Tampilkan postingan dengan label info perikanan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label info perikanan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 16 Juni 2012

Ganggang Coklat Indonesia Mampu Obati Tumor

Ganggang Coklat Indonesia Mampu Obati Tumor PDF Print E-mail
Baru–baru ini, Balai Besar Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi (BBRP2B) Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) mengumumkan hasil penelitian terbarunya. Spesies ganggang coklat yakni Turbinaria decurrens yang hidup di Indonesia dinilai mampu membunuh sel tumor mulut rahim. 
 
Penelitian yang menyatakan bahwa ganggang atau rumput laut dapat mengobati kanker bukan pertama kalinya. Sebelumnya, ganggang merah jenis Rhodymenia palmata dan ganggang hijau jenis Ulva fasciata juga dilaporkan bisa membunuh sel tumor payudara.
 
Menurut salah satu peneliti riset tersebut, Nurrahmi Dewi Fajarningsih, rumput laut kaya akan senyawa flavonoids yang mempunyai efek sebagai antitumor. Ia berharap dengan riset tersebut pemanfaatan ganggang harus diperluas.“Pemanfaatan ganggang sebaiknya tidak sebatas sumber karigin saja, tetapi bisa menjadi sumber daya alam hayati bahan baku obat-obatan,” ungkapnya.
 
Sementara itu, Kepala Badan Litbang Kementerian Kelautan dan Perikanan, Rizald M. Rompas menambahkan, bila Indonesia berhasil menciptakan industri obat-obatan berbasis rumput laut, maka hasilnya bisa mencapai lima hingga enam kali lebih besar daripada nilai hasil budidaya ikan di Indonesia setahun.


sumber : www.kkp.go.id

Sabtu, 09 Juni 2012

Ikan Air Tawar Pilihan Baru Petani

Ikan Air Tawar Pilihan Baru Petani PDF Print E-mail
Budidaya perikanan air tawar di pinggir Sungai Komering, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, kian menggeliat selama empat tahun terakhir ini. Meski belum maksimal, usaha yang menggunakan sistem keramba tersebut telah menjadi penopang ekonomi masyarakat setempat.

