Tampilkan postingan dengan label Teknis Budidaya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teknis Budidaya. Tampilkan semua postingan

Senin, 26 Maret 2012

Budidaya Durian | Hama dan Penyakit Durian | bagian 3

Sambungan dari bagian 2

7. HAMA DAN PENYAKIT

7.1. Hama

1) Penggerek buah (Jawa : Gala-gala) / Ulat Durian
Ciri: telur diletakkan pada kulit buah dan dilindungi oleh jaring-jaring mirip rumah
laba-laba. Larva yang telah menetas dari telur langsung menggerek dan
melubangi dinding-dinding buah hingga masuk ke dalam. Larva tersebut tinggal di
dalam buah sampai menjadi dewasa. Buah yang diserang kadang-kadang jatuh
sebelum tua. Penyebaran: serangga penggerek buah menyebar dengan cara
Ulat Durian
terbang dari pohon durian yang satu ke pohon lainnya. Serangga penggerek buah
ini bertelur pada buah durian yang dihinggapinya. Kegiatan bertelur ini dilakukan
secara periodik setiap menjelang musim kemarau. Pengendalian: dilakukan
dengan insektisida, seperti Basudin, Sumithion 50 AC, Thiodan 35 EC, dengan
dosis 2-3 cc/liter air.

2) Lebah mini
Ciri: hama ini berukuran kecil, tubuhnya berwarna coklat kehitaman dan sayapnya
bergaris putih lebar. Setelah lebah menjadi merah violet, ukuran panjangnya
menjadi 3,5 cm. Pada fase ulat (larva), hama ini menyerang daun-daun durian
muda. Selama hama tersebut mengalami masa istirahat (bentuk kepompong),
mereka akan menempel erat pada kulit buah. Setelah menjadi lebah serangga ini
mencari makan dengan cara menggerek ranting-ranting muda dan memakan
daun-daun muda. Pengendalian: menggunakan parvasida, seperti Hostathion 40
EC (Triazofos 420 gram/liter), dan insektisida, seperti Supracide 40 EC dosis 420
gram/liter dan Temik 106 (Aldikarl 10%).

3) Ulat penggerek bunga (Prays citry)
Ulat ini menyerang tanaman yang baru berbunga, terutama bagian kuncup bunga
dan calon buah. Ciri: ulat ini warna tubuhnya hijau dan kepalanya merah coklat,
setelah menjadi kupu-kupu berwarna merah sawo agak kecoklatan, abu-abu dan
bertubuh langsing. Gejala: kuncup bunga yang terserang akan rusak dan putiknya
banyak yang berguguran. Demikian pula, benang sari dan tajuk bunganya pun
rusak semua, sedangkan kuncup dan putik patah karena luka digerek ulat.
Penularan ke tanaman lain dilakukan oleh kupu-kupu dari hama tersebut.
Pengendalian: dengan menyemprotkan obat-obatan seperti Supracide 40 EC,
nuvacrom SWC, Perfekthion 400 EC (Eimetoat 400 gram/liter).

4) Kutu loncat durian
Ciri: serangga berwarna kecoklatan dan tubuhnya diselimuti benang-benang lilin
putih hasil sekresi tubuhnya; bentuk tubuh, sayap dan tungkainya mirip dengan
kutu loncat yang menyerang tanaman lamtoro. Gejala: kutu loncat bergerombol
menyerang pucuk daun yang masih muda dengan cara menghisap cairan pada
tulang-tulang daun sehingga daun-daun akan kerdil dan pertumbuhannya
terhambat; setelah menghisap cairan, kutu ini mengeluarkan cairan getah bening
yang pekat rasanya manis dan merata ke seluruh permukaan daun sehingga
mengundang semut-semut bergerombol. Pengendalian: daun dan ranting-ranting
yang terserang dipangkas untuk dimusnahkan. Pengendalian secara kimia dapat
dilakukan dengan menyemprotkan insektisida Supracide 40 EC dosis 100-150
gram/5 liter air.

7.2. Penyakit

1) Phytopthora parasitica dan Pythium complectens
Penyebab: Pythium complectens, yang menyerang bagian tanaman seperti daun,
akar dan percabangan. Penularan dan penyebab: penyakit ini menular dengan
cepat ke pohon lain yang berdekatan. Penularan terjadi bila ada akar yang terluka.
Penularan terjadi bersama-sama dengan larutnya tanah atau bahan organik yang
terangkut air. Gejala: daun durian yang terserang menguning dan gugur mulai dari
daun yang tua, cabang pohon kelihatan sakit dan ujung-ujungnya mati, diikuti
dengan berkembangnya tunas-tunas dari cabang di bawahnya. Kulit di atas
permukaan tanah menjadi coklat dan membusuk. Pembusukan pada akar hanya
terbatas pada akar-akar sebelah bawah, tetapi dapat meluas dari ujung akar
lateral sampai ke akar tunggang. Jika dilihat dari luar akar yang sakit tampak
normal, tetapi jaringan kulitnya menjadi colat tua dan jaringan pembuluh menjadi
merah jambu. Pengendalian: (1) upayakan drainase yang baik agar tanah tidak
terlalu basah dan air tidak mengalir ke permukaan tanah pada waktu hujan; (2)
pohon yang sakit dibongkar sampai ke akarnya dan dibakar; (3) pilih bibit durian
kerikil untuk batang bawah karena jenis ini lebioh tahan terhadap serangan jamur
sehingga dapat terhindar dari serangan penyakit busuk.

