Tampilkan postingan dengan label Ternak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ternak. Tampilkan semua postingan

Minggu, 08 April 2012

Budidaya Lebah Madu



Budidaya Lebah Madu merupakan salah satu wirausaha yang banyak dibutuhkan. Karena kita tahu Lebah ini sangat bermanfaat dari madu sampai bisanya. Ada beragam jenis lebah madu yang layak dibudidayakan antaralain lebah  lebah hutan , lebah lokal , dan lebah unggul. Lebah unggul, sesuai namanya, yang paling disenangi pasar. Jenis ini lebih produktif dibandingkan lebah lokal, juga lebih jinak. Racun pada sengatnya sangat cocok untuk pengobatan berbagai penyakit.
Modal yang dibutuhkan dalam beternak lebah madu adalah pengetahuan dasar cara beternak, investasi modal tetap yang diperlukan dalam kegiatan budidaya lebah madu selama beberapa periode pemanenan termasuk alat-alat produksi dan koloni lebah madu minimal 40 kotak dan idealnya adalah 100 kotak koloni lebah madu.

Ciri bibit lebah madu kualitas super:
  1. Mempunyai Ratu lebah yang secara fisik bagus dan berusia antara 3 bulan sampai 1 tahun
  2. Jumlah dan kualitas telor yang dihasilkan Ratu lebah banyak
  3. Hasil panen  lebih banyak baik hasil madu, bee pollen, royal jelly dan propolis
  4. Larva lebah yang dihasilkan lebih segar
  5. Lebah biasanya lebih agresif

Peralatan dalam budidaya Lebah Madu antaralain:


  1. Kotak lebah, tempat koloni lebah madu terbuat dari kayu Suren atau Mahoni
  2. Alat pengasap untuk menjinakan lebah madu yang agresif
  3. Masker pelindung serangan lebah madu
  4. Pengungkit sisiran
  5. Sikat sisiran lebah madu
  6. Sisiran yang terbuat dari rangka kayu dan ditengahnya diberi kawat sebagai penahan landasan sarang lebah madu
  7. Pollen Trap untuk memanen bee pollen.
  8. Extraktor untuk memanen madu
  9. Frame Royal jelly untuk memanen royal jelly dan membuat calon Ratu Lebah

Penggembalaan Lebah Madu


Antara bulan Mei hingga September adalah masa dimana peternak lebah menggembalakan lebah madunya ke perkebunan-perkebunan yang menyediakan pakan lebah madu yang cukup banyak.
Peternak lebah madu di pulau Jawa umumnya mengembalan lebah madu ke perkebunan Karet, Kapuk, Rambutan, Lengkeng, Mangga, Kopi dan Duwet, sehingga dihasilkan Madu berdasarkan spesifikasi jenis bunga.
Antara bulan Mei hinga September inilah saat di mana peternak lebah madu menikmati manisnya pendapatan dari hasil lebah madu seperti madu dari berbagai jenis bunga, Bee pollen dan Royal jelly.
Setelah bulan September peternak lebah madu mengalami masa paceklik, dimana musim madu telah lewat. Untuk menutupi biaya perawatan lebah madu maka umumnya peternak mengembalakanya lebahnya ke perkebunan jagung, disini peternak lebah madu dapat menghasilkan Bee pollen jagung dan Royal jelly.

Kendala atau Hambatan dalam Budidaya Lebah Madu

1. Factor Alam (cuaca):
Tahun 2007 banyak peternak lebah madu yang gulung tikar akabat cuaca yang tidak menentu. Sebagia contoh peternak lebah dengan perhitungan tahun sebelumnya biasanya panen madu kelengkeng sekitar bulan September. Dengan asumsi tersebut peternak lebah madu akan mengembalan lebahnya ke daerah Ambarawa namun akibat cuaca yang tidak menentu ternyata pohon kelengkeng gagal berbunga.
Peternak yang sudah terlanjur membawa koloni lebahnya ke tempat tersebut tentu akan rugi besar selain biaya tarnsportasi yang mahal juga banyak lebah yang mati kelaparan.
2. Lingkungan Masyarakat
Masyarakat Indonesia banyak yang mengagap peternak lebah madu sebagai hama tanamannya. Sehingga sebagian masyarakat akan mengusir peternak lebah madu yang masuk kearea perkebunannya. Atau kalau di izinkan harus membayar sewa lahan sebagai tempat beternak lebah dengan harga yang mahal.
Hal ini tentu sangat berbeda dengan peternak lebah madu di luar negri, peternak lebah justru di cari untuk membantu penyerbukan perkebunan dan diberi upah karena telah membantu meningkatkan hasil produksi pertaniannya.