Memasuki Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan (Sumsel), karamba (sangkar ikan dalam bahasa lokal) tampak berjajar di sepanjang Sungai Komering. Di Desa Jejawi, Kecamatan Jejawi, tepian sungai itu juga diwarnai kesibukan pembuatan karamba-karamba baru.
Salah seorang warga, Damiri (57), Senin (6/2), membuat karamba dari kayu, bambu, dan jaring berukuran 7,8 meter kubik. Ia telah menyiapkan modal Rp 2,5 juta untuk memelihara 3.000 ikan patin dalam karamba. Seumur hidup tinggal di tepi Sungai Komering, baru kali ini petani itu mencoba karamba. Jono (46), guru SD yang juga tinggal di Desa Jejawi, pun baru saja memasukkan tiga karamba baru ke Sungai Komering. Ia menyiapkan modal Rp 10 juta.
Di Kecamatan Jejawi, puluhan warga yang sebelumnya tak membudidaya ikan mulai membuat karamba. Geliat ini sejak tahun 2011. Pemicunya, antara lain, pengucuran bantuan Program Pengembangan Akuakultur Berkelanjutan untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Pengurangan Kemiskinan (Safver) bagi pembudidaya ikan. Bantuan ini disalurkan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) mulai 2009. Penerima bantuan harus sudah berpengelaman membudidayakan ikan, setidaknya mempunyai satu karamba.
Anwar Amin (52), Ketua Kelompok Bunga Desa, Kecamatan Jejawi, mengatakan, bantuan yang disalurkan lewat kelompok pembudidaya ikan itu, di antaranya, 3.000 benih ikan patin dan pakan 450 kilogram (kg). Warga praktis tak keluar modal untuk satu musim pemeliharaan untuk satu karamba. ”Banyak orang di sini membuat karamba. Sebagian anggota kelompok saya juga mulai buat tahun 2011,” ujarnya saat berjaga di dangau di tengah karamba-karamba milik kelompoknya.
Kabupaten OKI dikenal sebagai penghasil patin, nila, dan baung. Produksi ikan hasil budidaya itu terus bertambah. Tahun 2010, produksi mencapai 32.683,3 ton, meningkat dari 2006 sebanyak 26.312,1 ton.
Berdasarkan data Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten OKI tahun 2002, terdapat 27.778 rumah tangga pembudidaya ikan di daerah itu. Tahun 2010, terdata 8.138 karamba yang digunakan untuk budidaya patin, nila, dan baung. Jumlah ini terus berkembang. Di Kelompok Bunga Desa, misalnya, dari 15 karamba pada tahun 2011 menjadi 30 unit tahun 2012.
Satu karamba diisi 3.000 benih patin yang dipelihara selama tujuh bulan dengan hasil panen sekitar 1 ton. Adapun karamba yang diisi nila dapat dipanen dalam lima bulan dengan hasil rata-rata 400 kg. Harga patin di pasaran Rp 10.000-Rp 15.000 per kg tergantung musim. Adapun nila sekitar Rp 20.000 per kg.
Pendukung ekonomi
Budidaya ikan karamba menjadi pendukung perekonomian masyarakat. Hampir semua pembudidaya ikan karamba di sepanjang Sungai Komering di Kabupaten OKI awalnya adalah petani padi. Namun, beberapa tahun terakhir, hasil sawah dinilai semakin tak memadai.
Zanuri (55) mengaku memperoleh pendapatan sekitar Rp 6 juta pada panen ikan patin pertamanya akhir 2011. Ia menikmati keuntungan besar karena masih mendapat bantuan Safver sehingga belum banyak mengeluarkan modal usaha.
Dari pertanian, Zanuri hanya memperoleh sekitar 1,5 ton beras per tahun. Dengan tingginya harga pupuk dan pembasmi hama serta harga beras yang justru turun saat panen, Zanuri mengaku tak lagi dapat bersandar dari hasil sawah saja.
Tokoh masyarakat Desa Ulak Jermun, Kecamatan Sirah Pulo Padang (SP Padang), Ali Musir (65) membenarkan bahwa sawah di desanya semakin sulit diandalkan. Sebagian sawah sudah tiga tahun tak bisa ditanami karena terus terendam air. Hal ini terjadi sejak pembukaan perkebunan sawit yang disertai pembangunan tanggul-tanggul perkebunan oleh perusahaan di rawa-rawa sekitar sawah desa. Itu sebabnya, karamba menjadi andalan utama saat ini.
Ali yang juga ketua kelompok pembudidaya ikan karamba ikan tongkol itu mengatakan, baru sekitar tahun 1992 budidaya ikan karamba mulai dikenal luas masyarakat Ulak Jermun. Sebelumnya, warga hanya menangkap ikan dari sungai. ”Waktu itu, karamba dikenalkan tim dari Jakarta. Katanya Sungai Komering cocok untuk karamba,” kata pemilik 10 karamba itu.
Saat ini, di sepanjang Kecamatan SP Padang, karamba-karamba terlihat berjejer di sepanjang Sungai Komering. ”Produksi ikan tawar kecamatan ini sekitar 10.000 ton setahun dengan jumlah karamba sekitar 6.000 unit,” kata Ali.
Pemasaran terbatas
Beberapa kendala memang masih menghadang usaha ini. Di bidang pemasaran, jalur penjualan masih terbatas. Pemasaran ikan hasil panen baru pada pedagang-pedagang kecil yang melewati desa. Pada masa panen, ikan sulit terserap pasar. Warga kerap antre berhari-hari untuk menjual ikan. Kendala lain adalah keterbatasan benih, tingginya angka kematian ikan yang mencapai 40 persen, serta mahalnya pakan yang sekitar 60 persen ongkos produksi, yaitu Rp 5 juta per karamba.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan OKI Abdul Muthalib mengatakan, sebagian besar atau 33 juta ekor benih ikan per tahun dipasok dari luar Sumsel sebab Balai Benih Ikan Air Tawar di OKI baru memproduksi 500.000 benih per tahun. ”Adapun tingginya kematian ikan disebabkan tingginya keasaman air,” ujarnya.
Sejumlah upaya telah dilakukan. Misalnya, bantuan mesin pembuat pakan mini 126 buah dari Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2010 dan 2011. Namun, mesin belum banyak digunakan pembudidaya.
Mengatasi keasaman air, dikembangkan kolam terpal untuk budidaya lele. Kolam ditaburkan kapur sehingga keasaman air dapat dinetralkan. Saat ini, sudah ada enam kelompok (90 orang) pembudidaya lele sangkuriang dengan kolam terpal yang mendapat bantuan Safver.
Hingga Desember 2010, bantuan Safver telah diberikan kepada 2.351 orang tersebar di 41 desa. Penerima bantuan Safver tahun 2012 ditingkatkan menjadi 3.500 orang. Bantuan itu bersumber dari dana pinjaman Bank Pembangunan Asia (ADB) sebesar Rp 9 miliar per tahun. Lalu, disokong lagi dengan dana APBD OKI sebesar Rp 250 juta per tahun pada 2009 dan 2010 serta Rp 75 juta tahun 2011.
Di balik geliat perikanan di Sungai Komering itu, turunnya kualitas air dan lingkungan menjadi ancaman. Itu berkaitan dengan banyaknya pembukaan perkebunan kelapa sawit di sekitar sungai

