Tampilkan postingan dengan label organik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label organik. Tampilkan semua postingan

Jumat, 10 Februari 2012

Pemanfaatan Urine dan Kotoran Kambing


Urine kambing merupakan salah satu pupuk organikcair yang belum banyak dimanfaatkan oleh petani. Sementara urine kambing ini mempunyai kandungan unsur Nyang tinggi. Potensinya yakni satu ekor kambing dewasa itu dapatmenghasilkan 2,5 liter urine/ekor/hari, sedangkan kotoran yang dihasilkannyaadalah 1 karung/ekor/2 bulan. Apa yang terdapat dalam kotoran kambing. Beberapahara penting terkandung di dalamnya. Khusus urine kambing kandungannya sebagaiberikut :
1. Nitrogen (N)36,9 – 37,31 %
2. Posfor (P)16,5 -16,8 ppm
3. Kalsium (Ca)0,67 – 1,27 %
Mbeekk..
 

Di Sumatera Barat istilahBurcikam muncul dalam mengistilahkan pupuk yang diramu dari urine dicampurdengan kotoran kambing. Berikut cara pembuatannya :
-         Urinedan kotoran kambing dicampur didalam drum atau baskom dengan perbandingan 1 : 1(1 liter urine dicampur dengan 1 liter kotoran) dan dibiarkan selama 3 hari.
-         Setelah3 hari campuran ini diaduk setiap pagi sehingga membentuk bubur.
-         Setelah10 hari burcikam ini sudah dapat diaplikasikan pada tanaman.
-         Sebelumdigunakan burcikam ini dicampur dengan air dengan perbandingan (1:3) yaituliter burcikam dicampur dengan 3 liter air.

Cara pengaplikasian sama dengan cara pemberian ekstrak tithoniaatau urine kambing.

Selasa, 07 Februari 2012

Insektisida Bawang Putih


Oleh : ICHSAN KURNIAWAN

Dalam memenuhi kaidah pertanian organik yangmenyelaraskan alam dan ramah terhadap lingkungan, maka pemanfaatan penggunaanbahan alami dalam membuat pestisida baik insektisida, fungisida maupun rodentisida.Beberapa waktu lalu kita telah membahas pemanfaatan sumber daya lokal sebagaipestisida secara umum. Begitu banyak bahan yang dapat dimanfaatkan. Ini adalahsalah satunya khususnya dalam pengendalian serangga. Insektisida ini berbahandasar bawang putih dan bersifat repelen (penolakan) dengan menggunakan bau khasdari bawang putih.

Alat :
1.Alat Tumbuk
3.Sendok
2.Botol
4.Kain Halus

Bahan :
1.Bawang Putih
3.Minyak Bawang (hasil ekstrak)
2.Minyak Tanah
4.Detergen (dapat diganti sabun cair)


Cara :
-
Bagian bawang putih ditumbuk halus
-
Dimasukkan ke dalam minyak tanah yang kemudian diendapkan selama lebih kurang 24 jam
-
Penyaringan dengan kain halus dan diperas

Penggunaan :
3 sendok teh ekstrak ditambah 1 liter air dan 2 sabun cair

Rabu, 01 Februari 2012

Piretrum, si Racun Ulat dan Serangga


Oleh : ICHSANKURNIAWAN
Secara definisipestisida nabati dapat kita artikan merupakan pestisida yang berbahan dasarnyaberasal dari tumbuhan/ tanaman. Pestisida nabati sendiri sebenarnya sudahdigunakan berabad-abad yang lalu. Misalnya saja pestisida tembakau yang konontelah dipakai oleh petani dari lebih 3 abad yang lalu. Selain itu pestisidanabati yang pernah populer “jaman dahulu” adalah bubuk Piretrum, tanamanDerris, biji familia Lily, dan akar Ryania.
Nah, sekarangmari kita bahas salah satunya yang juga dipakai di Indonesia saat ini yakniPiretrum. Tanaman dengan nama latin Phyretrum cinerariaefolium ini sebagaipestisida konon telah dikenalkan oleh bangsa Parsi untuk mengendalikan kutusejak tahun 1800 an. 

Mengenal Morfologis Piretrum
Tanaman inimempunyai tinggi 20-70 cm dan tumbuh baik pada ketinggian + 200 m.Piretrum tampil dengan daun majemuk, menyirip berwarna hijau dengan tangkaiberbentuk segitiga yang panjangnya 6-15 cm dengan pangkal yang berpelapahpendek berwarna ungu.
Bunga tanaman iniberwarna putih bersih yang disangga tangkai yang panjangnya sekita 15 cm yangberalur dan berambur. Bunga tersebut berbongkol dengan diameter sampai 1 cm.Sementara buahnya berbentuk jarum yang panjangnya 0,3-4 mm. Biji tersebutberukuran kecil kecil kuning. Kandungan yang terdapat minyak atsiri (parafin,piretrosin dan chrisantemin, piretrin, piretrolun dan sinerin).