Agar dapat berhasil dalam budidaya Lebah madu ini, cukup dengan menimba ilmu dan menerapkan pengetahuan yang dimiliki tentang kehidupan koloni lebah. Misalnya suhu ideal yang cocok bagi lebah adalah sekitar 26 derajat C, pada suhu ini lebah dapat beraktifitas normal. Suhu di atas 10 derajat C lebah masihberaktifitas. Di lereng pegunungan/dataran tinggi yang bersuhu normal (25 derajat C). Lokasi yang disukai lebah adalah tempat terbuka, jauh dari keramaian dan banyak terdapat bunga sebagai pakannya. 

 Trik Untuk mengoptimalkan penghasilan:

Beternak lebah madu agar menghasilkan keuntungan yang optimal seorang peternak lebah madu harus mempunyai minimal 100 kotak koloni lebah madu. Langkah-langkah untuk meningkatkan jumlah koloni lebah madu:
Gembalakan lebah madu pada lokasi yang tersedia pakan cukup banyak. Dengan tersedianya pakan yang cukup maka ratu lebah akan lebih banyak menghasilkan telor dan lebah pekerja juga lebih giat membuat sarang baru.Setelah itu perlu memperhatikan 2 hal yaitu:
  1. Menyiapkan calon Ratu lebah madu untuk ditempatkan dalam koloni lebah madu yang baru.
  2. Memisahkan koloni lebah madu yang sudah padat ke dalam kotak koloni lebah madu yang baru dan  ditempatkan calon ratu lebah baru atau ratu lain yang sudah jadi.
Cara Membuat Calon ratu Lebah Madu:
  1. Ambil larva lebah madu yang baru menetas usia 1 atau hari, masukan ke dalam satu potong frame Royal jell.
  2. Frame Royal jelly yang sudah terisi larva lebah madu di tempatkan pada kotak super ( kotak lebah madu yang berisi koloni lebah madu minimal 2 tingkat)
  3. Pisahkan kotak super lebah madu tersebut dengan ratu lebah berada di kotak bawah dan frame royal jelly calon ratu lebah madu di tempatkan pada kotak atasnya. Sehingga ratu lebah madu tidak bisa mendekati calon ratu lebah madu.
  4. Diamkan selama 11 hari sampai calon ratu lebah menjadi kepompong.
  5. Setelah itu calon ratu di pindahkan ke kotak lebah yang besisi koloni lebah tanpa ada ratunya.
  6. 13 hari calon ratu lebah keluar kepompong dan langsung diangkat menjadi ratu lebah oleh koloni lebah tersebut
  7. Biasanya setelah seminggu ratu lebah siap untuk kawin dan mengembangkan koloni lebah yang baru ditempati tersebut.
Selamat Mencoba Budidaya Ternak Lebah Madu, Sukses selalu berwirausaha !!!
Mau tau aneka wirausaha budidaya lainnya? klik disni
 

Sabtu, 07 April 2012

Budidaya Burung Merpati



Burung merpati termasuk jenis burung yang mudah dirawat, dan untuk mencari merpati pun bukan hal yang sulit, karna merpati banyak dijual di pasar burung. Bila ingin Membudidayakan Burung merpati anda harus tau trik untuk  memilih burung ini:

1. Burung yang kamu beli itu harus sehat. 
Ciri burung merpati yang sehat adalah memiliki bulu yang bagus,bagian ujung sayapnya tidak  turun, bila di tangkap dengan tangan bereaksi kuat/beringas.

2. Jangan membeli Burung merpati yang sudah tua
ciri-ciri burung merpati yang tua adalah sebagai berikut, daging di sekitar paruh yang kelihatan tebal. bagian lubang hidungnya juga terlihat ada kerutan daging tebal. bila di cermati paruhnya sudah ngak kilat.