sumber : kompas tanggal 26 Maret 2012

Kamis, 31 Mei 2012

cara menggunakan mikroskop


CARA MENGGUNAKAN MIKROSKOP

1.       Hubungkan dengan aliran listrik
2.       Nyalakan mikroskop tekan tombol on
3.       Letakkan petridisk pada plate mikroskop
4.       Atur focus dan pembesaran
5.       Atur cahaya sesuai kebutuhan
6.       Bila pengamatan telah selesai matikan mikroskop
7.       Kemudian bersihkan lensa dengan menggunakan kertas lensa yang telah diberi sedikit alkohol 95%
8.       Cabut steker dan tutup kembali

cara menggunakan timbangan digital


CARA MENGGUNAKAN TIMBANGAN DIGITAL

1.       Sambungkan kabel pada aliran listrik (220 v)
2.       Tekan panel “on/off’ untuk menghidupkan timbangan
3.       Letakkan wadah yang dipakai untuk alas menimbang
4.       Kemudidan tekan ZERO +- tunggu sampai angka nol (0)
5.       Letakan  bahan yang akan ditimbang pada wadah
6.       Setelah selesai menimbang tekan panel “on/off untuk mematikan timbangan
Cabut kembali kabel aliran listrik

Langkah Kerja Nekropsi Pada Ikan


LANGKAH KERJA NEKROPSI
1.       Matikan ikan dengan cara tusuk bagian kepala
2.       Ukur panjang dan berat ikan
3.       Siapkan slide dan tetesi dengan NaCl 0,85%
4.       Kerok lendir pada bagian tubuh
5.       Potong sebagian siripnya
6.       Gunting sebagian pada lembar insang
7.       Siap untuk diamati di mikroskop

