Tampilkan postingan dengan label sambil ngaso. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sambil ngaso. Tampilkan semua postingan

Rabu, 11 April 2012

Mengecek jenis kelamin burung dengan pendulum

Bingung menentukan burung jantan atau betina? coba salah satu tips alternatif dibawah ini yang sering juga digunakan para penggemar burung kicauan dalam menentukan jenis kelamin burung jika dirasa diperlukan.
Banyak cara menentukan jenis kelamin dari seekor burung, cara-cara tersebut biasanya ditentukan dari warna bulu, warna khas dari salah satu anggota tubuhnya, bentuk dan ukuran tubuh dan kepala, panjang kaki, hingga menguji kerenggangan dari supit udang burung. tapi bagaimana jika kita benar-benar mengalami kemandegan dalam menentukan jenis kelamin burung tersebut? jalan terakhir adalah merawat terus burung tersebut dan terus memantau apakah burung tersebut bakal gacor atau malah bertelor. disini kita akan membahasa mengenai pemilihan sexing burung dengan metode pendulum.

sebelum mengulas lebih lanjut dan sebelum hal ini menjadi pro dan kontra disini saya jelasakan bahwa keberhasilan dari metode pendulum ini sekitar 70:30 dan keakuratan hasilnya tergantung dari gelombang pikiran dari yang memegang pendulum tersebut, dalam artian jika kita ingin menentukan apakah burung tersebut jantan atau betina dan karena sewaktu ktia mencobanya dengan pendulum pikiran kita menginginkan burung tersebut adalah jantan maka yang terjadi adalah hasil dari metode tersebut adalah burung jantan walupun burung tersebut kenyataannya adalah burung betina. dan bagaimanapun metode ini hanyalah sebagai salah satu alternatif saja bukan sebagai penentu akhir apakah burung tersebut jantan atau betina.

Bagaimana pendulum bekerja ,kita tidak akan membahasnya disini karena sudah ada artikel mengenai hal tersebut yang diulas panjang lebar di forum kicau mania, lengkapnya disini : http://www.kicaumania.org/forums/archive/index.php/t-9603.html

Metode untuk menentukan jenis kelamin pada burung ada 3 jenis secara garis besar, yaitu:
1. Melihat fisik (Visual)
2. Tester atau DNA
3. Getaran Manetik (Pendulum)

Penentuan jenis kelamin dengan melihat fisik atau Visual kadang sering terjadi kesalahan antara orang yang satu dengan yang lain yg dapat berbeda penilaian. Metode ini perlu pengalaman yang tinggi.

Dengan tester atau DNA, metode ini perlu pengeluaran beaya yang tinggi atau untuk membeli alatnya, dan tidak significan dengan harga beaya burung, biasanya orang ragu menentukan jenis kelamin pada saat burung masih bahan atau belum bunyi.

Metode alternatif yang lain adalah Metode Magnetik atau Pendulum, metode ini berprinsip dengan kaidah:
- Gravitasi Bumi
- Magnetik Bumi

Metode Sexing/Pendulum/Magnetik

Konsep dasarnya adalah gaya tarik menarik dan tolak menolak.

Tarik-menarik dalam fenomena fisika berarti gaya untuk saling mendekat satu sama lain. Dalam bidang fisika tiap benda selalu mempunyai gaya tarik menarik dengan benda yang lain. Misalnya partikel satu dengan partikel lain selalu akan saling tarik-menarik. Contoh paling sederhana adalah serbuk yang ditaburkan di atas air di dalam gelas, lama kelamaan serbuk ini akan menempel ke pinggir (pada gelas). Contoh lain yang dikemukakan oleh Sir Isaac Newton bahwa benda apapun di atas udara akan ditarik oleh bumi. Hal ini banyak dikenal sebagai fenomena benda jatuh. Teori ini kemudian dikembangkan lagi bahwa setiap benda angkasa akan saling tarik-menarik, dan ini bisa dibuktikan mengapa bumi harus berputar mengelilingi matahari untuk mengimbangi gaya tarik-menarik bumi-matahari. Meteor yang mendekat ke bumi dalam perjalanannya di ruang angkasa akan tertarik jatuh ke bumi, merupakan contoh yang lain.