3. Pelajari ciri-ciri antara induk pejantan dan induk betina
Induk pejantan biasanya memiliki paruh yang lebih tebal, lehar lebih besar, kepala yang lebih panjang dan besar. bulu disekitar lebih yang mengkilap. bila didekatkan burung lain pejantan/betina lain dia akan berkutut.
Sebagai tambahan, Anda mungkin bingung bila harus memilih burung yang banyak dalam 1 sangkar. Amatilah sebentar dan Perhatikan mana yang lebih dominan/menguasai kurungan tersebut, pilihlah burung yang dominan itu induk yang bagus dan baik untuk di budidayakan.

Ada 2 Macam cara Budidaya Burung Merpati yaitu:
1. Metode kandang, sistim ini kurang efektif karena burung merpati adalah burung yang suka bersosialisasi.
   Sehingga akan menekan terhadap keagresifan burung dan memperlama proses perjodohan, dan 
   bila menggunakan metode ini harus membuat sangkar yang luas.
2. Metode LEpas Kandang
   Metode ini sangat efektif, namun jangan keliru. Melepaskan burungnya setelah beberapa hari tinggal di sangkar.
   Misalnya 21 hari setelah pembelian, dan sebelum melepas untuk berjaga2 sayap burung di lakban/di lem isolas,
   Agar burung tidak bisa terbang jauh. 
Pengetahuan Mengenai cara Menjodohkan Burung
1. Pilih burung merpati yang akan kita jodohkan, tentu saja harus pastikan jantan dan betina. 
2. Kurung burung jantan dan betina dalam satu kandang. lebih bagusnya tutup kandang  pada malam hari.
3. Mandikan burung tiap hari dan jemurlah ,Setelah kering masukkan burung dalam kandang lagi dan beri makan. 
4. ulangi lagi dari no 2 -3 kurang lebih 3 hari maka burung akan jodoh.
Ciri-ciri burung yang sudah jodoh adalah bila si jantan di lepas akan terbang mencari si betina, dan bila didekatkan si jantan akan berkutut.

Kalo burung udah jodoh, Segera Persiapkan ranting/jerami biasanya akan digunakan sebagai tempat bertelur. Seekor betina biasanya akan bertelur 1-2 saja. Burung akan mengerami telurnya selama 20-21 hari apabila dalam waktu yang lebih belum menetas, telur itu busuk. Saat Sudah menetas berilah makan Be-er, karena pasti akan disuapkan ke anaknya tersebut.
Pakan Yang baik untuk burung merpati adalah jagung dan kacang hijau.
Selamat mencoba, Bila ada kekurangan mohon ditambahkan. Suksess terus berwira usaha !!!
Info tentang Budidaya lainnya klik disni.

Jumat, 06 April 2012

Budidaya Sapi Perah


     Sapi menghasilkan sekitar 50% (45-55%) kebutuhan daging di dunia, 95% kebutuhan susu dan 85% kebutuhan kulit. Maka dari itu sapi adalah salah satu ternak yang di andalkan, nah untuk mengetahui bagaimana cara ternak sapi perah ayo ikuti ulasan dibawah ini.
Cek it dot !
Yang perlu disediakan dan dilakukan untuk Budidaya Sapi Perah adalah sebagai berikut:

   A) Persyaratan Lokasi

   Lokasi yang ideal untuk membangun kandang adalah daerah yang letaknya cukup jauh dari pemukiman penduduk tetapi mudah dicapai oleh kendaraan. Kandang harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal 10 meter dan sinar matahari harus dapat menembus pelataran kandang serta dekat dengan lahan pertanian.

   B) Penyiapan Sarana 

Kandang dapat dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal, tergantung dari jumlah sapi yang dimiliki. Pada kandang tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan pada satu baris atau satu jajaran, sementara kandang yang bertipe ganda penempatannya dilakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Diantara kedua jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk jalan.
Lantai kandang harus diusahakan tetap bersih guna mencegah timbulnya berbagai penyakit. Lantai terbuat dari tanah padat atau semen, dan mudah dibersihkan dari kotoran sapi. Lantai tanah dialasi dengan jerami kering sebagai alas kandang yang hangat