Rabu, 23 Mei 2012

Belut, bikin geli namun kaya gizi

Belut, Bikin Geli Namun Kaya Gizi

Di  Indonesia  ada tiga  jenis  ikan  belut,  yaitu  belut sawah  (Monopterus  albus zuieuw),  rawa  belut  (Synbranchus  bengalensis Mc. Clell),  dan  belut  bermata sangat  kecil  (Macrotema caligans). Belut sawah merupakan jenis paling dikenal di  Indonesia,  sedangkan belut  rawa  keberadaannya terbatas  sehingga  kurang dikenal. Panjang belut sangat bervariasi. Belut sawah hanya  berukuran  panjang 8,5  cm,  sementara  belut marmer Synbranchus marmoratus diketahui  mencapai panjang 1,5 m. Sebagian  besar  budidaya  belut  digunakan  untuk kebutuhan  konsumsi. Dilihat dari komposisi gizi, belut mempunyai nilai energi yang  relatif  tinggi,  yaitu 303 kkal per 100 gram daging. Nilai energi belut  jauh lebih  tinggi  dibandingkan telur (162 kkal / 100 g tanpa  kulit)  dan  daging  sapi (207  kkal  per  100  gram). Nilai  protein  pada  belut (18,4 g / 100 g daging) setara  dengan  protein  daging sapi  (18,8 g / 100g),  tetapi lebih  tinggi  dari  protein telur  (12,8  g/100  g).  Seperti jenis ikan lainnya, daya cerna  protein  dalam  belut juga sangat tinggi, sehingga sangat cocok untuk sumber protein bagi  semua kelompok  usia,  dari  bayi  hingga lansia.
Leusin  berguna  untuk melanggar  dan  pembentukan  protein  otot.  Asam glutamat  sangat  diperlukan  untuk  meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan asam aspartat untuk membantu kerja neurotransmitter.  Tingginya  kadar  asam glutamat dalam belut belut membuat rasanya enak dan gurih. Dalam proses pematangan  tidak  perlu  ditambahkan  penyedap  rasa  dalam  bentuk  monosodium glutamat (MSG). Kandungan  arginin (asam  amino  nonesensial) pada belut dapat mempengaruhi  produksi  hormon pertumbuhan  manusia yang populer dikenal sebagai  hormon  pertumbuhan manusia  (HGH).  HGH, yang akan membantu meningkatkan otot dan mengurangi  penumpukan  lemak di  tubuh.  Hasil  tes  laboratorium  juga  menunjukkan  bahwa  arginin  fungsi menghambat pertumbuhan sel kanker payudara.
Belut kaya akan zat besi (20 mg/100  g),  jauh  lebih tinggi  dibandingkan  zat besi pada  telur dan daging (2,8 mg / 100g). Konsumsi 125  gram  belut  setiap  hari memenuhi  kebutuhan  tubuh akan zat besi, yaitu 25 mg  per  hari.  Badan membutuhkan  zat  besi  untuk mencegah  anemia,  yang ditandai  dengan  tubuh yang  mudah  lemah,  letih, dan lesu. Zat besi  ini  berguna  untuk membentuk  hemoglobin darah  yang  membawa  oksigen  ke  jaringan  seluruh tubuh.  Oksigen  kemudian berfungsi  untuk  mengoksidasi  karbohidrat,  lemak, dan protein menjadi energi untuk  aktivitas  tubuh.  Itulah  yang menyebabkan  gejala  utama  kekurangan  zat besi  adalah  lemah,  lelah, dan  tidak  bertenaga.  Besi juga berguna untuk meningkatkan  sistem  kekebalan tubuh, sehingga rentan terhadap  berbagai  penyakit menular.
Belut  juga  kaya  akan fosfor. Nilainya dua kali lipat fosfor pada telur. Tanpa kehadiran  fosfor,  kalsium tidak  dapat  membentuk massa  tulang. Oleh  karena itu,  konsumsi  fosfor Hares seimbang  dengan  kalsium, sehingga  tulang  menjadi kuat  dan  kuat,  sehingga terbebas dari osteoporosis. Di dalam  tubuh,  fosfor dalam bentuk kristal kalsium fosfat  umumnya  (sekitar 80  persen)  berada  dalam tulang dan gigi.
Fungsi  utama  fosfor adalah  sebagai  energi  dan kekuatan pada metabolisme lemak dan karbohidrat, sebagai penunjang kesehatan gigi dan gusi, untuk sintesis DNA dan penyerapan kalsium  dan  digunakan.  Fosfor kebutuhan  untuk  wanita hamil  lebih  dari  saat-saat tidak  mengandung,  terutama  untuk  pembentukan tulang  janin.  Jika  asupan fosfor  kurang,  janin  akan mengambilnya dari ibunya Ini  adalah  salah  satu  penyakit menyebabkan tulang rapuh pada ibu. Kebutuhan fosfor  akan  terpenuhi  apabila konsumsi protein juga diperhatikan.
Kandungan  vitamin  A yang  mencapai  setiap  100g  SI  1600  membuat  belut sangat  baik  untuk  digunakan sebagai pemelihara sel epitel. Selain itu, vitamin A juga  tubuh  kita  butuhkan untuk  pertumbuhan,  visi dan  prows  reproduksi. Belut  juga kaya  akan  vitamin B.  Vitamin  B  umumnya berperan  sebagai  kofaktor  enzim,  sehingga  enzim dapat  berfungsi  normal dalam  proses metabolism tubuh. Vitamin B juga sangat penting bagi otak untuk berfungsi  secara  normal membantu  membentuk protein,  hormon,  dan  sedarah merah.
Meskipun  memilik kandungan nilai tinggi, gizi lemak dalam belut juga cukup  tinggi, mencapai  27  g per 100 g. Lebih tinggi dari lemak  dalam  telur  (11,5 g/100  g)  dan  daging  sapi (14,0 g/100 g). Di  antara  kelompok ikan,  belut  digolongkan sebagai  ikan  tinggi  lemak. Kandungan lemak pada belut  hampir  setara  dengan lemak pada daging babi (28 g/100 g). Menurut publikasi yang dikeluarkan oleh Singapore General  Hospital belut  termasuk  makanan berkolesterol  tinggi  dan wajib untuk menyadari. Meskipun  kandungan lemak  tinggi,  belut  tidak perlu  dihindari  dalam diet  kita.  Namun,  lemak memegang  peranan  penting sebagai makanan  lezat muram,  sumber  energi, penyedia  asam  lemak  esensial, dan tentu saja sebagai pembawa  vitamin min lemak  larut  (A,  D,  E  dan K).
Vitamin D  adalah  ikan lemak  yang  cukup  tinggi, yaitu 10 kali lebih daripada daging  dan  50  kali  vitamin  D  banyak  ditemukan dalam  susu.  Vitamin  D sangat berguna bagi tubuh untuk membantu penyerapan  kalsium  dan  mencegah  dari  proses  resorpsi  (pelepasan  kalsium  dari tulang). Upaya  untuk  mengurangi  kandungan  lemak dalam  belut  dipanggang di atas bara ke dalam api.
Proses  pemanggangan akan menyebabkan  lemak mencair  dan  keluar  dari daging  belut,  menetes  ke bara.  Belut  tidak  harus diproses  dengan  cara  digoreng,  sehingga  kandungan  lemak  tidak  banyak meningkat.
Seperti  pada  spesies ikan  lain, belut  juga mengandung asam lemak omega 3. Tingkat lemak omega 3 pada  ikan,  termasuk belut, sangat bervariasi tetapi berkisar antara 4,48 persen menjadi  11,80  persen. Kandungan omega 3 pada ikan,  tergantung  pada jenis,  umur,  ketersediaan makanan, dan daerah penangkapan ikan. Dan  hasil  penelitian, diketahui  bahwa  komposisi  tubuh  ikan  memiliki lemak  omega-3  dengan berbeda.  Tingkat  omega 3  pada  kepala  sekitar  12 persen,  dada  28  persen, 31,2  persen  dari  permukaan daging, dan  isi rongga perut 42,1 persen (berat kering).
sumber : warta pasar ikan : http://www.wpi.kkp.go.id