Gaya tarik menarik ini bisa terjadi di antara:
1. Dua benda/partikel apapun (hukum Newton) atau hukum gravitasi
2. Dua benda yang bermuatan magnetik Utara dan Selatan (lihat bagian magnit)
3. Dua benda yang bermuatan listrik positif dan negatif.

Lawan dari gaya tarik-menarik ini adalah gaya tolak-menolak. Jenis gaya tolak-menolak bisa terjadi pada: 
  1. Dua benda yang bermuatan magnetik yang sama (sama-sama Utara atau sama-sama Selatan) 
  2. Dua benda yang bermuatan listrik yang sejenis (sama-sama positif atau sama-sama negatif).  
  3. Dua atom yang berdekatan pada jarak kurang dari diameter atomnya.
Metode magnetik bumi dipakai oleh orang Tiongkok kuno. Teori Tiongkok kuno berbeda dengan medis, teori medis menggunakan aliran darah sebagai acuannya, sedangkan teori Tiongkok kuno (Pendulum) impuls-impuls saraf serta pengaruh HORMONAL.

Peralatan dg Metode Pendulum:
1. Benang yg digunakan tidak terlalu panjang, sekitar 30-40 cm
2. Bandul, dpt menggunakan logam, bukan logam mulia. Contoh adalah peniti atau paku

Cara mengujinya: 
  1. Pegang burung dg tangan kiri atau kanan 
  2. Benang diikat (Tidak dipegang tangan), bisa kita dengan pohon yg tidak ada besi di sekitarnya.
  3.  Bandul (Peniti atau paku) diarahkan pada kepala bagian belakang dg jarak +/- 0.5 cm

Hasil Gerakan:

1. Gerakan bolak balik ke depan dan ke belakang atau maju mundur.
JIka hasilnya gerakan adalah ini, maka burung kemungkinan besar berjenis kelamin jantan. Gerakan ini adalah gerakan tarik menarik, kombinasi antara gerakan gravitasi oleh bandul, tarik menarik antara kandungan hormon dengan logam pendulum, dan juga oleh magnet bumi maka dihasilkan gerakan ini. Anggap kandungan hormon laki dominan mengandung ion negatif (-) dan besi bandul dominan mengandung ion positif (+). Maka sesuai kaidah fisika akan terjadi gerakan tarik menarik yg dimunclkan dengan gaya maju bandul bolak balik ke depan dan ke belakang atau maju mundur atau ke kanan atau ke kiri.

2. Gerakan membentuk lingkaran atau mendekati oval.
Jika hasil gerakan adalah ini, maka burung berjenis kelamin betina. Gerakan ini adalah gerakan tolak menolak, kombinasi antara gerakan gravitasi oleh bandul, tolak menolak antara kandungan hormon dengan logam pendulum, dan juga oleh magnet bumi maka dihasilkan gerakan ini. Anggap kandungan hormon laki dominan mengandung ion positif (+) dan besi bandul dominan mengandung ion positif (+). Maka sesuai kaidah fisika akan terjadi gerakan tolak menolak yg dimunculkan dengan gaya Gerakan membentuk lingkaran atau mendekati oval.