2) Kanker bercak
Penyebab: Pythium palvimora, terutama menyerang bagian kulit batang dan kayu.
Penyebaran oleh spora sembara bersamaan dengan butir-butir tanah atau bahan
organik yang tersangkut air. Penyebaran penyakit ini dipacu oleh curah hujan
yang tinggi dalam cuaca kering. Jamur dapat tumbuh dengan baik pada suhu
antara 12-35 derajat C. Gejala: kulit batang durian yang terserang mengeluarkan
blendok (gum) yang gelap; jaringan kulit berubah menjadi merah kelam, coklat tua
atau hitam; bagian yang sakit dapat meluas ke dalam sampai ke kayu; daun-daun
rontok dan ranting-ranting muda dari ujung mulai mati. Pengendalian: (1)
perbaikan drainase agar air hujan tidak mengalir dipermukaan tanah dan untuk
batang yang sakit; (5) dilakukan dengan cara memotong kulit yang sakit sampai
ke kayunya yang sehat dan potongan tanaman yang sakit harus dibakar,
sedangkan bagian yang terluka diolesi fungisida, misalnya difolatan 4 F 3%.

3) Jamur upas
Gejala: pada cabang-cabang dan kulit kayu terdapat benang-benang jamur
mengkilat seperti sarang laba-laba pada cabang-cabang. Jamur berkembang
menjadi kerak berwarna merah jambu dan masuk ke dalam kulit dan kayu
sehingga menyebabkan matinya cabang. Pengendalian: (1) serangan jamur yang
masih pada tingkat sarang laba-laba dapat dikendalikan dengan cara melumasi
cabang yang terserang degan fungisida, misalnya calizin RM; (2) jika jamur sudah
membentuk kerak merah jambu, sebaiknya dilakukan pemotongan cabang kirakira
lebih 30 cm ke bawah bagian yang berjamur; (3) dengan menyemprotkan
Antrocol 70 WP (propineb 70,5%), dosis 100-200 gram/liter air atau 1-1,5 kg/ha

Jumat, 10 Februari 2012

Teknik Budidaya Melon

PENDAHULUAN
Agribisnis melon menunjukkan prospek menjanjikan. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras, miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman serta faktor pemeliharaan tidak diperhatikan maka keuntungan akan menurun.
PT. Natural Nusantara berusaha membantu meningkatkan produktivitas melon secara Kuantitas, Kualitas, dan Kelestarian lingkungan ( Aspek K-3 ).

II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
Perlu penyinaran matahari penuh selama pertumbuhannya. Pada kelembaban yang tinggi tanaman melon mudah diserang penyakit. Suhu optimal antara 25-300C. Angin yang bertiup cukup keras dapat merusak pertanaman melon. Hujan terus menerus akan merugikan tanaman melon. Tumbuh baik pada ketinggian 300-900 m dpl.

2.2. Media Tanam
Tanah yang baik ialah tanah liat berpasir yang banyak mengandung bahan organik seperti andosol, latosol, regosol, dan grumosol, asalkan kekurangan dari sifat-sifat tanah tersebut dapat dimanipulasi dengan pengapuran, penambahan bahan organik, maupun pemupukan. Tanaman melon tidak menyukai tanah yang terlalu basah, pH tanah 5,8-7,2.

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
3.1.1. Pembuatan Media Semai
Siapkan Natural GLIO : 1-2 kemasan Natural GLIO dicampur dengan 50-100 kg pupuk kandang untuk lahan 1000 m2. Selanjutnya didiamkan + 1 minggu di tempat yang teduh dengan selalu menjaga kelembabannya dan sesekali diaduk (dibalik).
Campurkan tanah halus (diayak) 2 bagian/2 ember (volume 10 lt), pupuk kandang matang yang telah diayak halus sebanyak 1 bagian/1 ember, TSP (± 50 gr) yang dilarutkan dalam 2 tutup POC NASA, dan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang 1-2 kg . Masukkan media semai ke dalam polybag ukuran 8x10 cm sampai terisi hingga 90%.

