PRINCIPLES OF POND FISH CULTURE
1. Fish are dependent for food directly or indirectly on plants.
2. The weight of fish which can be produced in natural waters is dependent upon the ability of the water to raise the plants. We could increase production by adding plant organic matter produced elsewhere.
3. The ability of water to produce plants is dependent upon sunshine, temperature, CO2, Mineral from soil or rocks, nitrogen (NO3- and NH4-) , O2 and water.
4. The Natural fertility of the water is dependent on the fertility of the soil in pond bottom and watershed.
5. Fertlity of water can be increased by adding inorganic fertilizers.
6. After adding all essential minerals and all available nitrogen, the next limiting factor is CO2. This compound can be increased by adding organic matter followed by liming (Ca, Mg).
7. The next limiting factor in fish production, after mineral and CO2 are provided, is oxygen demand of all living and dead organisms in the water. This can be supplied by running water rich in oxygen or pumping water from the bottom and aerate it. If oxygen in the water falls below 1.0 ppm, fish die. One ppm oxygen is enough for fish in resting condition, but for active fish, 3.0 ppm is needed.
8. Microscopic plants (planktonic algae) are the principal food producing plants for fishes.
9. Microscopic plants are the most desirable, because : (a) short life cycle, (b) mobility, (c) more nutritious, and (d) small size.
10. Rooted plants are less desirable, because: (a) long life, (b) immobility, (c) less nutritious, (d) large size, and (e) shading effect.
11. a. The more fertile the water the heavier the plankton concetration becomes, the more shallow becomes light penetration and photosynthesis. b. Heavy plankton concetration in top water causes shallow stratification and low oxygen or none in deeper water. Strong wind, or heavy cold rain causes overtum, causing trouble to the fish. Water with no oxygen spread too fast and could kill the fish. Heavy plankton can be killed by the use of CuSO4. Light can penetrate deeper, so does the production of oxygen. c. the deeper the fertile lake or pond (heavy plankton) the higher the precentage of the total volume of water deficient of oxygen during period of stratification.
12. Rooted plants are desitable, in part, in waters of low fertility, because : (1) Oxygenate deep water as far down and light penetrates, (2) draw nutrients from pond bottom soil, (3) prevent marginal erosion, (4) provide surface for food organisms, and (5) provide food for fish derectly or indirectly.
13. The longer the food chain from plant to fish the lower the production of fish obtained. The conversion rate from: Plant to fish = 5 – 10 Plant to insect = 5 – 10 Insect to fish = 3 – 10 fish to fish = 2 – 5
14. At a given level of fertility the fish production is constant for a particular species and a certain rate of stocking. The total pound/acre is dependent upon the number of fish present and the size harvested. Small fish produce high number of lbs/acre, and large ones produce small number of lbs/acre.
15. For short period of time we can regulate number ( and final size) by the number stocked. This can be done by frequent draining before the fish are old enough to spawn. For non spawner there would be no difficulity. Mortality rate can be up to 20 percent a year.
16. For long period of time the number of fish and sizes must be controlled by biological methods such as: 1. Repression - prevents reproduction, e.g. carp. 2. Predation - method of controlling the number of young fish. 3. Starvation - this could lead to weakning of fish, thus vulnerable to disease and parasites. 4. Limited spawing area
17. The greatest total weight to any one forage species (for short periode of time for piscivorous fish) can be produced in waters containing only that species.
18. The greatest total weight of fish can be produced by combination of forage fish differing in feeding habits.
19. The presence of piscivorous species decreases the total weight or fish, decreases the number of fish, but increases the average size.
20. The rate of feeding required to maintain a fish is less than the rate required for growth.
21. The amount of food required to maintain one-pound fish for one year is equal to the feed required to raise the fish to one pound.
22. A population of fish at a given level of food abundance will tend to expand until harvestable food equals the amount required for maintenance.
23. Feeding at maintenance is uneconomical for extended periods. Feeding to satiety is uneconomical too. Econimical feeding rate varies with the size of fish.
24. Economical feeding rate per acre is limited by the eficiency of the ecological system in waste disposal and reoxygenation.