Persyaratan: 
  1. Pengujian sebaiknya tidak dilakukan pada burung yg belum dewasa, karena burung yg belum dewasa kandungan hormonal si burung belum sempurna. MInimal umur 4 bulanan. 
  2. Saat melakukan sexing dg pendulum ini jauhkan dg benda2 yg bersifat logam/steel (besi), jarak minimal adalah 30 ft (8-10 m). Jarak ini adalah jarak teraman, karena tidak interference dg steel/besi disekitarnya. 
  3. Gunakan logam mulia utk pengetesan, beberapa logam terkenal adalah aluminium, tembaga, emas, besi, timah, perak, titanium, uranium, dan zink dsb. Emas atauy jarum peniti bagus. 
  4. Sebaiknya jangan dipegang burungnya, karena bila burung dipegang disamping mempunyai efek kurang baik terhadap burung, juga akan terpengaruh oleh ion listrik yg terkandung dalam diri kita (tangan kita). 
  5. Jangan terkena angin, yg akan mempengaruhi gerakan. 
  6. Gerakan tegantung dari kandungan hormnal burung, semakin dewasa atau sempuna kandungan hormonal, gerakan semakin kuat. Metode ini sangat bagus untuk menentukan kesiapan si burung untuk dilakukan breeding.
kesimpulan dari metode pendulum tersebut adalah :  
  • Jika pendulum bergerak ke satu arah ( kanan dan kiri / maju mundur ) maka burung tersebut adalah burung JANTAN.  
  • Jika pendulum bergerak memutar maka burung tersebut adalah BETINA.

Selamat mencoba

Rabu, 28 Maret 2012

Tekhnik hipnotis untuk burung dan binatang peliharaan

Hipnotis selama ini dikenal hanya ampuh pada makhluk yang bernama manusia saja, tapi tidak lagi karena ternyata tekhnik hipnotis ini juga bisa diterapkan kepada binatang peliharaan semisal Unggas, burung dan kelinci dan bukan tidak mungkin berlaku pada semua jenis binatang lainnya. 
Tekhnik hipnotis ini menggunakan metode ' pengalihan kondisi ' dimana pada saat hewan atau burung terhipnotis, dirinya akan merasa dalam bahaya dan naluri menghindari bahaya itulah yang diterapkan pada otaknya ( pada beberapa hewan serta unggas biasanya akan pura-pura mati begitu mengetahui ada bahaya yang mengancam jiwanya begitu juga yang diterapkan dalam metode hipnotis ini). 
Namun Tekhnik hipnotis ini dilakukan pada burung bukan untuk mengetahui curhatan si burung mengenai pemiliknya seperti acaranya Uya Kuya (^;^) namun bisa juga digunakan untuk pengobatan penyakit pada burung dan sebagainya. 

Berikut cara-cara dan tehnik menghipnotis burung dan hewan lainnya sebagaimana tertulis dalam sebuah artikel di www.pakarhipnotis.com

Hipnotis Pada Ayam atau Burung


Coba Anda pegang leher ayam dengan menekan kelantai atau meja sehingga tubuhnya rata dengan lantai atau meja. Kemudian rentangkan kepalanya menempel di meja atau lantai dalam kondisi tertelungkap sehingga kepala ayam lurus dan paruh ada di ujung. Anda harus menjaga matanya dan jangan sampai tertutup oleh tangan Anda. 
Ingat…!! Lakukan dengan hati – hati tanpa menyakitinya. 
Kemudian ambil pena atau kapur lalu tarik garik lurus sepanjang 10 – 15 cm dimulai dari ujung paruh ke depan (menjauhi kepala), pastikan mata ayam mengikutinya. Pertahankan beberapa saat pegangan Anda, sampai si ayam tertidur. Lepaskan, ayam akan diam saja disitu.
Untuk membangunkannya, jauhkan dari gambar garis tadi dan tepuk punggungnya. Teknik hipnotis ini juga bisa dilakukan pada semua jenis burung dengan teknik hipnotis yang sama pada ayam.

Hipnotis Kelinci.

Baringkan kelinci di punggungnya (menghadap ketas), tekan dengan lembut telinganya secara lurus di lantai/meja. Kemudian dengan tangan satunya anda tarik kaki belakangnya selama beberapa menit. Pertahankan selama 1 menit, maka ia akan terhipnotis. Untuk membangunkan tiup hidungnya dan gulingkan tubuhnya ke samping.