3.1.2. Teknik Penyemaian dan pemeliharaan Bibit
Rendam benih dalam 1 liter air hangat suhu 20-250C + 1 tutup POC NASA selama 8-12 jam lalu diperam + 48 jam. Selanjutnya disemai dalam polybag, sedalam 1-1,5 cm. Benih disemaikan dalam posisi tegak dan ujung calon akarnya menghadap ke bawah. Benih ditutup dengan campuran abu sekam dan tanah dengan perbandingan 2:1. Kantong persemaian diletakkan berderet agar terkena sinar matahari penuh sejak terbit hingga tenggelam. Diberi perlindungan plastik transparan yang salah satu ujungnya terbuka.
Semprotkan POC NASA untuk memacu perkembangan bibit, pada umur bibit 7-9 hari dengan dosis 1,0-1,5 cc/liter. Penyiraman dilakukan dengan hati-hati secara rutin setiap pagi.
Bibit melon yang sudah berdaun 4-5 helai atau tanaman melon telah berusia 10-12 hari dapat dipindahtanamkan dengan cara kantong plastik polibag dibuka hati-hati lalu bibit berikut tanahnya ditanam pada bedengan yang sudah dilubangi sebelumnya, bedengan jangan sampai kekurangan air.

3.2. Pengolahan Media Tanam
3.2.1. Pembukaan Lahan
Sebelum dibajak digenangi air lebih dahulu semalam, kemudian keesokan harinya dilakukan pembajakan dengan kedalaman sekitar 30 cm. Setelah itu dilakukan pengeringan, baru dihaluskan.

3.2.2. Pembentukan Bedengan
Panjang bedengan maksimum 12-15 m; tinggi bedengan 30-50 cm; lebar bedengan 100-110 cm; dan lebar parit 55-65 cm.

3.2.3. Pengapuran
Penggunaan kapur per 1000 m2 pada pH tanah 4-5 diperlukan 150-200 kg dolomit , untuk antara pH 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit dan pH >6 dibutuhkan dolomit sebanyak 50 kg.

3.2.4. Pemupukan Dasar
Pupuk
Kandang
(ton/ ha)
Dosis Pupuk Makro
( gram/ pohon )
Dosis POC NASA
Urea
SP36
KCl
4-5
12
20
8
30-60 tutup /1000 m2
+ air secukupnya (siramkan)

Hasil akan lebih baik jika pada pemupukan dasar, POC NASA diganti SUPER NASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis 1-2 botol/1000 m2 dengan cara :
Alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
Alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan SUPER NASA untuk menyiram + 10 meter bedengan.

3.2.5. Pemberian Natural GLIO
Untuk mencegah serangan penyakit karena jamur terutama penyakit layu, sebaiknya tebarkan Natural GLIO yang sudah disiapkan sebelum persemaian. Dosis 1-2 kemasan per 1000 m2

3.2.6. Pemasangan Mulsa Plastik Hitam-Perak (PHP)
Pemasangan mulsa sebaiknya saat matahari terik agar mulsa dapat memuai sehingga menutup bedengan dengan tepat. Biarkan bedengan tertutup mulsa 3-5 hari sebelum dibuat lubang tanam.

3.3. Teknik Penanaman
3.3.1. Pembuatan Lubang Tanam
Diameter lubang + 10 cm, jarak lubang 60-80 cm. Model penanaman dapat berupa dua baris berhadap-hadapan membentuk segiempat atau segitiga.

3.3.2. Cara Penanaman
Bibit siap tanam dipindahkan beserta medianya. Usahakan akar tanaman tidak sampai rusak saat menyobek polibag.

3.4. Pemeliharaan Tanaman3.4.1. Penyulaman
Penyulaman dilakukan 3-5 hari setelah tanam. Setelah selesai penyulaman tanaman baru harus disiram air. Sebaiknya penyulaman dilakukan sore hari
3.4.2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk membersihkan gulma/ rumput liar.
3.4.3. Perempelan>
Perempelan dilakukan terhadap tunas/cabang air yang bukan merupakan cabang utama.
3.4.4. Pemupukan
Waktu
Dosis Pupuk Makro ( gram/ pohon )
Urea
SP-36
KCl

Umur 10 hari
12
12
10

Umur 20 hari
12
12
10

Umur 30 hari
12
8
12

Umur 40 hari
12
8
20
POC NASA :
( per ha )
Mulai umur 1 minggu – 6 atau 7 minggu

POC NASA disemprotkan ke tanaman :
  • Alternatif 1 : 6-7 kali ( interval 1 minggu sekali) dgn dosis 4 tutup botol/ tangki
  • Alternatif 2 : 4 kali (interval 2 minggu sekali ) dgn dosis 6 tutup botol/ tangki

3.4.5. Penggunaan Hormonik
Dosis HORMONIK : 1-2 cc/lt air atau 1-2 tutup HORMONIK + 3-5 tutup POC NASA setiap tangki semprot. Penyemprotan HORMONIK mulai usia 3-11 minggu, interval 7 hari sekali.

3.4.6. Penyiraman
Penyiraman sejak masa pertumbuhan tanaman, sampai akan dipetik buahnya kecuali hujan. Saat menyiram jangan sampai air siraman membasahi daun dan air dari tanah jangan terkena daun dan buahnya. Penyiraman dilakukan pagi-pagi sekali.

