Tampilkan postingan dengan label properti. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label properti. Tampilkan semua postingan

Kamis, 01 Maret 2012

Nikmatnya menggaruk komisi dari berjualan properti

TAWARAN KEMITRAAN BROKER PROPERTI

Nikmatnya menggaruk komisi dari berjualan properti


Nikmatnya menggaruk komisi dari berjualan properti

Menggeliatnya pasar properti di Indonesia beberapa tahun terakhir tidak saja hanya dinikmati para pengembang, tapi juga para broker atau agen properti. Jangan heran kalau bisnis broker properti saat ini semakin diminati banyak orang.

Sebab, di tengah booming-nya penjualan properti, jasa para broker ini sangat dibutuhkan. Banyak calon pembeli atau penjual properti merasa lebih mudah dan terjamin menggunakan jasa para broker. Hal ini tidak terlepas dari jaringan yang dimiliki para broker dalam memasarkan produk-produk properti.

Salah satu perusahaan broker properti terbesar di dunia asal negeri Uwak Sam yang hadir di Indonesia adalah Coldwell Banker Indonesia.

Broker properti ini mengambil master franchise dari Colwell Banker International pada tahun 2000 silam. Dibandingkan dengan broker properti lain di Indonesia, Coldwell Banker masih tergolong pemain baru. Produk-produk yang dijual Coldwell berupa rumah, ruko, tanah, dan apartemen.

Setahun setelah resmi membuka cabang pertama di Indonesia, Coldwell menawarkan waralaba pada tahun 2001. Hingga saat ini, Coldwell sudah memiliki tujuh mitra yang tersebar di beberapa tempat di Indonesia, seperti di Jakarta Selatan, Tangerang, Surabaya, Bali dan Semarang.

Dian Syanita Utami Dewi, Manager Franchise Coldwell Banker Indonesia bilang, Coldwell hanya menawarkan satu paket waralaba senilai Rp 150 juta. Perinciannya, sebesar Rp 105 juta untuk biaya franchise fee selama lima tahun.

Sementara itu, Rp 45 juta sisanya dipakai buat pengadaan paket peralatan yang mendukung sistem operasional kantor. Selain itu, ada juga pelatihan menjadi broker

Menurut Dian, para mitra akan mendapatkan pelatihan dan dukungan dari Coldwell asal Amerika. Coldwell Indonesia juga akan menyediakan sistem, pedoman kebijakan dan bantuan pengoperasian kantor selama lima tahun masa franchise.

Coldwell menargetkan, estimasi omzet mitra sebesar Rp 5 miliar per bulan. "Ini dengan asumsi mitra dapat menjual dua hingga tiga unit rumah per bulan," ujar Dian.

Dari omzet tersebut, mitra akan mendapatkan komisi sebesar 2% hingga 3% dari harga penjualan, tergantung kesepakatan dengan klien. Dengan margin sebesar itu, mitra bisa balik modal dalam waktu enam bulan.

Dalam kerja sama ini, Coldwell memungut royalti fee sebesar 8% dari mitra. Selain itu, ada juga pungutan 2% untuk mendanai iklan nasional. Kelebihan yang ditawarkan adalah brand Coldwell yang sudah mendunia dan sudah berdiri lebih dari 100 tahun di Amerika Serikat.


Syarat ketat

Bagi yang berminat menjadi mitra, Coldwell menerapkan persyaratan ketat, seperti mengharuskan calon mitra membuat rencana bisnis tentang usaha yang akan dijalankan. Mitra juga harus memiliki jiwa persistence serta mau terjun langsung ke lapangan dan bukan diserahkan kepada orang lain.

"Soalnya kunci keberhasilan suatu kantor agen properti sangat bergantung pada si mitra dan para marketing-nya," pungkas Dian.

Coldwell sendiri tidak menargetkan penambahan mitra tahun ini. Perusahaan lebih memfokuskan diri pada upaya meningkatkan penjualan secara maksimal dari para mitra yang sudah ada.

Ketua Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI) Levita Supit menilai, bisnis broker properti harus memiliki sejumlah inovasi. Apalagi, bisnis ini kompetisinya juga semakin ketat. Ini ditandai dengan banyak broker lokal yang tidak bernaung di satu agensi tertentu.

Karena ketatnya persaingan, ia menyarankan, waralaba broker ini sebaiknya hanya menetapkan satu mitra di satu daerah. Dengan begitu, mereka bisa meraup pangsa pasar yang lebih besar serta tak bersaing antarbroker.

"Tapi semuanya tergantung respons masyarakat juga. Kalau respons masyarakat baik, ya, bisnis ini relatif bagus," katanya.