referensi dan sumber : www.pakarhipnotis.com

Rabu, 21 Maret 2012

Mengenal burung Nightingale

Nightingale burung kecil dengan kicauannya yang bervariasi dan sangat merdu ini termasuk kedalam jenis sikatan. 
Di negara asalnya burung ini lebih populer sehingga sering dibuat sajak sajak dalam setiap perayaan besar dan juga cerita - cerita legenda mengenai kemerduan nyanyiannya. Ukuran tubuh nightingale adalah sekitar 16 cm panjangnya dengan warna coklat keputihan pada bagian atas dan bawah dari tubuhnya. Makanan utamanya adalah serangga tetapi juga menyukai buah-buahan kecil yg manis. 
Burung betina bersarang di dalam semak-semak belukar sehingga terlindungi dari beberapa binatang predator dengan jumlah telur sekitar 4 hingga 5 telurnya yang berwarna hijau kebiru-biruan.
Nightingale jantan mempunyai suara yang keras , bervariasi dan bahkan aktif bernyanyi setiap jamnya baik itu Pagi, Siang ataupun pada Malam hari. Memang betul,,Burung ini bernyanyi dengan sangat variatif pada pagi dan siang harinya terlebih saat matahari bersinar tetapi juga burung ini pun berkicau sewaktu hari sudah gelap, itulah sebabnya burung ii dinamakan Nightingale.Nama ini telah populer selama lebih dari 1000 tahun, bahkan namanya diartikan dalam beberapa tulisan dengan sebutan ' Biduanita malam' karena beberapa penulis pada waktu itu mengira burung nightingale yg sering bersuara pada malam harinya adalah dari jenis betina, padahal yg jantanlah yg bersuara baik siang ataupun malam.

Habitat
Burung ini termasuk kedalam jenis burung pemakan serangga yg berimigrasi dan berkembang biak di hutan-hutan dan semak semak di wilayah Eropa dan asia Barat daya, namun tidak ditemukan secara alami di wilayah amerika. Pada musim musim kawin dan berkembang biaknya burung nightingale ini, diperlukan kondisi dimana keadaan iklik atau geografis seperti :
  • Daerah yang memiliki ketinggian kurang dari 400M diatas permukaan laut 
  • Suhu udara pada masa pertumbuhan harus diatas 14 ° C (57 ° F) 
  • Lebih dari 20 hari / tahun di mana suhu melebihi 25 ° C (77 ° F) 
  • Curah hujan tahunan kurang dari 750mm 
  • Indeks kekeringan lebih rendah dari 0,35
    Suara 


    Video


    Kebiasaan, habitat serta kondisi iklim yag berbeda dengan kondisi di negara indonesia ini sangat tidak memungkinkan burung ini di tangkarkan ataupun dipelihara disini. selain itu burung ini termasuk kedalam jenis burung yang dilindungi jadi tidak mungkin membawa burung ini keluar dari negara asalnya.Tetapi jangan dulu berkecil hati, karena biarpun kita tidak bisa memiliki burung ini tapi kita bisa mendengarkan suara burung ini buat memaster burung kicauan kesayangan kita, silahkan download suara nya disini :


    Suara burung nightingale
    Suara burung nightingale 2

    Selasa, 20 Maret 2012

    Hindari dan mengatasi serangan Tomcat

    Serangga tomcat atau disebut pula dengan nama Rove beetle atau kumbang rove atau juga paederus littoralis yang juga memiliki nama daerah semut semai, semut kayap atau charlie di indonesia, nama serangga ini kian populer setelah penyebarannya yang menimbulkan korban di sebuah kota di pulau jawa. Serangga ini masuk dalam kelompok utama dari hewan beruas ( Arthopoda) yang termasuk dalam keluarga besar kumbang (Staphylinidae), Serangga ini  termasuk dalam kelompok Kuno dengan fosil serangga tomcat yang diketahui dari jaman Triassic atau pemusnahan mahluk hidup di bumi, 200 juta tahun lalu.