C) Pembibitan

Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh bibit sapi perah betina dewasa adalah:
  1. produksi susu tinggi,
  2. umur 3,5-4,5 tahun dan sudah pernah beranak,
  3. berasal dari induk dan pejantan yang mempunyai keturunan produksi susu tinggi,
  4. bentuk tubuhnya seperti baji,
  5. matanya bercahaya, punggung lurus, bentuk kepala baik, jarak kaki depan atau kaki belakang cukup lebar serta kaki kuat,
  6. ambing cukup besar, pertautan pada tubuh cukup baik, apabila diraba lunak, kulit halus, vena susu banyak, panjang dan berkelok-kelok, puting susu tidak lebih dari 4, terletak dalam segi empat yang simetris dan tidak terlalu pendek,
  7. tubuh sehat dan bukan sebagai pembawa penyakit menular, dan
  8. tiap tahun beranak.
Sementara calon induk yang baik antara lain:
  1. berasal dari induk yang menghasilkan air susu tinggi,
  2. kepala dan leher sedikit panjang, pundak tajam, badan cukup panjang, punggung dan pinggul rata, dada dalam dan pinggul lebar,
  3. jarak antara kedua kaki belakang dan kedua kaki depan cukup lebar,
  4. pertumbuhan ambing dan puting baik,
  5. jumlah puting tidak lebih dari 4 dan letaknya simetris, serta
  6. sehat dan tidak cacat.
Pejantan yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
  1. umur sekitar 4-5 tahun,
  2. memiliki kesuburan tinggi,
  3. daya menurunkan sifat produksi yang tinggi kepada anak-anaknya,
  4. berasal dari induk dan pejantan yang baik,
  5. besar badannya sesuai dengan umur, kuat, dan mempunyai sifat-sifat pejantan yang baik,
  6. kepala lebar, leher besar, pinggang lebar, punggung kuat,
  7. muka sedikit panjang, pundak sedikit tajam dan lebar,
  8. paha rata dan cukup terpisah,
  9. dada lebar dan jarak antara tulang rusuknya cukup lebar,
  10. badan panjang, dada dalam, lingkar dada dan lingkar perut besar, serta
  11. sehat, bebas dari penyakit menular dan tidak menurunkan cacat pada keturunannya

D) Pemeliharaan Budidaya Sapi Perah

     Pemeliharaan sapi perah antara lain sebagai berikut

  1. Perawatan Ternak
    Ternak dimandikan 2 hari sekali. Seluruh sapi induk dimandikan setiap hari setelah kandang dibersihkan dan sebelum pemerahan susu. Kandang harus dibersihkan setiap hari, kotoran kandang ditempatkan pada penampungan khusus sehingga dapat diolah menjadi pupuk. Setelah kandang dibersihkan, sebaiknya lantainya diberi tilam sebagai alas lantai yang umumnya terbuat dari jerami atau sisa-sisa pakan hijauan (seminggu sekali tilam tersebut harus dibongkar). Penimbangan dilakukan sejak sapi pedet hingga usia dewasa. Sapi pedet ditimbang seminggu sekali sementara sapi dewasa ditimbang setiap bulan atau 3 bulan sekali. Sapi yang baru disapih ditimbang sebulan sekali. Sapi dewasa dapat ditimbang dengan melakukan taksiran pengukuran berdasarkan lingkar dan lebar dada, panjang badan dan tinggi pundak.
  2. Pemberian Pakan
        Pemberian pakan pada sapi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
    1. sistem penggembalaan (pasture fattening)
       
    2. kereman (dry lot fattening)
       
    3. kombinasi cara pertama dan kedua.
      Pakan yang diberikan berupa hijauan dan konsentrat. Hijauan yang berupa jerami padi, pucuk daun tebu, lamtoro, alfalfa, rumput gajah, rumput benggala atau rumput raja. Hijauan diberikan siang hari setelah pemerahan sebanyak 30-50 kg/ekor/hari. Pakan berupa rumput bagi sapi dewasa
      umumnya diberikan sebanyak 10% dari bobot badan (BB) dan pakan tambahan sebanyak 1-2% dari BB. Sapi yang sedang menyusui (laktasi) memerlukan makanan tambahan sebesar 25% hijauan dan konsentrat dalam ransumnya. Hijauan yang berupa rumput segar sebaiknya ditambah dengan jenis kacang-kacangan (legum).
      Sumber karbohidrat berupa dedak halus atau bekatul, ampas tahu, gaplek, dan bungkil kelapa serta mineral (sebagai penguat) yang berupa garam dapur, kapur, dll. Pemberian pakan konsentrat sebaiknya diberikan pada pagi hari dan sore hari sebelum sapi diperah sebanyak 1-2 kg/ekor/hari. Selain makanan, sapi harus diberi air minum sebanyak 10% dari berat badan per hari.
      Pemeliharaan utama adalah pemberian pakan yang cukup dan berkualitas, serta menjaga kebersihan kandang dan kesehatan ternak yang dipelihara. Pemberian pakan secara kereman dikombinasikan dengan penggembalaan Di awal musim kemarau, setiap hari sapi digembalakan. Di musim hujan sapi dikandangkan dan pakan diberikan menurut jatah. Penggembalaan bertujuan pula untuk memberi kesempatan bergerak pada sapi guna memperkuat kakinya
    3. Sanitasi dan Tindakan Preventif
         Pada pemeliharaan secara intensif sapi-sapi dikandangkan sehingga peternak mudah mengawasinya, sementara pemeliharaan secara ekstensif pengawasannya sulit dilakukan karena sapi-sapi yang dipelihara dibiarkan hidup bebas. Sapi perah yang dipelihara dalam naungan (ruangan) memiliki konsepsi produksi yang lebih tinggi (19%) dan produksi susunya 11% lebih banyak daripada tanpa naungan. Bibit yang sakit segera diobati karena dan bibit yang menjelang beranak dikering kandangkan selama 1-2 bulan. 

