Tampilkan postingan dengan label amankan usaha. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label amankan usaha. Tampilkan semua postingan

Rabu, 07 Maret 2012

Mengatasi Kebosanan dalam Berbisnis

Views :409 Times PDF Cetak E-mail
Rabu, 07 Maret 2012 09:05
Berbisnis kadang membosankan. Semua pengusaha sukses biasanya pernah merasakan ini. Apalagi jika mimpi-mimpi Anda sebagian besar sudah tercapai. Ini bukan sebuah bentuk kesombongan. Rasa bosan adalah hal yang manusiawi. Tapi jangan terlena dan menyerah pada rasa bosan yang akan membuat bisnis Anda terpuruk. Kebosanan bisa jadi sebuah sinyal untuk mulai memikirkan kreativitas atau inovasi baru. Berikut ini adalah cara untuk mengatasi rasa bosan Anda dalam berbisnis.

boredYang pertama, Anda harus segera kembali ke jalur Anda. Ingat baik-baik niat utama Anda saat ingin memulai bisnis dulu. Mengapa dulu Anda begitu semangat? Apa yang pernah menjadi bahan bakar Anda untuk terus berpikir dan bekerja? Apakah karena passion, atau karena keinginan untuk jadi kaya, atau alas an yang lain? Impian awal saat baru memulai bisnis perlu Anda hidupkan lagi, karena inilah yang menjadi penggerak kita untuk terus maju.

Yang kedua, segera temukan ide-ide baru. Ide baru akan mengatasi rasa bosan Anda. Mungkin bukan hanya Anda yang membuatuhkan ide baru. Bisa jadi pelanggan Anda juga merasakan kebosanan yang sama. Dalam berbisnis, inovasi adalah hal mutlak. Untuk menemukan inspirasi baru, Anda bisa jalan-jalan ke toko buku, ke tempat rekreasi, atau ke manapun yang Anda inginkan, yang penting dapat mengusir rasa bosan. Tapi acara jalan-jalan ini bukan hanya sekadar jalan-jalan, melainkan bertujuan untuk menemukan pencerahan atau ide baru dalam berbisnis. Bukan tidak mungkin, sekembalinya Anda dari jalan-jalan ini, Anda malah menciptakan peluang baru yang sama sekali berbeda dengan bisnis yang sebelumnya. Dari sini Anda bisa mulai bisnis baru dari awal lagi.

Selanjutnya, jangan terpaku pada bisnis Anda yang sekarang. Buatlah model atau bentuk baru dari bisnis Anda yang sekarang ini. Mungkin cara penjualan bisa dimodifikasi? Atau mungkin Anda perlu membuka cabang baru? Atau menambah varian produk? Jika Anda usaha rumah makan, Anda boleh menambah menu baru, membuka cabang baru, atau mengikuti bazaar makanan. Semua tergantung kreativitas Anda.

Jadilah kreatif agar Anda tidak kehilangan peluang. Peluang harus terus ditemukan, dan jangan sampai rasa bosan membunuh kreativitas dan aktivitas bisnis Anda. (*/dari berbagai sumber/AS)

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/amankan-bisnis/15009-mengatasi-kebosanan-dalam-berbisnis.html

Kamis, 01 Maret 2012

Jangan Melupakan Etika Berbisnis

Views :206 Times PDF Cetak E-mail
Kamis, 01 Maret 2012 13:12
etika0212Terjadinya perbuatan tercela dalam dunia bisnis tampaknya tidak menurun bahkan cenderung semakin meningkat. Tindakan mark up, ingkar janji, kolusi dan suap, tidak mengindahkan kepentingan masyarakat, serta tidak mempedulikan lingkungan hidup merupakan contoh pengabaian pengusaha terhadap etika bisnis.

Mungkin ada yang bertanya, apakah bisnis memang perlu memperhatikan etika? Bukankah bisnis dan etika merupakan dua hal yang berbeda? Sering pula ada anggapan bahwa etika bisnis itu hanya terdapat dalam teori, pada kenyataannya, jika mau untung, sering kali kita melupakan etika. Benarkah demikian?