    Seperti bisa diduga untuk suatu keluarga kumbang yang besar, terdapat variasi besar di antara spesies. Ukuran berkisar antara 1 hingga 35 mm (1,5 inci), dengan sebagian besar di kisaran 2-8 mm, dan bentuk umumnya memanjang, dengan beberapa serangga tomcat yang berbentuk bulat telur. Badannya berwarna kuning gelap di bagian atas, bawah abdomen dan kepala berwarna gelap. Pada antena kumbang biasanya 11 tersegmentasi dan filiform, dengan clubbing moderat dalam beberapa generasi kumbang. Biasanya, kumbang ini terlihat merangkak di kawasan sekeliling dengan menyembunyikan sayapnya dan dalam sekali pandang ia lebih menyerupai semut. Apabila diganggu kumbang ini akan menaikkan bahagian abdomen supaya kelihatan seperti kalajengking untuk menakutkan musuh.
    Serangga ini sebenarnya sudah lama terlihat di sekitar kita namun dalam jumlah yang tidak begitu banyak dan berkembang biak di sekitar wilayah yang dipenuhi oleh tanaman dan area persawahan, memakan wereng yang dianggap sebagai hama oleh petani kita, oleh karena itulah serangga ini secara langsung turut membasmi hama wereng yang menyerang perkebunan dan persawahan di wilayah-wilayah dalam habitatnya.
    Serangga tomcat yang akhir-akhir ini terlihat di kawasan pemukiman dan membuat kepanikan bagi beberapa penduduk sekitarnya serta kehebohan di berbagai media tidak lepas dari meningkatnya jumlah populasi hama wereng serta berubahnya habitat berkembang biak dan mencari pakan mereka menjadi bangunan - bangunan dan perumahan-perumahan.

    Serangga tomcat tidak menyengat ataupun menggigit, serangga ini akan mengeluarkan cairan otomatis bila bersentuhan dengan manusia, lebih gawat lagi tomcat juga akan mengeluarkan cairan racunnya pada benda-benda seperti handuk, baju dan juga benda benda lainnya. Pada jenis tertentu terdapat cairan racun yang diduga lebih kuat dari bisa kobra, Cairan hemolimf atau Toxin ini disebut dengan 'aederin' (C24 H43 O9 N), Begitu kita menyentuh atau secara tak sengaja berbenturan dengan serangga ini maka otomatis akan mengeluarkan carian racunnya, bisa juga dengan cara yang tidak langsung yaitu ketika mengenakan handuk, pakaian ataupun barang-barang yang sebelumnya terkena cairan dari serangga tomcat ini. Pada saat terkena cairan ini begitu kita menggosoknya dengan jari yang kotor akan menyebabkan konjunktivitiv dan penyakit kulit yang parah yang dikenal sebagai 'dematitis linearis', atau ' aederus dermatitis'.



    Pengobatan.
    Jika terkena racun dari serangga ini segeralah dicuci menggunakan sabun, jangan diberi pasta gigi/odol, minyak kayu putih, balsem dan minyak tawon karena hasilnya akan memperparah peradangan. Kulit yang terkena toxin ini akan merah meradang mirip herpes namun dalam pengobatannya tidak sama. Pengobatannya bisa menggunakan antibiotik dan salep, Biasanya menggunakan hydrocortisone 1% atau salep betametason dan antibiotik neomycin sulfat 3x sehari atau salep Acyclovir 5% kesemuanya bisa didapatkan di toko-toko obat atau apotik apotik. 

    Efek terhadap burung kicauan.
    Burung yang kebetulan memakan serangga ini akan terkena racun dan terlihat seperti yang lemas dengan bulu mengembang, tidak diketahui apakah burung yang memakan serangga ini akan mati ataukah burung memiliki kekebalan imunitas terhadap jenis - jenis serangga yang beracun.Namun biasanya beberapa burung memiliki 'alert' terhadap beberapa jenis serangga yang memiliki bisa atau racun.