3.4.7. Pemeliharaan Lain
a. Pemasangan Ajir
Ajir dipasang sesudah bibit mengeluarkan sulur-sulurnya. Tinggi ajir + 150 - 200 cm. Ajir terbuat dari bahan yang kuat sehingga mampu menahan beban buah + 2-3 kg. Tempat ditancapkannya ajir + 25 cm dari pinggir guludan baik kanan maupun kiri. Supaya ajir lebih kokoh bisa menambahkan bambu panjang yang diletakkan di bagian pucuk segitiga antara bambu atau kayu yang menyilang, mengikuti barisan ajir-ajir di belakangnya.
b. Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan pada tanaman melon bertujuan untuk memelihara cabang sesuai dengan yang dikehendaki. Tinggi tanaman dibuat rata-rata antara titik ke-20 sampai ke-25 (bagian ruas, cabang atau buku dari tanaman tersebut). Pemangkasan dilakukan kalau udara cerah dan kering, supaya bekas luka tidak diserang jamur. Waktu pemangkasan dilakukan setiap 10 hari sekali, yang paling awal dipangkas adalah cabang yang dekat dengan tanah dan sisakan dua helai daun, kemudian cabang-cabang yang tumbuh dipangkas dengan menyisakan 2 helai daun. Pemangkasan dihentikan, jika ketinggian tanamannya sudah mencapai pada cabang ke-20 atau 25.

3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1. Hama

a. Kutu Aphis (Aphis gossypii Glover )
Ciri: mempunyai getah cairan yang mengandung madu dan di lihat dari kejauhan mengkilap. Aphis muda berwarna kuning, sedangkan yang dewasa mempunyai sayap dan berwarna agak kehitaman. Gejala: daun tanaman menggulung, pucuk tanaman menjadi kering akibat cairan daun dihisap hama. Pengendalian: (1) gulma selalu dibersihkan agar tidak menjadi inang hama; (2) semprot Pestona atau Natural BVR.

b. Thrips (Thrips parvispinus Karny)
Ciri: menyerang saat fase pembibitan sampai tanaman dewasa. Nimfa berwarna kekuning-kuningan dan dewasa berwarna coklat kehitaman. Serangan dilakukan di musim kemarau. Gejala: daun muda atau tunas baru menjadi keriting, dan bercak kekuningan; tanaman keriting dan kerdil serta tidak dapat membentuk buah secara normal. Gejala ini harus diwaspadai karena telah tertular virus yang dibawa hama thrips. Pengendalian: menyemprot dengan Pestona atau Natural BVR.

3.5.2. Penyakita. Layu Bakteri
Penyebab: bakteri Erwina tracheiphila E.F.Sm. Penyakit ini dapat disebarkan dengan perantara kumbang daun oteng-oteng (Aulacophora femoralis Motschulsky). Gejala: daun dan cabang layu, terjadi pengerutan pada daun, warna daun menguning, mengering dan akhirnya mati; daun tanaman layu satu per satu, meskipun warnanya tetap hijau. Apabila batang tanaman yang dipotong melintang akan mengeluarkan lendir putih kental dan lengket bahkan dapat ditarik seperti benang. Pengendalian: penggunaan Natural GLIO sebelum tanam.

b. Penyakit Busuk Pangkal Batang (gummy stem bligt)
Penyebab: Cendawan Mycophaerekka melonis (Passerini) Chiu et Walker. Gejala: pangkal batang seperti tercelup minyak kemudian keluar lendir berwarna merah coklat dan kemudian tanaman layu dan mati; daun yang terserang akan mengering. Pengendalian: (1) penggunaan mulsa PHP untuk mencegah kelembaban di sekitar pangkal batang dan mencegah luka di perakaran maupun pangkal batang karena penyiangan; (2) daun yang terserang dibersihkan. (3) gunakan Natural GLIO sebelum tanam sebagai pencegahan.

Catatan: Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
3.5.3. Gulma
Gulma (tumbuhan pengganggu) merugikan tanaman, karena bersaing zat hara, tempat tumbuh dan cahaya. Pencabutan gulma harus dilakukan sejak tumbuhan masih kecil, karena jika sudah besar akan merusak perakaran tanaman melon.

3.6. Panen
3.6.1. Ciri dan Umur Panen

a. Tanda/Ciri Penampilan Tanaman Siap Panen
1. Ukuran buah sesuai dengan ukuran normal
2. Jala/Net pada kulit buah sangat nyata/kasar
3. Warna kulit hijau kekuningan.
b. Umur Panen + 3 bulan setelah tanam.
c. Waktu Pemanenan yang baik adalah pada pagi hari.