Selasa, 22 Mei 2012

Budidaya Bandeng Gantikan Masa Emas Udang Windu

Tak ada pilihan lain bagi petani tambak di Indramayu selain mencari aman dari ancaman kerugian. Barangkali istilah itu pantas terlontar petani tambak di sejumlah kecamatan di Indramayu yang mengaku tak lagi "ngoyo" untuk meraih untung besar dalam budidaya udang windu atau paname yang sebelumnya menjadi primadona pendulang dolar.
Era 90-an merupakan masa keemasan bagi petambak udang windu di Indramayu. Dihasilkan ratusan bahkan miliaran rupiah setiap kali panen. Namun semua itu saat ini hanya kenangan. "Bagi kami tinggal kenangan. Dugaan menurunnya kualitas air laut pantai utara Indramayu akibat pencemaran, menyebabkan kini budidaya udang nyaris hanya tinggal kenangan,tutur Drs Nono Sudarsono tokoh pengusaha tambak Desa Babadan kepada Pelita.

Berbagai cara telah dilakukan petambak udang di Indramayu untuk kembali memperoleh untung dari usaha udang windu atau paname. Namun seolah kontra produktif masih berusaha meraih untung justru malah buntung. Pasalnya, biaya besar untuk perlakukan intensifikasi tambak, berakhir dengan kematian udang secara dini. "Petambak sekarang sebagian besar memilih budidaya bandeng, dirasa jauh lebih aman meski keuntungannya tak seperti udang windu," tandasnya.

Berdasarkan pemantauan Pelita saat ini ribuan hektar lahan budidaya bandeng di Indramayu cukup bertahan di tengah lonjakan harga pakan maupun persaingan komoditas perikanan lainnya. "Lumayan kalau kita serius dalam satu hektar kita bisa menghasilkan hingga 5 ton bandeng, meski selisih keuntungan tidak terlalu besar," tutur Ahmad Sujai salah seorang petambak yang kini beralih budidaya bandeng.

Tercatat lebih dari 15.000 hektar lahan budidaya perikanan yang tersebar di empat kecamatan di Indramayu meliputi Kecamatan Indramayu, Losa-rang, Pasekan, Sindang menjadi wilayah sentra budaya pertambakan di Indramayu. Bagi petani tambak, lesunya bisnis sibungkuk udang windu belakangan ini tak menyurutkan petani tambak untuk tetap memanfaatkan kawasan pesisir pantai utara Indramayu untuk dijadikan lahan mencari nafkah, (ek-105)

Sumber : Pelita 5 Maret 2012 Hal 11

Jumat, 04 Mei 2012

Meraup Untung dari Gurihnya Bisnis Kerupuk Hasil Laut

Meraup Untung dari Gurihnya Bisnis Kerupuk Hasil Laut

Inovasi dan kreativitas menjadi salah satu kunci sukses dalam berbisnis. Hal ini telah dibuktikan oleh Anafiah Rahmawati, di mana berbekal inovasi dan kreativitas, hasil laut bisa diolah menjadi komoditas andalan yang menjadi sumber penghidupan masyarakat pesisir Pantai Ken-jeran,Jawa Timur.

Kerupuk adalah lauk, itu dulu, namun sekarang, dengan sedikit inovasi dan kreativitas jenis kerupuk masa kini makin variatif dan fungsinya meluas sebagai camilan yang disukai tua-muda.

Tengok saja pada penyelenggaraan pameran Pasar

Indonesia Goes to Mall yang diselenggarakan Bank Mandiri di Mal Margocity, Depok, belum lama ini. Stan "Kerupuk Risma" termasuk yang paling ramai dikunjungi. Pengunjung umumnya penasaran dengan aneka camilan kriuk yang jarang ditemui di Depok atau Jakarta.