E) Macam-macam Penyakit dan Penanganannya

  1. Penyakit antraks
     
    • Penyebab: Bacillus anthracis yang menular melalui kontak langsung, makanan/minuman atau pernafasan.
       
    • Gejala:
      1. demam tinggi, badan lemah dan gemetar;
      2. gangguan pernafasan;
      3. pembengkakan pada kelenjar dada, leher, alat kelamin dan badan penuh bisul;
      4. kadang-kadang darah berwarna merah hitam yang keluar melalui hidung, telinga, mulut, anus dan vagina;
      5. kotoran ternak cair dan sering bercampur darah;
      6. limpa bengkak dan berwarna kehitaman.
    • Pengendalian: vaksinasi, pengobatan antibiotika, mengisolasi sapi yang terinfeksi serta mengubur/membakar sapi yang mati.
       
  2. Penyakit mulut dan kuku (PMK) atau penyakit Apthae epizootica (AE)
     
    • Penyebab: virus ini menular melalui kontak langsung melalui air kencing, air susu, air liur dan benda lain yang tercemar kuman AE.
    • Gejala:
      1. rongga mulut, lidah, dan telapak kaki atau tracak melepuh serta terdapat tonjolan bulat berisi cairan yang bening;
      2. demam atau panas, suhu badan menurun drastis;
      3. nafsu makan menurun bahkan tidak mau makan sama sekali;
      4. air liur keluar berlebihan.
    • Pengendalian: vaksinasi dan sapi yang sakit diasingkan dan diobati secara terpisah.
       
  3. Penyakit ngorok/mendekur atau penyakit Septichaema epizootica (SE)
     
    • Penyebab: bakteri Pasturella multocida. Penularannya melalui makanan dan minuman yang tercemar bakteri.
    • Gejala:
      1. kulit kepala dan selaput lendir lidah membengkak, berwarna merah dan kebiruan;
      2. leher, anus, dan vulva membengkak;
      3. paru-paru meradang, selaput lendir usus dan perut masam dan berwarna merah tua;
      4. demam dan sulit bernafas sehingga mirip orang yang ngorok. Dalam keadaan sangat parah, sapi akan mati dalam waktu antara 12-36 jam.
    • Pengendalian: vaksinasi anti SE dan diberi antibiotika atau sulfa.
       
  4. Penyakit radang kuku atau kuku busuk (foot rot)
     
    • Penyakit ini menyerang sapi yang dipelihara dalam kandang yang basah dan kotor.
    • Gejala:
      1. mula-mula sekitar celah kuku bengkak dan mengeluarkan cairan putih keruh;
      2. kulit kuku mengelupas;
      3. tumbuh benjolan yang menimbulkan rasa sakit;
      4. sapi pincang dan akhirnya bisa lumpuh. 
       
  •   Upaya pencegahan dan pengobatannya dilakukan dengan memotong kuku dan merendam bagian yang sakit dalam larutan refanol selama 30 menit yang diulangi seminggu sekali serta menempatkan sapi dalam kandang yang bersih dan kering.
F) Panen 
  •  Hasil Utama
Hasil utama dari budidaya sapi perah adalah susu yang dihasilkan oleh induk betina dapat diperah  tiap hari(pagi/sore).
  • . Hasil Tambahan
Selain susu sapi perah juga memberikan hasil lain yaitu daging dan kulit yang berasal dari sapi yang sudah tidak produktif serta pupuk kandang yang dihasilkan dari kotoran ternak.