25. High quality feeds must contain in proper proportion; protein for building fish flesh carbohydrate and fat for energy, minerals for contruction and regulation, and vitamins for regulation of life processes.
26. Quality of feed influences (a) the amount of waste, (b) health of fish, and (c) rate of growth.
27. By increasing feeding rate the stocking rate of fish can be increased. This could increase the incidence of parasites and diseases.
28. Within limits regulation of feeding rates can replace predation in obtaining a high percentage of harvestable fish.
29. Rates of growth of fish vary widely and are dependent upon : (a) their ability to grow, (b) the quality of feed, (c) space – waste disposal system, (d) temperature, (e) the amount of feed per individual.
30. Minimum age at spawning is dependent upon rate of growth.
H.S. SWINGLE Auburn University
Tampilkan postingan dengan label CABANG BUDIDAYA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label CABANG BUDIDAYA. Tampilkan semua postingan
Rabu, 08 Februari 2012
Rabu, 08 Desember 2010
Budidaya Ikan Di Danau Padang Golf
Budidaya Ikan Di Danau Padang Golf
Dalam rangka mengejar target produksi 353 % pada tahun 2015 nanti, Direktorat jenderal perikanan Budidaya tidak main-main dalam memajukan budidaya ikan. Segala bentuk lahan yang sekiranya dapat dijadikan untuk budidaya ikan, akan dijadikan lahan untuk perikanan budidaya.
Belum lama ini, DJPB telah berupaya melakukan terobosan dengan melakukan budidaya ikan nila dan ikan patin di lahan danau padang golf Markas Besar Tentara Indonesia, Cilangkap jakarta.
Dalam satu kesempatan, Sekretaris Direktorat Jenderal, Ir. Syamsuddin, menawarkan untuk melakukan restocking (penebaran benih ikan air tawar) di sebuah danau yang biasa dilewati ketika bermain golf. Ide ini tidak datang dengan sendirinya, namun dari banyak pertemuan dalam berolah raga golf.
Bahwa kepekaan para Pejabat lingkup Direktorat jenderal perikanan pada lingkungan untuk dijadikan lahan dalam budidaya membuat DJPB berkeyakinan, bahwa potensi lahan yang ada di sekitar dapat dijadikann lahan untuk membudidayakan ikan.
Pada tanggal 19 September 2010, sehabis main golf, Sesditjen Perikanan Budidaya, Ir. Syamsuddin dan dampingi pejabat eselon III diterima Letkol Infantri Drs. Eko Nusantara, Mewakili Kepala Padang Golf Mabes Tentara Nasional Indonesia. Melakukan restocking di danau sekitar Lapangan golf.
Jenis komoditas yang ditebar di danau Adapun jenis ikan yang ditebar adalaah Ikan Nila sebanyak 7500 (tujuh ribu lima ratus ribu) benih ikan nila ukuran 5-8 cm, dan sebanyak 7500 (tujuh ribu lima ratus) ikan lele ukuran 5-7 cm). Dalam tiga bulan mendatang hasil restocking ini dapat dipanen.
Letkol Infantri Drs. Eko Nusantara, Mewakili Kepala Padang Golf Mabes Tentara Nasional Indonesia sangat senang dan antuasi dalam acara ini. Menurut beliau tidak menutup kemungkinan di masa mendatang lahan danau ini dimanfaatkan untuk budidaya ikan.
Sementara itu Sisditjenkan Budidaya, Ir. Syamsuddin mengungkapkan di Jabotabek ada sekitar 33 danau serupa, dan dimungkinkan untuk ditebar benih ikan nila, patin dan lele. “restocking di Danau Padang Golf Mabes Ini baru penjajakan. Di masa mendatang kita akan juga menebar benih ikan air tawar lainnya”.
Sesditjenkan Budidaya memproyeksikan, bila ke 33 danau ditebar ikan masing-masing danau di 1 juta ekor. Dalam waktu hanya tiga bulan dapat menghasilkan tak kurang dari 33 juta ton ikan. “katakan ikannya yang hidup hanya 50%. Berarti tak kurang dari 15 juta ton bisa dipanen” ungkap Sesditjen optimis.