Namun khususnya di Jakarta, lebih dari satu mitra tidak masalah. "Di Jakarta pasarnya besar. Tapi kalau di daerah lain, saya rasa harus dibatasi supaya antar mitra tidak saling memakan," tandasnya.


Coldwell Banker Indonesia
Headquarter Kawasan Bisnis Granadha 12th B Floor
Jl. Jenderal Sudirman Kav. 50 Jakarta 12930
Telp: 021 25539388

Sumber:
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/nikmatnya-menggaruk-komisi-dari-berjualan-properti

Sabtu, 18 Februari 2012

Cermat 5 Faktor Ini untuk Tekan Risiko Investasi Properti

Views :234 Times PDF Cetak E-mail
Sabtu, 18 Februari 2012 10:56
Meski cukup aman, berinvestasi di bidang properti bukan tanpa risiko. Menurut Mike Rini Sutikno, CFP, Managing Partner MRE Financial and Business Advisory (PT. Mitra Rencana Edukasi), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar investasi Anda aman serta memperoleh keuntungan optimal.

Lokasi

Nilai atau harga sebidang tanah dan kecepatan kenaikan harganya tidak sama di berbagai tempat. tanah di kota tidak sama dengan di desa. tanah di pusat kota, walaupun di "gang senggol", tidak sama dengan tanah di pinggiran kota.

tanah di kawasan industri juga tidak sama dengan wilayah perumahan, dan lain sebagainya. harga tanah yang paling cepat naik tentunya berada di wilayah pusat bisnis karena banyak peminatnya sehingga relatif mudah diperjualbelikan atau likuid. Karena itu harganya lebih mahal.

Bebas sengketa

Jangan membeli tanah yang belum jelas statusnya atau masih dijaminkan kepada pihak lain (misalnya bank). Atau tanah masih dalam perkara sengketa di pengadilan karena beberapa kasus dan lainnya. Sebaiknya, memang tanah berisiko tidak dibeli karena resiko terjadinya sengketa di kemudian hari sangat besar.

Dokumen atau surat-surat tanah lengkap

Pastikan bahwa tanah yang dibeli dokumennya lengkap. Seperti sertifikat tanah (SHM atau SHGB), IMB, kalau ada bangunannya mintalah kopian cetak biru bangunannya (blue print-nya), juga SPPT PBB tahun terakhir. Periksalah data-data pada dokumen tanah dengan kenyataan fisiknya (luas tanah, lokasi, masa berlaku, dll).

Asumsi return hasil investasi

Investasi properti yang baik adalah yag bisa memberikan penghasilan kepada Anda, baik berupa pendapatan tetap (dari uang sewa) maupun potensi kenaikan harganya (selisih harga jual beli). Hitunglah berapa asumsi return hasil investasi yang bisa Anda dapatkan dari kenaikan harga tanah di daerah tersebut.

Biaya

Return hasil investasi akan berkurang karena biaya-biaya, misalnya biaya pembelian tanahnya, PBB tahunan, renovasi atau perawatan, listrik, telepon, kebersihan, dan lainnya. Usahakan Anda bisa menekan serendah mungkin biaya tersebut di atas. (Hotmian Siahaan/ Tabloid rumah)

Sumber:
http://www.ciputraentrepreneurship.com/index.php/component/content/article/152-tips-trik-properti/14502-cermat-5-faktor-ini-untuk-tekan-risiko-investasi-properti.html

Senin, 30 Januari 2012

Berinvestasi di properti

Personal Finance

 
Senin, 30 Januari 2012 | 17:44  oleh Budi Triadi, Perencana Keuangan Akbar's Financial Check Up
KIAT INVESTASI
Berinvestasi di properti
JAKARTA. Properti termasuk menjadi produk yang berada di dua alam. Kenapa disebut dua alam? Karena, properti dapat berfungsi sebagai tempat hunian sekaligus dapat menjadi produk investasi.
Sebagai produk investasi, sebenarnya properti sudah sering dimanfaatkan oleh para pendahulu kita. Di beberapa daerah, para pendahulu atau orangtua kita sering membeli tanah dengan harapan harganya akan naik di masa-masa mendatang. Konsep yang hampir sama dengan ketika mereka rajin membeli emas perhiasan. Secara umum, properti sendiri dapat berbentuk tanah atau bangunan.
Properti bisa dimanfaatkan menjadi investasi karena di masa depan terdapat kemungkinan harganya akan naik. Properti akan mengalami kenaikan harga di masa depan dengan logika bahwa jumlah lahan yang tersedia semakin terbatas. Kenaikan harganya sendiri bisa dilihat minimal dari NJOP (nilai jual obyek pajak) yang selalu naik setiap tahun.
Di satu sisi, sebagaimana produk investasi lain, properti juga memiliki kandungan risiko bahwa harganya tidak naik atau malah jatuh. Jika memang lahan terbatas, lalu ada kemungkinan harganya turun? Bayangkan jika ketika Anda membeli properti, baik tanah atau bangunan, ternyata di daerah tersebut terdapat kandungan radiasi nuklir. Tentu semua orang akan berpikir ulang untuk membeli properti di daerah tersebut, yang pada akhirnya membuat permintaan dan harga properti menjadi turun.