Selamat Mencoba Budidaya Sapi Perah, Sukses selalu !!! 

Budidaya Ternak Domba

Anda tau domba? Pasti taulah, nah bagi temen-temen yang berminat berwira usaha di bidang peternakan domba adalah salah satunya. Nah, berikut adalah hal-hal apa saja yang diperlukan &cara Budidaya Ternak Domba , ayo cek it dot!


A). Penyiapan Sarana dan Peralatan Budidaya Ternak Domba

  1. Perkandangan
    Kandang harus kuat sehingga dapat dipakai dalam waktu yang lama, ukuran sesuai dengan jumlah ternak, bersih, memperoleh sinar matahari pagi, ventilasi kandang harus cukup dan terletak lebih tinggi dari lingkungan sekitarnya agar tidak kebanjiran. Atap kandang diusahakan dari bahan yang ringan dan memiliki daya serap panas yang relatif kecil, misalnya dari atap rumbia.Kandang dibagi menjadi beberapa bagian sesuai fungsinya, yaitu:
  • Kandang induk/utama, tempat domba digemukkan. Satu ekor domba membutuhkan luas kandang 1 x 1 m.
  • Kandang induk dan anaknya, tempat induk yang sedang menyusui anaknya selama 3 bulan. Seekor induk domba memerlukan luas 1,5 x 1 m dan anak domba memerlukan luas 0,75 x 1 m.
  • Kandang pejantan, tempat domba jantan yang akan digunakan sebagai pemacak seluas 2 x 1,5 m/pemancak. Di dalam kandang domba sebaiknya terdapat tempat makan, palung makanan dan minuman, gudang makanan, tempat umbaran (tempat domba saat kandang dibersihkan) dan tempat kotoran/kompos.
  •  Tipe kandang Panggung ,Tipe kandang ini memiliki kolong yang bermanfaat sebagai penampung kotoran. Kolong digali dan dibuat lebih rendah daripada permukaan tanah sehingga kotoran dan air kencingnya tidak berceceran. Alas kandang terbuat dari kayu/bambu yang telah diawetkan, Tinggi panggung dari tanah dibuat minimal 50 cm/2 m untuk peternakan besar. Palung makanan harus dibuat rapat, agar bahan makanan yang diberikan tidak tercecer keluar.

B) Penyiapan Bibit

    Domba yang unggul adalah domba yang sehat dan tidak terserang oleh  penyakit, berasal dari bangsa domba yang persentase kelahiran dan kesuburan tinggi, kecepatan tumbuh dan persentase karkas yang baik. Dengan demikian keberhasilan usaha ternak domba tidak bisa dipisahkan dengan pemilihan induk/pejantan yang memiliki sifat-sifat yang baik.
Pemilihan Bibit dan Calon Induk
1) Calon Induk: berumur 1,5-2 tahun, tidak cacat, bentuk perut normal, telinga kecil hingga sedang, bulu halus, roman muka baik dan memiliki nafsu kawin besar dan ekor normal.
2) Calon Pejantan: berumur 1,5-2 tahun, sehat dan tidak cacat, badan normal dan keturunan dari induk yang melahirkan anak 2 ekor/lebih, tonjolan tulang pada kaki besar dan mempunyai buah zakar yang sama besar serta kelaminnya dapat bereaksi, mempunyai gerakan yang lincah, roman muka baik dan tingkat pertumbuhan relatif cepat