Sesditjenkan Budidaya, sedang menebar ikan di Danau PAdang Golf
sumber : http://www.perikanan-budidaya.dkp.go.id
Dalam rangka mengejar target produksi 353 % pada tahun 2015 nanti, Direktorat jenderal perikanan Budidaya tidak main-main dalam memajukan budidaya ikan. Segala bentuk lahan yang sekiranya dapat dijadikan untuk budidaya ikan, akan dijadikan lahan untuk perikanan budidaya.
Belum lama ini, DJPB telah berupaya melakukan terobosan dengan melakukan budidaya ikan nila dan ikan patin di lahan danau padang golf Markas Besar Tentara Indonesia, Cilangkap jakarta.
Dalam satu kesempatan, Sekretaris Direktorat Jenderal, Ir. Syamsuddin, menawarkan untuk melakukan restocking (penebaran benih ikan air tawar) di sebuah danau yang biasa dilewati ketika bermain golf. Ide ini tidak datang dengan sendirinya, namun dari banyak pertemuan dalam berolah raga golf.
Bahwa kepekaan para Pejabat lingkup Direktorat jenderal perikanan pada lingkungan untuk dijadikan lahan dalam budidaya membuat DJPB berkeyakinan, bahwa potensi lahan yang ada di sekitar dapat dijadikann lahan untuk membudidayakan ikan.
Pada tanggal 19 September 2010, sehabis main golf, Sesditjen Perikanan Budidaya, Ir. Syamsuddin dan dampingi pejabat eselon III diterima Letkol Infantri Drs. Eko Nusantara, Mewakili Kepala Padang Golf Mabes Tentara Nasional Indonesia. Melakukan restocking di danau sekitar Lapangan golf.
Jenis komoditas yang ditebar di danau Adapun jenis ikan yang ditebar adalaah Ikan Nila sebanyak 7500 (tujuh ribu lima ratus ribu) benih ikan nila ukuran 5-8 cm, dan sebanyak 7500 (tujuh ribu lima ratus) ikan lele ukuran 5-7 cm). Dalam tiga bulan mendatang hasil restocking ini dapat dipanen.
Letkol Infantri Drs. Eko Nusantara, Mewakili Kepala Padang Golf Mabes Tentara Nasional Indonesia sangat senang dan antuasi dalam acara ini. Menurut beliau tidak menutup kemungkinan di masa mendatang lahan danau ini dimanfaatkan untuk budidaya ikan.
Sementara itu Sisditjenkan Budidaya, Ir. Syamsuddin mengungkapkan di Jabotabek ada sekitar 33 danau serupa, dan dimungkinkan untuk ditebar benih ikan nila, patin dan lele. “restocking di Danau Padang Golf Mabes Ini baru penjajakan. Di masa mendatang kita akan juga menebar benih ikan air tawar lainnya”.
Sesditjenkan Budidaya memproyeksikan, bila ke 33 danau ditebar ikan masing-masing danau di 1 juta ekor. Dalam waktu hanya tiga bulan dapat menghasilkan tak kurang dari 33 juta ton ikan. “katakan ikannya yang hidup hanya 50%. Berarti tak kurang dari 15 juta ton bisa dipanen” ungkap Sesditjen optimis.
Sesditjenkan Budidaya, sedang menebar ikan di Danau PAdang Golf
sumber : http://www.perikanan-budidaya.dkp.go.id
Selasa, 15 Juni 2010
Kiat Sukses Minapadi
Kiat Sukses Minapadi
Menjalankan usaha minapadi ini tidak terlalu rumit, asalkan kita memiliki kiat yang tepat sehingga dua komoditi ini memberi untuk berlipat. Ada beberapa kunci keberhasilan diantaranya, ketetapan memilih jenis padi yang cocok untuk minapadi, penerapan teknologi budidaya padi dan ikan yang sesuai sehingga mampu memberi untung.
1. Padi yang cocok untuk sistem minapadi adalah yang mempunyai karakteristik sebagai berikut :
* Pengakaran dalam, agar padi yang ditanam tidak mudah roboh sehingga menghambat pergerakan ikan.