3.6.2. Cara Panen
a. Potong tangkai buah melon dengan pisau, sisakan minimal 2,0 cm untuk memperpanjang masa simpan buah.
b. Tangkai dipotong berbentuk huruf "T" , maksudnya agar tangkai buah utuh.
c. Pemanenan dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan buah yang benar-benar telah siap dipanen.
d. Buah yang telah dipanen disortir. Kerusakan buah akibat terbentur/cacat fisik lainnya, sebaiknya dihindari karena akan mengurangi harga jual.

3.6.3. Penyimpanan
Buah melon tidak boleh ditumpuk, yang belum terangkut disimpan dalam gudang. Buah ditata rapi dengan dilapisi jerami kering. Tempat penyimpanan harus bersih dan kering. (Link Sumber)

Mengenal Dekat si Gele



Ganja (InggerisMarijuana) berasal dari pada sejenis pokok hem yang bergelar Cannabis sativa syn. Cannabis indica. Perkataan "Ganja" berasal dari bahasa Sanskrit yang memberimaksud "Resin/getah dari pokok berserabut". Ganja merujuk kepadadaun, batang, bunga dan biji benih kepada pokok Kanabis tersebut yangmengandungi resin dan selalunya dikeringkan (dengan menyalai) dahulu sebelumdigunakan. Ganja selalunya berwarna kehijauan hingga keperangan, dengan berbautengit dan boleh dimakan atau dihisap (tanpa atau bersama tembakau).
Ganja adalahtumbuhan budidaya penghasil serat, namun lebih dikenal karena kandungan zatnarkotika pada bijinya, tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-cannabinol)yang dapat membuat pemakainya mengalami euforia (rasa senang yangberkepanjangan tanpa sebab).
Ganja menjadisimbol budaya hippies yang pernah populer di Amerika Serikat. Hal ini biasanyadilambangkan dengan daun ganja yang berbentuk khas. Selain itu ganja dan opiumjuga didengungkan sebagai simbol perlawanan terhadap arus globalisme yangdipaksakan negara kapitalis terhadap negara berkembang. Di India, sebagianSadhu yang menyembah dewa Shiva menggunakan produk derivatif ganja untukmelakukan ritual penyembahan dengan cara menghisap Hashish melalui pipaChilam/Chillum, dan dengan meminum Bhang.
Bahan kimiapsikoaktif utama dalam marijuana ialah delta 9 tetrahydrocannibinol(THC). Ganja juga mengandungi banyak cannabinoid lain yang berkaitandengan THC. THC bersifat lilpofilik ( lilpophilic ) dan disimpan dalamlemak badan. Ini adalah antara sebab mengapa pengguna ganja kurang mengalamisimptom tarikan ( withdrawal ). THC mengambil masa berminggu mingguuntuk keluar dari badan manusia. THC mengikat pada reseptor CB1 yang dijumpaidi beberapa bahagian badan. CB1 banyak terdapat di ganglia basal dan sistemlimbik (sekumpulan struktur otak, termasuk amigdala, hipokamus dan hipotalamusyang berkaitan dengan aktiviti seperti autonomi, emosi, dan tingkah laku),selain ditemui di serebelum, dan sistem pembiakan manusia.
Reseptor CB2pula dijumpai dalam zon peralihan limpa dan tiada reseptor CB2 dalam sistemsaraf pusat (CNS). Apa yang menarik ialah jika dadah menjadikan CB2 sebagaisasaran, sudah pastilah penggunaan ganja dalam perubatan tidak mendatangkankesan kesan psikotropik. Tiada reseptor CB dijumpai dalam medula, bahagian otakyang mengawal pernafasan dan fungsi jantung. Kekurangan reseptor CB di medulaadalah punca mengapa pengguna ganja tidak mudah mati jika terlebih dos. NeilGoodman menyebut,
" Both subtypes (CB1 andCB2) belong to the seven transmembrane spannir receptor family with a sevena-helices spanning the cell membrane. The intracellular loops of the receptorprotein are involved with the G-proteins responsible for the transduction ofthe intercellular signal. This G-protein-coupled receptor causes the inhibitionof the enzymatic activity of adenylate cyclase responsible for the productionof cyclic adenosine monophosphate (cAMP) in the cell." [Neil Goodman,2003, erowid.org].
Reseptor CBterletak di dalam neuron presinaps. Seperti kata Kreitzer dan Regehr, apabilasalah satu penghantar biasa seperti glutamat atau GABA meransang neuronpostsinaps, neuron tersebut membebaskan bahan kimia cannabinoid (contohnya anandamide atau 2-AG). Penghantar tersebut kemudiannya kembalikepada neuron presinaps bagi mengurangkan penghasilan cannabinoid buatsementara waktu.
THC bolehmerencat keplastikan sinaps otak. Ini adalah disebabkan reseptor CB1 mengubahkeplastikan sinaps bersandar cAMP dan seterusnya menghalang pengambilan sinapsbaru dengan cara merencat penghasilan cAMP.
Pengambilan danmemiliki ganja adalah haram di kebanyakan negara, dan telah diselubungikontroversi mengenai penggunaannya dalam perubatan. Ganja mengandungi lebih 420bahan kimia dan kesannya kepada manusia bergantung kepada individu dan situasi.Ini menyebabkan kesan ganja agak sukar untuk diperhati dan dikaji.
Pokok ganjaialah herba tahunan yang tergolong dalam genus dioecious, keluarga Cannabaceae,dan order Rosales (dahulunya order Urticales). Dalam mengelaskanpokok ganja, kontroversi filogenetik berlaku sama ada pokok ganja yangditanam/dibiak datang dari satu spesis (Cannabis sativa) atau daripelbagai spesis (Cannabis indica, Cannnabis ruderalis atau Cannabisamericana).
Pokok ganjaboleh hidup dalam pelbagai iklim. Tumbuhan ini mempunyai serabut yang kuat yangdikenali sebagai gentian hem dan digunakan dalam industri tekstil. Biji pokokganja digunakan sebagai makanan burung mempunyai kandungan protein, asid lemakrantai panjang dan tenaga yang tinggi. Pokok ganja mengandungi bahanhalusinogenik dan bahan kimia aktif psikoaktif dan psikologi lain seperti cannabinoid.Putik/pucuk dan daunnya boleh digunakan untuk tujuan perubatan dan rekreasi.Penyediaan sebegini dipanggil Ganja. Ganja digunakan dengan cara menelannyaatau dengan cara menghisap bersama tembakau atau tanpa tembakau. Ada juga kejuyang dihasilkan berasaskan lemak ganja. Di beberapa negara di Eropah memberilembu tenusu makanan dari pokok kanabis kerana dipercayai ianya menggalakkanpengeluaran susu.