C) Pemahaman Tentang Reproduksi Domba

    Reproduksi dan Perkawinan
Hal yang harus di ketahui oleh para peternak dalam pengelolaan reproduksi adalah pengaturan perkawinan yang terencana dan tepat waktu.
1. Dewasa Kelamin, yaitu saat ternak domba memasuki masa birahi yang pertama kali dan siap melaksanakan proses reproduksi. Fase ini dicapai pada saat domba berumur 6-8 bulan, baik pada yang jantan maupun yang betina.
2. Dewasa tubuh, yaitu masa domba jantan dan betina siap untuk dikawinkan. Masa ini dicapai pada umur 10-12 bulan pada betina dan 12 bulan pada jantan. Perkawinan akan berhasil apabila domba betina dalam keadaan birahi.
3. Proses Kelahiran
Lama kebuntingan bagi domba adalah 150 hari (5 bulan). Menjelang kelahiran anak domba, kandang harus bersih dan diberi alas yang kering. Bahan untuk alas kandang dapat berupa karung goni/jerami kering. Obat yang perlu dipersiapkan adalah jodium untuk dioleskan pada bekas potongan tali pusar. Induk domba yang akan melahirkan dapat diketahui melalui perubahan fisik dan perilakunya sebagai berikut:
1. Keadaan perut menurun dan pinggul mengendur.
2. Buah susu membesar dan puting susu terisi penuh.
3. Alat kelamin membengkak, berwarna kemerah-merahan dan lembab.
4. Ternak selalu gelisah dan nafsu makan berkurang.
5. Sering kencing. 
  Proses kelahiran terjadi hanya sekitar 10-20 menit, bila dalam waktu 20 menit setelah ketuban pecah anak domba belum lahir juga, Lakukan pertolongan. Anak domba yang baru lahir dibersihkan dengan menggunakan lap kering agar dapat bernafas. 

D) Perawatan Ternak

Induk bunting diberi makanan yang baik dan teratur, ruang gerak yang lapang dan dipisahkan dari domba lainnya. induk yang baru melahirkan diberi minum dan makanan hijauan yang telah dicampurkan dengan makanan penguat lainnya. Selain itu, induk domba harus dimandikan. Anak domba  yang baru dilahirkan, dibersihkan dan diberi makanan yang terseleksi. Cempe yang disapih perlu diperhatikan. pakan yang berkualitas dalam bentuk bubur tidak lebih dari 0,20 kg satu kali sehari.
Perawatan ternak dewasa meliputi:
1. Pemberian Pakan
  Zat gizi makanan yang diperlukan oleh ternak domba dan mutlak harus tersedia dalam jumlah yang cukup adalah karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Bahan pakan untuk domba pada umumnya digolongkan dalam 4 golongan sebagai berikut:
  • 1. Golongan Rumput-rumputan, seperti rumput gajah, benggala, brachiaria, raja, meksiko dan rumput alam.
  • 2. Golongan Kacang-kacangan, seperti daun lamtoro, turi, gamal daun kacang tanah, daun kacang-kacangan, albisia, kaliandra, gliricidia dan
  • siratro.
  • 3. Hasil Limbah Pertanian, seperti daun nangka, daun waru, daun dadap, daun kembang sepatu, daun pisang, daun jagung, daun ketela pohon,
  • daun ketela rambat dan daun beringin.
  • 4. Golongan Makanan Penguat (Konsentrat), seperti dedak, jagung karing, garam dapur, bungkil kelapa, tepung ikan, bungkil kedelai, ampas tahu, ampas kecap dan biji kapas.
Pakan untuk domba berupa campuran dari keempat golongan di atas yang disesuaikan dengan tingkatan umur. Adapun proporsi dari campuran tersebut adalah:
  • Ternak dewasa: rumput 75%, daun 25%
  • Induk bunting: rumput 60%, daun 40%, konsentrat 2-3 gelas
  • Induk menyusui: rumput 50%, daun 50% dan konsentrat2-3 gelas
  • Anak sebelum disapih: rumput 50%, daun 50%
  • Anak lepas sapih: rumput 60%, daun 40% dan konsentrat 0,5–1 gelas

E) Penanganan dan Pencegahan Penyakit

   Hal-hal yang perlu di sangat perhatikan untuk menangani penyakit pada Budidaya Ternak Domba adalah sebagai berikut :
   1) Pengontrolan Penyakit
   Domba yang terserang penyakit dapat segera diobati dan dipisahkan dari yang sehat agar tidak menular.
 Lakukan pencegahan dengan menyuntikan vaksinasi pada domba-domba yang sehat.

  2) Sanitasi dan Tindakan Preventif
Sanitasi lingkungan dapat dilakukan dengan membersihkan kandang dan peralatan dari sarang serangga dan hama. kandang terutama tempat pakan dan tempat minum dicuci dan dikeringkan setiap hari. Perlu dilakukan pembersihan rumput liar di sekitar kandang. Kandang ternak dibersihkan minimal seminggu sekali.
Selamat Mencoba !!!