* Cepat beranak (bertunas), untuk menghindari keterlambatan pertumbuhan tunas akibat genangan air.
* Batang kuat dan tidak mudah reba, untuk menghindari pertumbuhan batang yang lemah akibat serapan air ketanaman yang cukup tinggi.
* Tahan genangan pada awal pertumbuhan
* Daun tegak untuk memperbanyak sinar matahari yang dapat diterima oleh permukaan daun, sehingga proses fotosintesis lebih baik dan pertumbuhan padi akan meningkat.
* Tahan hama dan penyakit.
2. Perhatikan teknik pembuatan parit (caren)
Pada berfungsi sebagai tempat penampungan air pada saat berlangsung pemeliharaan ikan. Parit dibuat sebelum pengolahan tanah terakhir (perataan tanah) fungsi parit adalah :
* Melindungi ikan dari kekeringan pada saat terjadi kebocoran ;
* Memudahkan panen ikan ;
* Tempat memberi makan ikan ;
* Memudahkan ikan bergerak keseluruh petakan.
3. Pemilihan Benih Ikan
Kondisi perairan pada lahan sawah mengandung resiko ekologis yang tinggi bagi usaha budidaya ikan yaitu fluktuasi pasok dan mutu air. Sehingga pada kegiatan ini perlu dilakukan pemilihan benih yang unggul yaitu tahan terhadap goncangan lingkungan dan penyakit.
4. Sistem Tanam Padi
Padi yang ditanam dengan model mina padi ada dua cara, yaitu : sistem tanam pindah biasa dan sistem tanam pindah legowo.
1. sistem tanam pindah biasa
* Jarak tanam 25 x 25 cm
* Jumlah bibit 2 - 3 batang per rumpun
2. sistem tanam pindah legowo
* Tanam pindah sistem legowo 2 : , artinya dua baris ditanami dan dua baris kosong secara berselang - selang ;
* Ruang terbuka 50% dari total luas pertanaman ;
* Jarak tanam 25 x 25 cm.
5. Penebaran Benih Ikan
Penebaran benih ikan dilakukan 30 hari setelah penanaman padi dengan tujuan untuk menghindari obat-obatan atau pupuk. Padat penebaran yang dilakukan di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLPUPPB) Karawang pada umumnya 100 ekor/m2.
6. Pemeliharaan
Lama pemeliharaan ikan pada sistem minapadi tergantung pada ukuran benih ddan besarnya ikan yang akan dipanen. Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang melakukan kegiatan budidaya ikan (Pendederan) nila atau ikan mas selama 40 - 60 hari masa pemeliharaan. Selama masa pemeliharaan ikan, ketersediaan pakan alami diupayakan selalu tersedia, oleh karena itu upaya penyuburan sawah dengan pupuk organik dapat dilakukan. Selain mengandalkan pakan alami pada masa pemeliharaan ikan ini juga dilakukan pemberian pakan buatan.
Pemeliharaan padi dilakukan dengan beberapa kegiatan, diantaranya penyiangan, penyulaman tanaman padi yang mati dengan cara menyulam dari bibit yang telah disediakan/dicadangkan, serta pemupukan.
7. Panen Ikan
Panen ikan dilakukan setelah mencapai umur pemeliharaan ikan untuk memudahkan panen, keluarkan air dari pelataran sawah secara berangsur-angsur hingga air tersisa pada parit/caren. Setelah ikan berkumpul di saluran keliling/caren, selanjutnya ikan ditangkap dan dimasukkan kedalam tampungan.
Pemanenan padi pada sistem mina padi sama seperti permanenan pada penanaman monokultur. Permanenan padi dilakukan setelah gabah masak merata dengan menggunakan sabit bergerigi untuk mengurangi rontoknya bulir padi sawah.