Sebelumnya kita harus mengetahui pengertian etika. Banyak definisi yang berkaitan dengan etika. Etika berbeda dengan hukum atau regulasi. Jika melanggar hukum, sanksinya jelas berupa pidana atau perdata. Sedangkan melanggar etika, sanksinya tidak jelas, hanya sanksi moral semata atau sanksi dari Yang Maha Kuasa. Maka, melanggar etika belum tentu berarti melanggar hukum. Akibatnya, sering etika tidak begitu diperhatikan.

Kamus Besar Bahasa Indonesia mengatakan etika adalah, "Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak)". Menurut Wikipedia etika adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Tetapi, menurut John Calvin, etika tertinggi adalah dari pencipta manusia.

Hukum yang Tuhan berikan justru memberikan kebebasan bagi manusia untuk benar-benar menjadi manusia seutuhnya yang sesuai dengan keinginan Pencipta. Seharusnya, sanksi moral yang umumnya tidak jelas merupakan sanksi yang paling berat bagi umat beriman.

Kita seringkali terjebak dengan apa yang terlihat dan menempatkannya sebagai sesuatu yang lebih bernilai daripada hal-hal yang tidak kelihatan. Kita tidak menyadari bahwa sangat banyak hal yang tidak kelihatan, tapi justru memiliki porsi yang luar biasa besar dan penting.

Sebagai contoh, seorang pedagang kamera menjual kamera dengan mutu rendah atau cacat. Penjual berhasil menyembunyikan cacat itu, sehingga tidak diketahui oleh pembeli. Penjual mengingatkan pembeli bahwa barang yang telah dijual tidak bisa ditukar atau dikembalikan. Setelah beberapa waktu, pembeli komplain dan meminta untuk menggantinya. Penjual berdalih, bahwa waktu terjadi transaksi barangnya baik-baik saja. Salahkah si penjual.

Secara hukum bisa jadi benar. Tetapi, dari sisi etika bisnis, jelas-jelas salah. Dari semula sebenarnya penjual mengetahui barang tersebut ada cacatnya, tetapi tidak memberitahu si pembeli. Dalam jangka pendek, bisnis yang tidak memperhatikan etika mungkin mendatangkan keuntungan. Tetapi, dalam jangka panjang, akan terbentuk opini masyarakat mengenai toko tersebut, yaitu menjual barang rusak atau cacat. Lambat laun pembeli cenderung menurun. Jadi, sanksi etika itu hanya berbentuk sanksi moral dan baru terlihat dalam jangka panjang.

Contoh di atas memperlihatkan bahwa etika itu penting. Secara sederhana etika bisnis dapat diartikan sebagai suatu aturan main yang tidak mengikat, karena bukan hukum. Tetapi, dalam praktik bisnis sehari-hari etika bisnis dapat menjadi pedoman bagi aktivitas bisnis yang dijalankan.

Pengabaian etika bisnis tidak hanya berdampak kerugian bagi masyarakat, tetapi juga bagi tatanan ekonomi nasional. Disadari atau tidak, para pengusaha yang tidak memperhatikan etika bisnis akan menghancurkan nama mereka. Peribahasa mengatakan, "Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang". Ketika seseorang meninggal, ia akan meninggalkan namanya. Problemnya adalah apa yang dilakukan semasa ia hidup.

Banyak orang yang mengejar "fast money and easy money" dengan segenap tenaga, bahkan tidak memikirkan orang lain. Apakah orang akan mengenang namanya karena banyaknya uang yang dimiliki? Mungkin namanya akan rusak karena banyak orang dirugikan semasa ia hidup. Kita harus bekerja baik baik, peduli terhadap orang lain atau pun juga alam sekitar, agar reputasi kita dikenang dengan baik nantinya

Bisnis pada waktu dulu hanya berdasarkan kepercayaan antarindividu. Tidak berbelit-belit dan rumit seperti sekarang. Kita bisa melihat kesederhanaan di dalamnya, Sederhana itu tetap yang terbaik. Namun, seiring "kemajuan" zaman, standar moral etika pun mengalami kemunduran luar biasa. Etika kerap dengan gampang dilanggar karena ego individu yang tak terkendalikan, dalam hal ini adalah pelaku bisnis yang serakah. (*/dari berbagai sumber)

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/amankan-bisnis/14860-jangan-melupakan-etika-berbisnis.html

Selasa, 28 Februari 2012

Bagaimana Bangkit Setelah Bangkrut?