Antara harga, lokasi dan daya beli

Untuk berinvestasi di properti, menurut beberapa sumber dari kawan-kawan di developer, harga rumah yang laris manis di masyarakat berada di rentang harga Rp 1,8 miliar - Rp 2,5 miliar. Di rentang harga ini, masih ada daya beli masyarakat dan pihak bank pun masih relatif terbuka untuk menyalurkan KPR (kredit pemilikan rumah).
Tiga poin penting yang perlu diperhatikan ketika akan membeli properti adalah lokasi, lokasi, dan lokasi. Anda pasti sudah sering mendengarnya dari acara properti. Dan, pada kenyataannya, memang seperti itulah adanya. Lokasi menjadi kunci penting dalam pemilihan properti.
Teori yang berlaku umum adalah semakin strategis suatu lokasi akan semakin mahal harganya. Hal ini memang benar. Tapi, yang perlu diperhatikan adalah ketika harga terus merangkak naik, akan sampai setinggi apa? Dan, apakah di harga yang setinggi itu, ada orang yang mau atau mampu untuk membelinya?
Hal ini penting karena sestrategis apa pun lokasi properti Anda dan setinggi apa pun kenaikan harganya, pada akhirnya para calon pembelilah yang memutuskan apakah mereka mau dan mampu untuk membelinya. Jika tidak ada yang berminat, maka akan menjadi kerugian bagi Anda karena pasti properti itu akan membutuhkan biaya perawatan dan lain-lain. Dalam istilah lainnya, Anda nombok.
Dalam mempertimbangkan lokasi, ada baiknya Anda melakukan survei kecil-kecilan terlebih dahulu. Cobalah kunjungi daerah properti tersebut pada saat hari kerja, pada saat libur, atau bahkan pada saat musim hujan. Beberapa pengembang properti menyebutkan bahwa properti yang mereka tawarkan hanya berjarak sekian menit dari pusat kota, coba Anda lakukan survei apakah memang seperti yang dinyatakan oleh pengembang.
Coba juga Anda lihat kondisi daerah tersebut ketika hujan. Jangan sampai, Anda membeli properti yang ternyata rutin terendam banjir setiap hujan turun. Anda bisa lakukan cross-check ke orang-orang yang biasa beraktivitas di sekitar daerah tersebut.

Jadikan aset produktif

Berinvestasi di properti, cenderung membutuhkan modal yang cukup tinggi, baik dalam bentuk tanah ataupun rumah. Hal ini membuatnya tak mudah untuk diakses sebagai investasi. Untuk berinvestasi di properti, Anda bisa memanfaatkan fasilitas KPR.
Berinvestasi properti dengan memanfaatkan KPR lebih baik jika properti tersebut menjadi aset yang produktif. Maksudnya, properti tersebut bisa memberikan sumber penghasilan pasif rutin per bulan yang lebih tinggi daripada besar cicilan bulanan KPR. Misal, jika memiliki investasi properti dalam bentuk rumah, dapat Anda kontrakkan atau dijadikan kos-kosan. Penghasilan sewa per bulan dapat Anda pakai untuk menutup cicilan KPR-nya.
Jadi, pada akhirnya properti bisa Anda manfaatkan sebagai wahana berinvestasi. Tapi, karena harganya yang mahal dan jumlahnya yang terbatas, akan membutuhkan beberapa perhatian sehingga Anda tidak salah dalam membelinya. Anda pun bisa memanfaatkan properti milik Anda sebagai penghasil passive income, tak harus menunggu harganya meningkat di masa depan.
Terakhir, apabila Anda ingin membelinya dengan fasilitas KPR, pastikan bahwa cicilannya dapat diakomodasi oleh kondisi kesehatan keuangan Anda.
Selamat berinvestasi properti!

Sumber:
http://personalfinance.kontan.co.id/news/berinvestasi-di-properti