Keragaan hasil Padi dan Ikan pada Budidaya Minapadi
No Uraian
Produksi
Harga (Rp)
Jumlah
1 Produksi gabah (kg/Ha)
4400 kg
2800
12.320.000
2 Produksi Ikan
720 kg 15000
10.800.000
Jumlah 23.120.000
Sumber : Majalah Demersal Edisi Mei 2010
Menjalankan usaha minapadi ini tidak terlalu rumit, asalkan kita memiliki kiat yang tepat sehingga dua komoditi ini memberi untuk berlipat. Ada beberapa kunci keberhasilan diantaranya, ketetapan memilih jenis padi yang cocok untuk minapadi, penerapan teknologi budidaya padi dan ikan yang sesuai sehingga mampu memberi untung.
1. Padi yang cocok untuk sistem minapadi adalah yang mempunyai karakteristik sebagai berikut :
* Pengakaran dalam, agar padi yang ditanam tidak mudah roboh sehingga menghambat pergerakan ikan.
* Cepat beranak (bertunas), untuk menghindari keterlambatan pertumbuhan tunas akibat genangan air.
* Batang kuat dan tidak mudah reba, untuk menghindari pertumbuhan batang yang lemah akibat serapan air ketanaman yang cukup tinggi.
* Tahan genangan pada awal pertumbuhan
* Daun tegak untuk memperbanyak sinar matahari yang dapat diterima oleh permukaan daun, sehingga proses fotosintesis lebih baik dan pertumbuhan padi akan meningkat.
* Tahan hama dan penyakit.
2. Perhatikan teknik pembuatan parit (caren)
Pada berfungsi sebagai tempat penampungan air pada saat berlangsung pemeliharaan ikan. Parit dibuat sebelum pengolahan tanah terakhir (perataan tanah) fungsi parit adalah :
* Melindungi ikan dari kekeringan pada saat terjadi kebocoran ;
* Memudahkan panen ikan ;
* Tempat memberi makan ikan ;
* Memudahkan ikan bergerak keseluruh petakan.
3. Pemilihan Benih Ikan
Kondisi perairan pada lahan sawah mengandung resiko ekologis yang tinggi bagi usaha budidaya ikan yaitu fluktuasi pasok dan mutu air. Sehingga pada kegiatan ini perlu dilakukan pemilihan benih yang unggul yaitu tahan terhadap goncangan lingkungan dan penyakit.
4. Sistem Tanam Padi
Padi yang ditanam dengan model mina padi ada dua cara, yaitu : sistem tanam pindah biasa dan sistem tanam pindah legowo.
1. sistem tanam pindah biasa
* Jarak tanam 25 x 25 cm
* Jumlah bibit 2 - 3 batang per rumpun
2. sistem tanam pindah legowo
* Tanam pindah sistem legowo 2 : , artinya dua baris ditanami dan dua baris kosong secara berselang - selang ;
* Ruang terbuka 50% dari total luas pertanaman ;
* Jarak tanam 25 x 25 cm.
5. Penebaran Benih Ikan
Penebaran benih ikan dilakukan 30 hari setelah penanaman padi dengan tujuan untuk menghindari obat-obatan atau pupuk. Padat penebaran yang dilakukan di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLPUPPB) Karawang pada umumnya 100 ekor/m2.
6. Pemeliharaan
Lama pemeliharaan ikan pada sistem minapadi tergantung pada ukuran benih ddan besarnya ikan yang akan dipanen. Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang melakukan kegiatan budidaya ikan (Pendederan) nila atau ikan mas selama 40 - 60 hari masa pemeliharaan. Selama masa pemeliharaan ikan, ketersediaan pakan alami diupayakan selalu tersedia, oleh karena itu upaya penyuburan sawah dengan pupuk organik dapat dilakukan. Selain mengandalkan pakan alami pada masa pemeliharaan ikan ini juga dilakukan pemberian pakan buatan.
Pemeliharaan padi dilakukan dengan beberapa kegiatan, diantaranya penyiangan, penyulaman tanaman padi yang mati dengan cara menyulam dari bibit yang telah disediakan/dicadangkan, serta pemupukan.
7. Panen Ikan
Panen ikan dilakukan setelah mencapai umur pemeliharaan ikan untuk memudahkan panen, keluarkan air dari pelataran sawah secara berangsur-angsur hingga air tersisa pada parit/caren. Setelah ikan berkumpul di saluran keliling/caren, selanjutnya ikan ditangkap dan dimasukkan kedalam tampungan.