Fisiologi pokok ganja
Pokok ganjamembiak melalui percantuman seks. Pokok betina akan mengeluarkan putik yangboleh menghasilkan ratusan biji benih. Pokok jantan matang lebih awal daripadapokok betina. Walaupun gen menentukan jantina pokok, faktor sekeliling turutterlibat. Misalnya hermaphrodyte asli mempunyai dua jantina dan keduaduanya mandul. Namun, organ seks hermaphrodyte bukan asli bolehberfungsi sepenuhnya. Pendekatan ini digunakan dalam menyediakan biji benihkomersil. Biji benih betina dihasilkan dengan merawat hermaphrodytebetina yang kekurangan gen jantan dengan hormon.
Pokok ganjaboleh mengadakan proses fotosintesis, jadi pembesaran pohon ini tidakbergantung kepada pusingan malam untuk menyerap karbon dioksida. Pokok ganjaberupaya untuk berada dalam keadaan cerah selama 24 jam sehari (biasanya denganbantuan cahaya lampu), walaubagaimana pun penanam pokok ganja menggalakkantempoh rehat (gelap) supaya pokok tersebut tidak tertekan ( overstress). Pokok ganja mula berbunga apabila kegelapan melebihi 11 jam sehari dan bolehkekal sehingga 6 minggu.

Pemanfaatan
Tumbuhan ganjatelah dikenal manusia sejak lama dan digunakan sebagai bahan pembuat kantungkarena serat yang dihasilkannya kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai sumberminyak.
Namun demikian,karena ganja juga dikenal sebagai sumber narkotika dan kegunaan ini lebihbernilai ekonomi, orang lebih banyak menanam untuk hal ini dan di banyak tempatdisalahgunakan.
Di sejumlahnegara penanaman ganja sepenuhnya dilarang. Di beberapa negara lain, penanamanganja diperbolehkan untuk kepentingan pemanfaatan seratnya. Syaratnya adalahvarietas yang ditanam harus mengandung bahan narkotika yang sangat rendah atautidak ada sama sekali.
Sebelum adalarangan ketat terhadap penanaman ganja, di Aceh daun ganja menjadi komponensayur dan umum disajikan.
Bagipenggunanya, daun ganja kering dibakar dan dihisap seperti rokok, dan bisa jugadihisap dengan alat khusus bertabung yang disebut bong.

Budidaya
Tanaman iniditemukan hampir disetiap negara tropis. Bahkan beberapa negara beriklim dinginpun sudah mulai membudidayakannya dalam rumah kaca.
SYARAT PERTUMBUHAN
Iklim
1) Tanaman Ganja tumbuh subur pada kondisi tanah yang lembab
2) Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih tanaman Ganja memerlukan sinar
    matahari. Dengan kata lain penanaman ganja dilakukan ditempat yang
    terbuka sehingga mendapat sinar matahari sepanjang hari.
3) Suhu udara optimum untuk budidaya tanaman ganja antara 20-35 oC.

 Media Tanam
1) Tanaman ganja paling cocok ditanam pada tanah yang subur, gembur dan
     banyak mengandung humus.
2) Tekstur tanah yang baik adalah lempung berpasir, liat berpasir dan tanah
     laterik.
3) Tanaman ganja dapat tumbuh pada keasaman tanah (pH) sekitar 4,3-7,4.
     Tetapi keasaman tanah (pH) optimum untuk ganjaadalah 6,8-7,0.
 Ketinggian Tempat
1) Jahe tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0-
    2.000 m dpl.
2)   Di Indonesia pada umumnya ditanampada ketinggian 0 - 1500 m dpl.