    Berikut ini adalah 10 tips dari health.kompas.com mengenai cara mengatasi/menghindari serangan serangga tomcat: 
    1. Jika ada menemukan serangga ini, jangan dipencet, agar racun tidak mengenai kulit. Masukkan ke dalam plastik dengan hati-hati, terus buang ke tempat yang aman.
    2. Hindari terkena kumbang ini pada kulit terbuka.
    3. Usahakan pintu tertutup dan bila ada jendela diberi kasa nyamuk untuk mencegah kumbang ini masuk.
    4. Tidur menggunakan kelambu jika memang di daerah anda sedang banyak masalah ini.
    5. Bila serangga banyak sekali, maka dapat juga lampu diberi jaring pelindung untuk mencegah kumbang jatuh ke manusia.
    6. Jangan menggosok kulit dan atau mata bila kumbang ini terkena kulit kita.
    7. Bila kumbang ini berada di kulit kita, singkirkan dengan hati-hati, dengan meniup ataumengunakan kertas untuk mengambil kumbang dengan hati-hati.
    8. Lakukan inspeksi ke dinding dan langit-langit dekat lampu sebelum tidur. Bila menemui, segera dimatikan dengan menyemprotkan racun serangga. Singkirkan dengan tanpa menyentuhnya.
    9. Segera beri air mengalir dan sabun pada kulit yang bersentuhan dengan serangga ini.
    10. Bersihkan lingkungan rumah, terutama tanaman yang tidak terawat yang ada di sekitar rumah yang bisa menjadi tempat kumbang Paederus.

    Referensi ;
    id.wikipedia.org
    kompas
    berbagai sumber

    Sabtu, 25 Februari 2012

    Seputar Burung Pleci

    Burung Pleci Kacamata biasa (Zosterops palpebrosus) adalah nama sejenis burung kecil dari suku Zosteropidae, bangsa Passeriformes (burung petengger). Burung ini merupakan penetap di hutan-hutan terbuka di kawasan Asia tropis, mulai dari India ke timur hingga Cina dan Indonesia. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Oriental White-eye.  Suku burung-burung kacamata (Zosteropidae) mencakup sejumlah burung pengicau (Passeriformes) kecil yang cenderung tersebar di daerah tropika di Dunia Lama (termasuk Australasia). Genus pencirinya adalah Zosterops. Burung-burung anggota suku ini dicirikan dengan lingkaran di sekitar mata berwarna putih (dari sini nama bahasa Inggris white-eye berasal) atau abu-abu.

    Banyak anggotanya yang bersifat endemik di suatu pulau atau kepulauan, seperti jenis yang baru ditemukan tahun 2008 di Kepulauan Togian, Sulawesi Tengah.
    Burung kecil yang lincah, dengan panjang tubuh (dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 10–11 cm. Sisi atas tubuh tertutup bulu-bulu kehijauan atau hijau kekuningan (hijau zaitun), sedangkan sisi bawahnya sedikit bervariasi bergantung rasnya, kecuali leher dan dadanya yang berwarna kuning terang. Sayapnya membundar dan kaki-kakinya kuat.
    Nama-namanya (“kacamata”, white-eye) merujuk pada lingkaran bulu-bulu kecil berwarna putih di sekeliling matanya. Nama marganya berasal dari kata Yunani zosterops, yang berarti ”sabuk mata”. Penampilan anggotanya sangat "biasa", tidak ada ciri mencolok, kecuali adanya segaris lingkaran di sekitar mata. Sayapnya melingkar dan memiliki kaki yang kuat. Warna bulu biasanya hijau kelabu, tetapi ada jenisnya yang memiliki bulu leher dan perut berwarna putih atau kuning.

    burung ini kerap membentuk gerombolan besar yang bergerak bersama di antara tajuk pepohonan; bahkan sering juga bercampur dengan spesies lain. Meskipun utamanya burung kacamata bersifat pemakan serangga, namun ia pun memakan nektar dan aneka jenis buah. Sembari mencari mangsanya di sela-sela dedaunan, burung ini terus bergerak dari satu ranting ke lain ranting, dan kemudian berpindah ke lain pohon yang berdekatan, sambil terus mengeluarkan suara berkeciap tinggi setiap beberapa saat sekali untuk berkomunikasi dengan anggota kelompok yang lainnya.Semua anggotanya senang berkelompok, terbang dalam kawanan.

    Di Jawa, burung ini tercatat bertelur mulai dari Januari hingga Oktober. Telur berjumlah kurang lebih tiga (2–5) butir berwarna biru pucat, diletakkan pada sarang berupa cawan kecil yang khas bentuknya. Sarang ini terbuat dari akar-akaran, tangkai dan tulang daun, dan bahan-bahan tumbuhan lainnya, serta dihiasi dengan lumut. Sarang diletakkan di percabangan ranting atau rumpun bambu, sekitar 2–4 m di atas tanah.