Pemanenan padi pada sistem mina padi sama seperti permanenan pada penanaman monokultur. Permanenan padi dilakukan setelah gabah masak merata dengan menggunakan sabit bergerigi untuk mengurangi rontoknya bulir padi sawah.
Keragaan hasil Padi dan Ikan pada Budidaya Minapadi
No Uraian
Produksi
Harga (Rp)
Jumlah
1 Produksi gabah (kg/Ha)
4400 kg
2800
12.320.000
2 Produksi Ikan
720 kg 15000
10.800.000
Jumlah 23.120.000
Sumber : Majalah Demersal Edisi Mei 2010
Jumat, 26 Februari 2010
memelihara ikan bersama padi (mina padi)

memelihara ikan bersama padi (mina padi)
pemeliharaan ikan sekarang tidak hanya dilakukan pada kolam tetapi kita bisa memelihara ikan bersama padi atau yang sering kita sebut minapadi, mina padi merupakan suatu jenis cabang usaha budidaya ikan yang bisa memberikan konstribusi terhadap jumlah produksi ikan di negara kita. Jenis ikan yang sering dibudidayakan pada minapadi yaitu : ikan mas, nila, nilem, tawes, tambakan.
kegiatan usaha budidaya pada minapadi ini terbanyak pada kegiatan pemeliharaan benih. Ukuran benih biasanya cocok diberikan dengan pakan alami, dan di sawah banyak terkandung pakan alami, baik fithoplankton atau zooplankton.
kegiatan budidaya mina padi mempunyai dua keuntungan, pertama kita bisa memanen padi dan kedua kita bisa memanen ikan.
kelemahan yang sering terjadi pada usaha budidaya ikan bersama padi yaitu, sering terjadi serangan hama predator seperti lingsang, ular ataupun biawak. untuk mengatasi hama predator ini maka disekitar keliling sawah kita perlu memasang pagar pengaman khususnya pada titik-titik rawan.