DAFTAR PUSTAKA

1) Anonimous. 1994. Hasil Penelitian Dalam Rangka Pemanfaatan Pestisida
    Nabati. Prosiding Seminar di Bogor 1 – 2 Desember 1993.Balai Penelitian
    Tanaman Rempah dan Obat. Bogor.
2) Anonimous. 1989. Vademekum Bahan Obat Alam. Departemen Kesehatan
    Republik Indonesia. Jakarta



Teknik Budidaya Cengkeh

I. PENDAHULUAN Cengkeh merupakan salah satu komoditas pertanian yang tinggi nilai ekonominya. Baik sebagai rempah-rempah, bahan campuran rokok kretek atau bahan dalam pembuatan minyak atsiri, namun bila faktor penanaman dan pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka produksi dan kualitasnya akan menjadi rendah.
PT. NATURAL NUSANTARA berusaha berperan dalam peningkatan produksi secara K-3 yaitu Kuantitas, Kualitas dan tetap menjaga Kelestarian lingkungan.

II. SYARAT PERTUMBUHAN - Tanaman tumbuh optimal pada 300 - 600 dpal dengan suhu 22°-30°C, curah hujan yang dikehendaki 1500 4500 mm/tahun
- Tanah gembur dengan dalam solum minimum 2 m, tidak berpadas dengan pH optimal 5,5 - 6,5. Tanah jenis latosol, andosoldan podsolik merah baik untuk dijadikan perkebunan cengkih.

III. PEMBIBITAN - Buat bedengan untuk naungan dengan lebar 1- 1,2 m dan panjang sesuai kebutuhan dengan arah membujur ke utara selatan. Kanan kiri bedengan dibuat parit sedalam 20 cm dan lebar 50 cm. Diatas bedengan dibuat naungan setinggi 1,8 m dibagian timur dan 1,2 m dibagian selatan, intensitas cahaya 75%.
- Benih dibenamkan pada media di polybag ukuran 15 cm x 20 cm (untuk bibit yang akan dipindahkan pada umur 1 tahun) atau ukuran 20 cm x 25 cm (untuk bibit yang akan dipindahkan pada umur 2 tahun) yang bagian bawahnya telah dilubangi 2,5 mm dengan jarak 2 x 2 cm. Media yang digunakan pasir halus, tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1 : 1, dan berikan Natural GLIO per 20 25 kg pupuk kandang yang telah jadi dan diperam selama ± 2 minggu. Dan sebelum bibit ditanam siram tanah dengan POC NASA 5 ml/lt air atau 0,5 tutup per liter air. -Kemudian susun polybag pada persemaian yang telah disiapkan.
- Penyiraman dilakukan dua kali dalam sehari. Penyiangan dilakukan 2-3 kali dalam sebulan disesuaikan dengan pertumbuhan gulma. Intensitas naungan perlahan-lahan dikurangi secara bertahap hingga tinggal 40% saat bibit dipindahkan ke lapang.
- Pemupukan dengan NPK dilakukan dengan dosis 10 gr/pohon/tahun atau dengan Urea, SP-36 dan KCl dengan dosis masing-masing 3,5 gr/bibit/tahun . Pupuk tersebut diberikan tiap 3 bulan sekali sedangkan untuk yang didalam polibag diberikan sebanyak 1,5 bulan sekali.

Catatan : Akan lebih baik pembibitan diselingi/ditambah SUPERNASA interval 4 bulan sekali dengan dosis 1 botol untuk ± 400 bibit. 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap bibit.

IV. PENGAJIRAN Pengajiran dilakukan pada blok tanaman untuk memudahkan penanaman dengan jarak tanam 8 x 8 m dengan pola bujursangkar atau empatpersegi panjang.

V. PENANAMAN Cangkul tanah yang telah diberi ajir dengan ukuran lubang tanam 75 x 75 x 75 cm. Lakukan penanaman pada awal musim hujan. Berikanlah pupuk kandang 25 - 50 kg yang telah dicampur dengan 1 pak Natural GLIO dan 1,5 - 2 kg dolomit, campur hingga rata. Masukan 5-10 kg campuran tersebut per lubang tanam. Masukkan bibit dan gumpalan tanahnya kedalam lubang hingga batas leher akar. Beri peneduh buatan setingggi 30 cm dengan intensitas 50%. Siramkan POC NASA secara merata dengan dosis 2-3 ml/liter air per bibit atau semprot POC NASA dosis 2 tutup/ tangki. Hasil akan lebih bagus dengan menggunakan SUPERNASA dengan cara : 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) dijadikan larutan induk. Kemudian dalam 1 liter air ditambahkan 10 ml larutan induk kemudian diberikan untuk setiap pohonnya.