"Kami datangdari Ken jeran, Surabaya," ujar Anafiah Rahmawati, sang pemilik stan, ditemui SINDO di sela-sela kesibukannya meladeni pembeli.

Pesisir Pantai Kenjeran yang terletak di utara Surabaya memang sejak lama dikenal sebagai sentra produksi kerupuk olahan hasil laut. Salah satu desa pesisir Pantai Kenjeran yang layak dijuluki kampung kerupuk adalah Kelurahan Sukolilo, tempat tinggal Anafiah. "Dulunya yang memulai (pembuatan kerupuk) adalah para nelayan pesisir Kenjeran ini. Kalau kebetulan tangkapan ikan sedang sepi, mereka menganggur. Jadi mereka coba-coba membuat kerupuk supaya penghasilannya lebih baik," tuturnya.

Anafiah mewarisi usaha produksi dan berjualan kerupuk dari ayahandanya. Saat sang ayah merintis usaha pada 1995,produksi kerupuk olahan hasil laut jenisnya masih terbatas pada kerupuk ikan, ter-ipang, dan terung laut. Umumnya bahan baku kerupuk didapat dari hasil melaut nelayan setempatataunelayandiPulau Madura.

Seiring berjalannya waktu, Anafiah dan produsen kerupuk lainnya makin rajin berinovasi dengan mencoba menciptakan jenis kerupuk dan keripik baru. Setiap item hasil laut dioptimalkan pemanfaatannya. Misalnya dari jenis ikan, bisa tercipta kerupuk kulit ikan kakap, kulit ikan pari, hingga kerupuk lambung ikan. Dengan racikan bumbu tertentu, ikan asin juga disulap menjadi rempeyek renyah yang banyak disukai. "Kunci-nya berani mencoba. Kalau gagal tidakapa-apa,dicoba lagi terus, lama-lama makin maju," ucapnya.

Aneka kerang seperti kupang (sejenis kerang kecil) dan kerang bambu atau di Madura terkenal dengan sebutan lorjuk, setelah diolah ternyata juga bisa menjadi santapan lezat. Lorjuk yang telah digoreng hingga ke-cokelatan misalnya, rasanya gurih agak manis walaupun tanpa tambahan gula.

Lantaran susah dicari, lorjuk yang biasa hidup di pasir pantai atau tersembunyi di antara karang, umumnya berharga lebih mahal dibanding kupang. "Tapi sejauh ini yang paling mahal itu kerupuk ekor kerang,harganyaRp50.000per ons," sebut Anafi ah.

Menurut Anaf ian, hasil laut yang telah diolah menjadi kerupuk harga jualnya memang jauh lebih tinggi dibanding mentahnya. Dia mencontohkan teripang yang masih basah (mentah) harganya hanya Rpl.500 per kilogram, padahalsetelah menjadi kerupuk harga jualnya saat ini mencapai Rpl60.000 per kilogram. Selain badan teripang, telurnya pun masih bisa diolah menjadi kerupuk.

Anafiah tentu tak sendirian memproduksi aneka kerupuk olahan hasil laut. Dia dibantu 15 karyawan yang mengerjakan proses produksi secara berantai. Mulai mengumpulkan bahan baku dari nelayan, membersihkan, menjemur, hingga menggoreng. Sebagai contoh, untuk membuat kerupuk teripang, karyawan yang bertugas menggoreng dengan pasir di-bedakan dengan karyawan yang menggoreng dengan minyak. "Teripang yang setengah matang atau baru digoreng pasir bisa disimpan sebagai stoksampai setan unlebih.Tapi kalau sudah digoreng minyak, paling tahan sekitar sebulan," ungkap.

Saat ini toko"Krupuk Risma" milik Anafiah yang beralamat-kan di ruko Jalan Sukolilo Sukorejo 4, Surabaya, menjual lebih dari 30 jenis kerupuk dan keripik. Sebut saja kerupuk kupang, timun laut, teripang, teripang telur.gerinting udang, kentang udang mini, blinjoudang, kerang lorjuk, kancur (ekor kerang), kulit ikan pari, kulit tengiri, kulit kakap, lambung ikan. Ada pula produk non hasil laut seperti keripik gayam, kerupuk rambak sapi, belut merah, dan cakar ayam. "Makin banyak pilihan, orang makin senang, pembeli juga tambah banyak," ujarnya.

