompat di depan betinanya. Tiba-tiba bulu pundaknya dan bulu penutup dada yang tadinya terlipat, menegak keluar dan mengembang di kepalanya dan membuatnya menjadi penari berbentuk elips.
Meskipun banyak diburu untuk diambil bulunya, burung Cendrawasih Kerah merupakan salah satu burung yang umum dan tersebar luas di hutan-hutan Papua. Burung Cendrawasih Kerah dievaluasi beresiko rendah di dalam IUCN Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendix II.

Cendrawasih Biru ( Paradisaea rudolphi )

Cendrawasih Biru atau dalam nama ilmiahnya Paradisaea rudolphi adalah sejenis burung cendrawasih berukuran sedang, dengan panjang sekitar 30cm, dari genus Paradisaea. Burung ini berwarna hitam dan biru, berparuh putih kebiruan, kaki abu-abu, iris mata berwarna coklat tua, di sekitar mata terdapat dua buah setengah lingkaran putih dan sayap berwarna biru terang.

Burung jantan dewasa memiliki bulu-bulu jumbai hiasan pada sisi dada yang berwarna biru keunguan jika dilihat dari bawah dan berwarna coklat kemerahan jika dilihat dari atas. Pada bagian dadanya terdapat lingkaran oval hitam dengan tepi berwarna merah. Diekornya terdapat dua buah tali panjang berwarna hitam dengan ujung membulat berwarna biru. Betina berukuran lebih kecil, tanpa dihiasi bulu hiasan dan tubuh bagian bawah berwarna coklat kemerahan.
Daerah sebaran Cendrawasih Biru terdapat di hutan-hutan pegunungan Papua Nugini bagian timur dan tenggara, umumnya dari ketinggian 1.400 meter sampai ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut.
Cendrawasih Biru adalah poligami spesies. Burung jantan memikat pasangan dengan ritual tarian yang memamerkan bulu-bulu hiasannya. Tidak seperti burung cendrawasih Paradisaea lainnya, Cendrawasih Biru jantan melakukan tariannya tidak dalam kelompok. Jantan menggantungkan badannya ke bawah, membuka memamerkan bulu hiasannya seperti kipas biru sambil berkicau dengan suara menyerupai dengungan rendah. Didekatnya terdapat seekor betina. Setelah kopulasi, burung jantan meninggalkan betina dan mulai mencari pasangan yang lain. Pakan burung Cendrawasih Biru terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga.
Cendrawasih Biru ditemukan oleh Carl Hunstein dalam salah satu ekspedisinya di pulau Irian pada tahun 1884. Nama ilmiah spesies langka ini memperingati seorang putra mahkota dari Austria bernama Rudolf von Österreich-Ungarn.
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan yang terus berlanjut, serta populasi dan daerah dimana burung ini ditemukan sangat terbatas, Cendrawasih Biru dievaluasikan sebagai rentan di dalam IUCN Red List. Spesies ini didaftarkan dalam CITES Appendix II dan dilindungi oleh hukum di Papua Nugini.

Cendrawasih Kuning-Kecil ( Paradisaea minor )




Cendrawasih Kuning-kecil atau dalam nama ilmiahnya Paradisaea minor adalah sejenis burung pengicau berukuran sedang, dengan panjang sekitar 32cm, dari genus Paradisaea. Burung ini berwarna kuning dan coklat, berparuh abu-abu kebiruan dan mempunyai iris mata berwarna kuning. Burung jantan dewasa memiliki bulu di sekitar leher berwarna hijau zamrud mengkilap, pada bagian sisi perut terdapat bulu-bulu hiasan yang panjang berwarna dasar kuning dan putih pada bagian luarnya. Di ekornya terdapat dua buah tali ekor berwarna hitam. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan, memiliki kepala berwarna coklat tua, dada berwarna putih dan tanpa dihiasi bulu-bulu hiasan.


Cendrawasih Kuning-kecil adalah poligami spesies. Burung jantan memikat pasangan dengan ritual tarian yang memamerkan bulu-bulu hiasannya. Setelah kopulasi, burung jantan meninggalkan betina dan mulai mencari pasangan yang lain. Burung betina menetaskan dan mengasuh anak burung sendiri. Pakan burung Cendrawasih Kuning-kecil terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga.

Populasi Cendrawasih Kuning-kecil tersebar di hutan Irian Jaya dan Papua Nugini. Burung ini juga ditemukan di pulau Misool, provinsi Irian Jaya Barat dan di pulau Yapen, provinsi Papua.
( inilah anak cendrawasih )
Spesies ini mempunyai daerah sebaran yang luas dan sering ditemukan di habitatnya. Cendrawasih Kuning-kecil dievaluasikan sebagai Beresiko Rendah di dalam IUCN Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendix II.

Kamis, 09 Februari 2012

Kuntul Perak



Kuntul perak adalah burung yang penetap. Dia adalah burung dari genus Mesophyx. Tubuh berukuran besar (69 cm).Ukurannya di antara Kuntul besar dan Kuntul kecil.Ciri utamanya adalah paruh agak pendek dan leher berbentuk S tanpa simpul, garis paruh tidak melewati mata.Iris kuning, paruh kuning berujung coklat, tungkai dan kaki hitam.


Hidup sendiri atau berkelompok kecil. Kelompok menyebar jika mencari makan, tapi mengumpul jika terganggu atau saat terbang datang dan pergi.Makanannya adalah ikan, katak, serangga air, belalang.Bersarang dalam koloni bersama burung air lain. Sarang dari ranting-ranting yang disusun seperti panggung di atas pohon.Telurnya berwarna hijau biru pucat, jumlah 3-4 butir.

Afrika, India, Asia Timur, Asia Tenggara, Indonesia,dan Australia adalah daerah persebarannya. Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papu