Pemanfaatan Piretrum sebagai Racun (Pestisida)
Manfaat tanamanini yakni sebagai racun / pestisida baik untuk ulat, serangga juga hama gudang.
-      - Sebagai racun serangga (insektisida). Caranya ambil bungasegenggam, keringkan dan bakar ditempat yang banyak serangganya. Atau bungatersebut dicampur dengan serbuk gergaji dan tepung kanji dengan perbandingan 1: 3 :2 yang diaduk jadi satu dan tambahkan air secukupnya hingga menjadi adonanyang rata. Kemudian tersebut dicetak seperti obat nyamuk.

-      - Serbuk bunga piretrum mengandung bahan aktif piretrinyang efektif mengendalikan ulat. Dengan cara pembuatan dengan menumbuk halusbunga piretrum. Rendam serbuk tersebut sebanyak 25 gr dalam 10 liter air yangdicampur 10 gr detergen. Aduk rata dan didiamkan semalaman. Hasil tersebutdisaring untuk disemprotkan.

- Pestisida serbuk piretrum dan daun Mimba. Pestisida nabati piretrumdicampur dengan mimba efektif untuk menegndalikan hama gudang dengan dosis 1g/kg benih. Cara pembuatan pestisida nabati serbuk bunga piretrum dan mimbaadalah dengan menumbuk halus bunga piretrum dan daun mimba dalam keadaan terpisah.Rendam 2-5 gr serbuk piretrum ditambah 5-10 g serbuk daun mimba dalam 1 literair + 1 gr detergen. Ramuan diaduk sampai rata dan dibiarkan semalam.Selanjutnya sama dengan pestisida serbuk bunga piretrum pada poin di atas

Senin, 30 Januari 2012

Teknik Pembuatan MOL Keong Mas ( Siput Murbay )


Selain pembuatan MOLsabut kelapa dan MOL rebung bambu, sebagai bahan dasar pembuatan MOL juga dapatdipakai siput murbay (keong mas). Bagaimana pula teknik pembuatan MOL ini.Berikut paparannya.
a. Alat dan bahan
      -Ember atau kaleng cat ukuran 25 liter
      -5 kg keong  mas yang masihhidup/segar
      -Gula merah 1 kg atau cairan tebu 1 liter
      -Slang plastic dan botol aqua
      -Air kelapa 10 liter
  
b. Cara membuatnya
      -Keong mas di tumbuk hingga halus masukan pada ember
      -Campurkan gula merah yang lebih dulu dihaluskan/cairan tebu
      -Tambahkan 10 liter air kelapa dan aduk hingga rata
       -Tutup rapat denganplastik dan berikan slang plastic sambungankan pada botol  aqua yang telah berisikan air
      - Fermentasikan selama 15 hari
 
c. Cara penggunaannya
      -Pengomposan  : Dengankosentrasi  1 : 5 ( 1 liter cairan MOLditambah dengan 5 liter air ) tambahkan 1 ons  gula merah, adukrata dan siramkan pada bahan organik yang mau dikomposkan.
     -Penggunaan pada tanaman : Dapat disemprotkan pada berbagai tanamandengan konsentrasi 400 cc dicampur dengan 14 liter air,disemprotkan padapagi/sore hari
     -Disemprotkan pada umur  10,20,30,40,hari setelah tanam


Mikro organisme lokal (MOL ) Rebung Bambu


by ICHSAN KURNIAWAN

Pembuatan MOL ditujukantak lain dan tak bukan sebagai komposer yang membantu pelapukan bahan organik,sebagai sumber energi serta zat pengatur tumbuh pada tanaman. Setelah mengenalpembuatan MOL I-V serta MOL Sabut kelapa, sekarang mari kita lihat bagaimanapula teknik pembuatan MOL dengan bahan dasar rebung bambu.

Alat dan Bahan yang kita butuhkan adalah :
       - Ember atau kaleng bekas cat ukuran 25 liter
       - 2 buah Rebung bambu kurang lebih 3 kg
       - Air beras 5 liter
       - Slang plastic dan botol aqua
       - Gula merah 1.5 ons
Cara membuatnyasebagai berikut :
-Rebung bambu ditumbuk halus atau di iris –iris masukan pada ember atau kaleng bekas cat
-Tambahkan gula merah yang telah dihaluskandan aduk sampai rata
-Tutup rapat ember adan berikan slangplastic yang disambungkan dengan air yang berada pada botol aqua dan biarkanselama 15 hari
 
Cara penggunaanya :
- Sebagai katalisator dalam pengomposan  : dapat digunakan sebagai decomposer dengan konsentrasi  1 : 5 ( 1 liter cairan MOL ditambah dengan 5 literair ), kemudian tambahkan gula merah 1 ons dan aduk hingga rata, disiramkanpada  saat proses pembutan kompos.
-Penggunaan pada tanaman : Penyemprotandilakukan pagi/sore hari  dengankosentrasi  400 cc cairan dicampur dengan  14 liter air, pada umur  10, 20, 30, 40, hari setelah tanaman .