Dari sekian banyak produk, ungkap Anafiah, salah satu produk kerupuk yang menjadi favorit adalah kentang udang mini yang dibanderol Rp5.000 per ons. Bahan baku kentang udang didatangkan Anafiah dari Malang untuk kemudiandibumbui rempah sehingga rasanya lebih enak. Pembelinya tak hanya. masyarakat umum melainkan reseller dari Batam yang memesan kentang udang hingga 20 ton per bulan. "Selain Batam, kerupuk kulit kakap kami juga pernah dikirim ke Papua," ucapnya.

Dengan pemasaran yang masih konvensional, yakni dari mulut ke mulut, Anafiah bisa menjual sampai 1 kuintal lebih kerupuk dan keripik per bulan. Jika mengikuti pameran, omzet yang diperolehnya melonjak dan yang pasti produknya menjadi lebih dikenal luas.

Oleh karena itu, Anafiah merasa beruntung diikutkan dalam ajang pameran yang diselenggarakan Bank Mandiri. Anafiah menuturkan, sejak 2009 " Krupuk Risma" memang telah menjadi Mitra Binaan Bank Mandiri. Saat itu, dia berkesempatan memperoleh pinjaman Program Kemitraan yang dimanfaatkan untuk menambah modal usahanya. "Harapan saya, selain usaha ini bisa lebih maju dan berkembang, juga bisa lebih dikenal masyarakat melalui dukungan pameran dari Bank Mandiri," ucapnya.

Kendati produsen dan penjual kerupuk olahan hasil laut di kampungnya saat ini semakin bertambah, Anafiah tidak takut tersaingi. Dia justru senang karena produk kerupuk Kenjeran menjadi salah satu oleh-oleh khas Surabaya. Agar lebih menarik, beberapa produk "Krupuk Risma" dikemas apik dalam kantong aluminium foil. "Toko kerupuk di Kenjeran itu berderet-deret. Tapi, saya lebih suka banyak pesaing, jadi orang bisa memilih. Lebih banyak pesaing lebih enak," katanya.
 
 
Sumber: Harian Seputar Indonesia 9 Maret 2012, Hal 1

Kamis, 19 April 2012

Pakan Ikan Tambak

Pakan ikan - ikan di tambak sebetulnya sangat mudah di dapat dan di cari. budidaya ikan di tambak tidak perlu repot beli pakan ikan contohnya (por pakan ikan) yang buatan pabrik atau sejenisnya, pakan ikan yang sejenis por itu sesungguhnya malah membuat air tambak bertambah keruh dan kualitas airnya tidak bagus, semakin lama airnya tidak di ganti bisa membuat ikan mati. Jadi pakan yang baik adalah rumput yang tumbuh di tanggul - tanggul tambak itu sendiri atau tumbuhan rumput yang tumbuh di air tambak itu sendiri. Tambak yang di tumbuhin rumput air tidak usah memberi pakan lagi bagi ikannya karena dengan rumput itu sendiri ikan sudah bisa makan dan bagus manfaatnya di tambah dengan air tambaknya juga tetap terjaga kualitasnya. tambak yang tidak di tumbuhin rumput air bisa mengambil dari rumput yang tumbuh di tanggul-tanggul tambak, caranya tinggal memotong rumput-rumput yang tumbuh di tanggul-tanggul tambak setelah banyak di ikat dengan tali supaya rapi lalu di buang ketambak, rumput yang membusuk di air itu menjadi santapan ikan-ikan dan udang. alhasil budidaya tambaknya bisa memper cepet panen. selamat mencoba???

Rabu, 18 April 2012

Hasil Tambak

Hasil tambak bukan dari ikan bandeng sama udang windu saja. tetapi masih banyak ikan-ikan / udang-udang yang lainnya yang petani tambak tidak repot menaruh bibit di tambaknya. contohnya udang (Weros) itu sebutan orang petani tambak, sebetulnya masih banyak ikan - ikan dan udang-udang kecil lainnya, udang atau ikan yang masuk ke tambak dari laut pada saat waktu air pasang yang masuk ke pertambakan petani. dari situlah udang - udang bisa besar di tambak. alhasil 2 bulan berikutnya para petani bisa mengambilnya yaitu dengan alat atau semacam perangkap yang terbuat dari bambu dan di bentuk seperti sangkar burung, itu disebut (perayang), dan tingginya kurang lebih 1 meter atau lebih.