    Di Australia bahkan ada yang menjadi hama di perkebunan anggur karena bertengger di tangkai dan melukai tanaman.


    Tips memilih burung pleci :
    • Postur tubuh panjang dan besar
    • Warna putih yang melingkari matanya terlihat tebal
    • Burung tidak cacat
    • Bentuk paruh terlihat tebal dan panjang
    Perawatan :
    • Jaga kebersihan kandang/sangkar
    • Mandikan pagi/sore dengan cara di semprot atau sediakan cepuk berisi air supaya burung mandi sendiri . Berikan kroto 1/4 sendok/hari
    • Berikan buah buahan seperti pepaya dan pisang
    Perbedaan Betina dan Jantan :
    • Pleci Jantan mempunyai lingkar mata yang lebih tebal dan tajam
    • Pleci Jantan warna hijaunya lebih tajam
    • bisa juga di lihat kloaka/duburnya dengan cara di tiup kalau lebih menonjol berarti burung jantan.
    Tambahan Informasi Ragam Jenis Burung Pleci

    Kajian terhadap data DNA yang terbaru menghasilkan gambaran bahwa marga ini kemungkinan bukan monofiletik.Meski demikian baru sedikit spesies yang telah dipelajari, dengan jenis-jenis dari Kepulauan Mikronesia yang paling banyak dikaji contohnya. Agaknya terdapat dua kelompok garis kekerabatan; kelompok timur yang nampak jelas berbeda dan kelompok barat yang kekerabatannya lebih dekat dengan jenis-jenis Asia Timur. Kekerabatan kelompok yang pertama (kelompok timur) dengan burung-burung marga Rukia masih perlu diteliti lebih lanjut. Juga, jenis kacamata Tanjung Harapan nampak berbeda garis kekerabatannya dengan jenis-jenis selebihnya, namun hal ini belum bisa dipastikan.

    Berikut Jenis Jenis Burung Pleci/Kacamata

    Kacamata-kuning Afrika, Zosterops senegalensis 

    Kacamata Kamerun, Zosterops (senegalensis) stenocricotus
    Kacamata Kirk, Zosterops (senegalensis) kirki
    Kacamata Pemba, Zosterops vaughani


    Kacamata sisi-berangan, Zosterops mayottensis

    Kacamata sisi-berangan Seychelles, Zosterops (mayottensis) semiflava

    punah (akhir abad-19)

    Kacamata tepi-lebar, Zosterops poliogastrus - sebelumnya poliogaster

    Kacamata Kulal, Zosterops (poliogastrus) kulalensis


    Kacamata Taita, Zosterops (poliogastrus) silvanus


    Kacamata Pare selatan, Zosterops (poliogastrus) winifredae

    Kacamata Kikuyu, Zosterops (poliogastrus) kikuyuensis.

    Kacamata dada-putih, Zosterops abyssinicus 

    Kacamata Tanjung Harapan, Zosterops pallidus
    Kacamata Sungai Orange, Zosterops (pallidus) pallidus
     
    Kacamata Madagascar, Zosterops maderaspatanus
    Kacamata Komoro, Zosterops mouroniensis

    Kacamata Sao Tome, Zosterops ficedulinus

    Kacamata Annobon, Zosterops griseovirescens
    Kacamata Mascarene, Zosterops borbonicus
     
    Kacamata-kelabu Réunion, Zosterops (borbonicus) borbonicus
    Kacamata-kelabu Mauritius, Zosterops (borbonicus) mauritianus
    Kacamata Reunion, Zosterops olivaceus
     
    Kacamata-zaitun Mauritius, Zosterops chloronothos
    Kacamata Seychelles, Zosterops modestus