VI. PEMELIHARAAN TANAMAN Pengaturan peneduh dilakukan antara 4-6 bulan sekali.

VII. PEMUPUKAN

UMUR
PUPUK MAKRO
Urea
TSP
KCl
Dolomit
0,5 50 25 35 50
1 100 50 75 100
2 150 75 125 150
3 200 100 150 200
4 500 200 400 400
5 750 300 600 500
6 1000 400 800 750
7 1500 500 1000 1000
8 2200 600 1250 2000
9 2600 700 1500 2500
10 3000 800 1750 2900
11 3500 900 2000 3300
12 3500 900 2250 3800

Catatan :
- Bila diberikan dua periode pemberian pupuk pertama dilakukan awal musim hujan (September-Oktober) dan kedua pada akhir musim hujan (Maret-April).
- Siramkan SUPERNASA atau POWER NUTRITION dosis 1 sendok makan per 10 lt air per pohon setiap 3-6 bulan sekali
- Semprotkan POC NASA dosis 3 - 4 tutup + HORMONIK dosis 1-2 tutup pertangki setiap 1-2 bulan sekali hingga umur 5 tahun.

VIII. PENGENDALIAN HAMA dan PENYAKITA. Kutu daun ( Coccus viridis )
Bagian yang diserang : ranting muda, daun muda. Gejala : Pertumbuhan yang dihisapnya akan terhenti misal ranting mengering, daun dan bunga kering dan rontok. Pencegahan gunakan PENTANA + AERO 810 atau Natural BVR

B. Penggerek ranting/batang (Xyleborus sp )
Bagian yang diserang : ranting/batang. Gejala : Liang gerekan berupa lubang kecil, serangan hebat menyebabkan ranting / batang menjadi rapuh dan mudah patah.Pengendalian : Pangkas ranting/batang yang terserang, pencegahan gunakan PESTONA atau Natural BVR.

C. Kepik Helopeltis ( Helopeltis sp )
Bagian yang diserang : pucuk atau daun muda. Gejala : Biasanya pucuk akan mati dan daun muda berguguran.Pencegahan : Semprotkan Natural BVR atau PESTONA.

D. Penyakit mati bujang ( bakteri Xylemlimited bacterium ).
Bagian yang terserang : perakaran, ranting-ranting muda. Gejala : matinya ranting pada ujung-ujung tanaman.Gugurnya daun diikuti dengan matinya ranting secara bersamaan. Pengendalian : pengaturan drainase yang baik, penggemburan tanah, pencegahan kocorkan POC NASA + HORMONIK + NATURAL GLIO.

E. Penyakit busuk akar (Pytium rhizoctonia dan Phytopthora ).
Bagian yang diserang : perakaran. Gejala : pada pembibitan tanaman mati secara tiba-tiba, pada tanaman dewasa daun mengering mulai dari ranting bagian bawah. Pengendalian : bila serangan telah ganas maka tanaman yang terserang dibongkar dan dimusnahkan, lubang bekas tanaman berikan tepung belerang 200 gr secara merata, isolasi tanaman atau daerah yang terserang dengan membuat saluran isolasi, perbaiki drainase, gunakan Natural GLIO pada awal penanaman untuk pencegahan.
Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, sebagai alternative terakhir bisa digunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata Pembasah AERO 810 dosis 0,5 tutup botol per tangki

IX. PANEN
Cengkih dapat mulai dipanen mulai umur tanaman 4,5 - 6,5 tahun, untuk memperoleh mutu yang baik bunga cengkih dipetik saat matang petik, yaitu saat kepala bunga kelihatan sudah penuh tetapi belum membuka. Matang petik setiap tanaman umumnya tidak serempak dan pemetikan dapat diulangi setiap 10-14 hari selama 3-4 bulan. Bunga cengkih dipetik per tandan tepat diatas buku daun terakhir. Bunga yang telah dipetik lalu dimasukkan ke dalam keranjang/karung kecil dan dibawa ke tempat pengolahan.

X. PENANGANAN PASCA PANEN
- Sortasi buah. Lakukan pemisahan bunga dari tangkainya dan tempatkan pada tempat yang berbeda.
- Pemeraman. Pemeraman dilakukan selama 1 hari ini dilakukan untuk memperbaiki warna cengkih menjadi coklat mengkilat.
- Pengeringan. Pengeringan dapat dilakukan dengan mesin pengering yang menggunakan kayu bakar atau bahan bakar minyak.Dapat juga dikeringkan dengan cara alami yaitu pengeringan dengan matahari pada lantai beton agar kadar air menjadi 12-14%, dan dapat disimpan dan aman dari jamur.
- Sortasi. Pada tahap ini cengkih dipisahkan dari kotoran dengan cara ditampi. Kemudian cengkih yang sudah bersih dimasukan pada karung dan dijahit. (Link Sumber