(Perayang) mempunyai satu pintu masuk dan tidak ada pintu keluar, dengan begitu udan-udang / ikan-ikan yang masuk tidak bisa keluar kembali. aneh ya,,, tapi faktanya ada??? coba kita pikir dengan logika kenapa ikan+udang tertarik masuk ke perayang padahal cuma bambu dan tidak diberi pakan di dalamnya.. saya juga masih bingun kepikiran.???
perayang di pasang pada waktu sore hari seperti pada gambar di atas dan di beri lampu ublek atau lentera yang terbuat dari api kecil yang di taruh di atasnya perayang untuk menerangi pada malam hari. ke esokan harinya para petani tambak mengambil ikan+udang yang terperangkap di dalamnya,
hasilnyapun lumayan para petani rata-rata bisa mendapat 3 kilo gram udang weros, perkilonya 15 ribu di jual di pengepul pengepul pembeli udang, dalam waktu 1 bulan para petani bisa menikmatin hasil itu. jadi kesipmpulannya udang + ikan tertarik masuk ke perayang di karenakan pada malam hari ikan + udang keluyuran cari makan, ikan + udang suka mencari makan di tempat yang terang karena bisa menangkap makanannya dengan mudah. jadi tidak salah para petani mengasih lampu diatas perayang itu, udang + ikan pun masuk dikarenakan udang+ikan bisa melihat makanan makanannya terlihat jelas.


Minggu, 15 April 2012

Manfaat Ikan Teri Di Tambak

Ikan teri hudup di air asin seperti di laut, di pertambakan, muara laut, teri memakan udang atau hewan air yang masih kecil. selebihnya teri yang hidup di tambak, ikan teri menjaga ekosistem air yang diam di tambak. tidak hanya itu teri sangat bagus di konsumsi oleh manusia selain rasanya enak. teri juga mencegah timbulnya osteoporosis bagi yang mengkonsumsinya. nah masih menyepelekan ikan teri? teri hidup di tambak bukan petaninya yang memasang bibit teri melaikan ikan itu sendiri yang masuk dari laut ketambak waktu air pasang masuk ketambak. dulu di tambak bokap teri tidak di ambil karena masih banyak ikan - ikan yang lain seperti mujaer, bandeng, udang. tapi sekarang teri banyak di jual di pasar pasar.


Rabu, 11 April 2012

Ikan Mujai


SEJARAH SINGKAT

Ikan mujair merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih dengan warna abu-abu, coklat atau hitam. Ikan ini berasal dari perairan Afrika dan pertama kali di Indonesia ditemukan oleh bapak Mujair di muara sungai Serang pantai selatan Blitar Jawa Timur pada tahun 1939. Ikan mujair mempunyai toleransi yang besar terhadap kadar garam/salinit as. Jenis ikan ini mempunyai kecepatan pertumbuhan yang relatif lebih cepat, tetapi setelah dewasa percepatan pertumbuhannya akan menurun. Panjang total maksimum yang dapat dicapai ikan mujair adalah 40 cm.

MANFAAT

Sebagai sumber penyediaan protein hewani.

this information from here

Minggu, 08 April 2012

Kelola Perikanan Yang Berkualitas

SRAGEN- Ikan nila sebagai produk perikanan unggulan Sragen mampu memboyong Penghargaan Adibhakti Mina Bahari dari Menteri Perikanan dan Kelautan RI ke pangkuan Bumi Sukowati. Sragen yang menjadi kampiun di tingkat provinsi Jawa Tengah ini bertarung melawan lima provinsi terbaik di Indonesia, dan berhasil menorehkan prestasi sebagai juara Harapan I tingkat nasional. Demikian dikatakan Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Sragen Ir. Sri Hardiarti Poerwo Koesoemo, dalam acara pembinaan jajaran PNS di Balai Benih Ikan Sragen, Sabtu (2/2). Pembinaan oleh Bupati Sragen H Untung Wiyono itu diikuti oleh 100 PNS Disnakan yang bertugas di seluruh Kabupaten Sragen. Selanjutnya Sri Hardiati mengatakan, Sragen ingin menjadi kabupaten terdepan dalam invovasi di bidang peternakan dan perikanan. Maka dari itu, jajarannya harus menyatukan langkah, visi, dan misi, agar keinginan ini dapat segera terwujud.

Bupati Sragen H Untung Wiyono antara lain menyampaikan, jajaran PNS Sragen harus cerdas mengelola bidang kerja yang menjadi tugas pokok dan fungsinya, agar menghasilkan nilai tambah. Tambahan penghasilan yang diperoleh dari penggunaan teknologi tepat guna tersebut akan membawa manfaat bagi masyarakat dan PNS itu sendiri. Pemkab bersedia membantu menfasilitasi keperluan PNS terkait pengembangan kinerja itu, selama ada kemauan untuk melakukannya dengan sungguh-sungguh dan dengan profesionalitas tinggi.

This informastion from here