Sabtu, 26 Desember 2009
Wadah Pemeliharaan di Karamba jaring Apung
Wadah Pemeliharaan di Karamba jaring Apung
a. Kerangka
1. Bahan: kayu tahan air, bambu atau besi yang dicat anti karat
2. Ukuran: 7 x 7 m2
3. Bentuk empat, persegi.
b. Pelampung
1. Bahan: Styrofoam, drum plastik
2. Bentuk silindris
3. Ukuran: volume 120 liter
4. Jumlah: minimal 8 buah/unit rakit
c. Tali jangkar
1. Bahan: polietilena (PE)
2. Panjang: 1,5 kali kedalaman perairan maksimal
3. jumlah: 4 utas/unit jaring apung
4. Diameter: minimal 1,5 cm
d. jangkar
1. Bahan: besi, blok beton, batu
2. Bentuk jangkar, segi empat
3. Berat: 40 kilogram/buah
4. Jumlah: 4 buah/unit jaring apung
e. jaring
1. Bahan: polietilena, PE 210 D/ 18
2. Ukuran mata jaring: 1 inci
3. Warna: hijau, hitam
4. Ukuran jaring: 7 x 7 x 3,5 m3
f. Waring
1. Bahan: nilon
2. Ukuran mata. waring: 1 cm
3. Warna: hijau, hitam
4. Ukuran waring: 3 x 3 x 1,5 m3
sumber : Khairul Amri, S.Pi. M.Si dan Khairuman, S.P. Agromedia Pustaka, 2008
a. Kerangka
1. Bahan: kayu tahan air, bambu atau besi yang dicat anti karat
2. Ukuran: 7 x 7 m2
3. Bentuk empat, persegi.
b. Pelampung
1. Bahan: Styrofoam, drum plastik
2. Bentuk silindris
3. Ukuran: volume 120 liter
4. Jumlah: minimal 8 buah/unit rakit
c. Tali jangkar
1. Bahan: polietilena (PE)
2. Panjang: 1,5 kali kedalaman perairan maksimal
3. jumlah: 4 utas/unit jaring apung
4. Diameter: minimal 1,5 cm
d. jangkar
1. Bahan: besi, blok beton, batu
2. Bentuk jangkar, segi empat
3. Berat: 40 kilogram/buah
4. Jumlah: 4 buah/unit jaring apung
e. jaring
1. Bahan: polietilena, PE 210 D/ 18
2. Ukuran mata jaring: 1 inci
3. Warna: hijau, hitam
4. Ukuran jaring: 7 x 7 x 3,5 m3
f. Waring
1. Bahan: nilon
2. Ukuran mata. waring: 1 cm
3. Warna: hijau, hitam
4. Ukuran waring: 3 x 3 x 1,5 m3
sumber : Khairul Amri, S.Pi. M.Si dan Khairuman, S.P. Agromedia Pustaka, 2008
Rabu, 26 November 2008
mina padi
Mina Rice
Mina, rice is an activity of the fish in the rice fields. The principles are maintaining fish with rice. Land (paddy field) for the maintenance of fish in Mina rice paddy fields with different in general, made of rice fields in such a way that they make a decent living fish in the rice fields. In the land rice fields for the maintenance of the fish made a kamalir made in the swimming pool or made in the function for the maintenance of the fish.
The type of fish that are suitable to be cultivated in Mina rice are the type of fish fingerlings, indigo, tawes, nilem, mujaer, gurame, tambakan, generally the size of the fish that is kept for the good seed size, therefore, maintenance of fish in paddy fields suitable to the maintenance of the seeds.
Fish that are kept in a rice field to the size of seeds is very good because many rice fields in the natural food that is produced can directly help the growth of fish.
In addition to the natural fish feed should also be given feed made in the form of bran or Pellet. In order to achieve the optimum growth.
Jumat, 12 September 2008
budidaya ikan di keramba jaring apung ( KJA)
budidaya ikan di karamba jaring apung
pendahuluan
pemanfaatan sumberdaya perairan umum
danau, waduk, situ, bendungan pengendali, bekas galian pasir.
KJA : pembesaran ikan pada wadah budidaya yang diapungkan di permukaan air, dimana semua bagian sisinya diselubungi material jaring sehingga memungkinkan terjadinya sirkulasi.
metode intensif :
- benih unggul
- pakan
- pengelolaan
Pemilihan lokasi :
Kategori I
1. Luas dan dalam ( > 10 m )
2. Terlindung angin dan gelombang
3. Jauh dari pusat kegiatan
Kategori II :
1.Bebas dari pencemaran
2. suhu optimal 25 - 27 derajat Celcius
3. kecerahan 45 cm
4. DO 3 ppm
5. pH 6,8 - 8,5
6. bebas dari blooming tumbuhan air
7. Bebas dari pengaruh parasit dan penyakit
8. mempunyai sirkulasi air yang baik.
Kategori III.
1. Aspek perizinan
2. Aksebilitas
3. Keamanan terjamin
4. Pemasaran Mudah
pendahuluan
pemanfaatan sumberdaya perairan umum
danau, waduk, situ, bendungan pengendali, bekas galian pasir.
KJA : pembesaran ikan pada wadah budidaya yang diapungkan di permukaan air, dimana semua bagian sisinya diselubungi material jaring sehingga memungkinkan terjadinya sirkulasi.
metode intensif :
- benih unggul
- pakan
- pengelolaan
Pemilihan lokasi :
Kategori I
1. Luas dan dalam ( > 10 m )
2. Terlindung angin dan gelombang
3. Jauh dari pusat kegiatan
Kategori II :
1.Bebas dari pencemaran
2. suhu optimal 25 - 27 derajat Celcius
3. kecerahan 45 cm
4. DO 3 ppm
5. pH 6,8 - 8,5
6. bebas dari blooming tumbuhan air
7. Bebas dari pengaruh parasit dan penyakit
8. mempunyai sirkulasi air yang baik.
Kategori III.
1. Aspek perizinan
2. Aksebilitas
3. Keamanan terjamin
4. Pemasaran Mudah
Langganan:
Postingan (Atom)