    Kacamata Sri Lanka, Zosterops ceylonensis

    Kacamata paha-berangan, Zosterops erythropleurus

    Kacamata biasa, Zosterops palpebrosus
     
     
    Kacamata Jepang, Zosterops japonicus

    Kacamata dataran-rendah, Zosterops meyeni

    Kacamata Enggano, Zosterops salvadorii

    Bridled White-eye, Zosterops conspicillatu

    Kacamata Guam, Zosterops (conspicillatus) conspicillatus – punah (1983)
    Kacamata Rota, Zosterops rotensis – baru-baru ini dipisahkan dari Z. conspicillatus
    Kacamata polos, Zosterops hypolais

    Kacamata Kepulauan Caroline, Zosterops semperi 
    Kacamata topi-hitam, Zosterops atricapilla - sebelumnya atricapillus 

    Kacamata belukar, Zosterops everetti
    Kacamata kekuningan, Zosterops nigrorum
    Kacamata gunung, Zosterops montanus

    Kacamata Pulau Christmas, Zosterops natalis

    Kacamata Jawa, Zosterops flavus

    Kacamata laut, Zosterops chloris

    Kacamata limau, Zosterops citrinella - sebelumnya citrinellus

    Kacamata Kai, Zosterops grayi
    Kacamata Tual, Zosterops uropygialis

    Kacamata Sulawesi, Zosterops consobrinorum

    Kacamata Makasar, Zosterops anomalus
    Kacamata Wallacea, Zosterops wallacei

    Kacamata dahi-hitam, Zosterops atrifrons
    Kacamata Sangihe, Zosterops nehrkorni

    Opior dwiwarna (kacamata Seram), Zosterops stalkeri
     terkadang dimasukkan ke dalam genus Tephrozosterops

    Kacamata Halmahera, Zosterops atriceps

    Kacamata kecil, Zosterops minor

    Kacamata Tagula, Zosterops meeki
    Kacamata kepala-hitam, Zosterops hypoxanthus
    Kacamata Biak, Zosterops mysorensis

    Kacamata Arfak, Zosterops fuscicapilla
     
    Kacamata Buru, Zosterops buruensis
    Kacamata Ambon, Zosterops kuehni
    Kacamata Papua, Zosterops novaeguineae
    Kacamata-kuning Australia, Zosterops luteus

    Kacamata pulau, Zosterops griseotinctus
    Kacamata Rennell, Zosterops rennellianus
    Kacamata belang, Zosterops vellalavella
    Kacamata Ranongga, Zosterops splendidus
    Kacamata Ghizo, Zosterops luteirostris
    Kacamata Solomon, Zosterops kulambangrae
    Kacamata Murphy, Zosterops murphyi
    Kacamata tenggorokan-kuning, Zosterops metcalfii

    Kacamata tenggorokan-kelabu, Zosterops rendovae
    Kacamata Malaita, Zosterops stresemanni
    Kacamata Santa Cruz, Zosterops santaecrucisSilvereye, Zosterops lateralis

    Lord Howe Silvereye, Zosterops (lateralis) tephropleurus

    Lord Howe White-eye, Zosterops strenuus - sebelumnya strenua; punah (lk. 1918) 

    Kacamata paruh-ramping, Zosterops tenuirostris
    Kacamata leher-putih, Zosterops albogularis

    Kacamata Lifou besar, Zosterops inornatus
    Layard's White-eye, Zosterops explorator

    Kacamata dahi-kuning, Zosterops flavifrons

    Kacamata punggung-hijau, Zosterops xanthochroa 

    Kacamata Lifou kecil, Zosterops minutus


    Kacamata Samoa, Zosterops samoensis
     
    Dusky White-eye, Zosterops finschii
    Kacamata kecoklatan, Zosterops cinereus

    suara :

    Kacamata-zaitun Yap, Zosterops oleagineus

    terkadang ditempatkan dalam marga Rukia (R. oleaginea)
    suara : 
    Kacamata Togian, Zosterops somadikartai 
     
    Burung ini termasuk jenis baru yang diidentifikasi di daerah sulawesi tahun 2008.
    Suara : 

    sumber ; berbagai sumber, wikipedia,orientalbirdimage