Views :395 Times PDF Cetak E-mail
Selasa, 28 Februari 2012 09:01
bangkrut0212Kebangkrutan ialah momok yang menakutkan bagi semua entrepreneur. Tentu saja, siapa yang mau menderita kebangkrutan? Namun jika Anda seorang entrepreneur yang tangguh dan ulet dalam bekerja, Anda pasti bisa melewati tahapan ‘pahit’ dalam proses mewujudkan visi dan misi Anda.

Situasi pailit yang Anda alami sekarang mungkin akan terasa lebih mudah untuk diatasi jika kondisi sekitar lingkungan Anda tetap positif. Tetapi harus diakui tak semua faktor di sekeliling kita kondusif untuk mengatasi kebangkrutan yang mendera. Dari dalam diri, seorang entrepreneur bisa saja merasa putus asa dan memiliki tingkat kepercayaan diri yang sudah sangat menurun. Dari faktor eksternal, kita bisa temui tantangan itu dari pihak keluarga. Tak semua anggota keluarga pasti 100% mendukung. Apalagi jika Anda sebelumnya meninggalkan pekerjaan yang sudah mapan untuk beralih ke dunia entrepreneurship. Kebangkrutan menjadi sebuah titik lemah di mana anggota keluarga Anda bisa menggoyahkan semangat untuk terus melaju. Kerumitan ditambah dengan pengeluaran kebutuhan sehari-hari keluarga jika Anda adalah penyokong kehidupan rumah tangga.

Dan lingkungan masyarakat di Indonesia juga cenderung akan memandang Anda sebagai seseorang yang gagal saat alami kebangkrutan. Masyarakat di tanah Air masih belum sepenuhnya menghargai proses berat yang harus dialami oleh seorang entrepreneur karena mereka lebih menilai keberhasilan seorang entrepreneur dari aspek hasilnya saja. Prosesnya padahal juga tak kalah penting.

Bila Anda sudah hampir putus asa saat alami kebangkrutan, cobalah urai simpul-simpul mati dalam kondisi bangkrut tersebut dengan beberapa saran di bawah ini.

Berkomunikasi dengan entrepreneur yang pernah alami hal serupaSaat alami kebangkrutan, tetaplah berkomunikasi dengan banyak orang. Mengurung diri terlalu lama akan memberikan efek putus asa yang lebih besar. Tentu Anda harus tetap mendekatkan diri pada Tuhan agar lekas bangkit tetapi jangan lupa untuk juga mengokohkan jejaring bisnis. Di saat genting seperti inilah, jejaring bisnis menjadi jaring pengaman yang bisa mengangkat Anda dari kebangkrutan.

Jika Anda memiliki mentor atau setidaknya rekan yang sudah lebih banyak memiliki pengalaman dalam dunia entrepreneurship, cobalah untuk meminta sebagian waktunya untuk bisa mengobrol dekat dari hati ke hati. Jika Anda dikenal sebagai pengusaha yang suka bekerja keras dengan reputasi yang baik tanpa cela, kebangkitan dari kebangkrutan adalah hanya soal waktu. Dan bila Anda pernah membantu beberapa orang rekan sesama entrepreneur sebelumnya, Anda bisa meminta bantuan mereka untuk bangkit dengan cara yang sama-sama saling menguntungkan. Inilah manfaat memiliki jejaring bisnis, Anda tak akan pernah sendirian menghadapi krisis.

Pupuk keyakinan diri bahwa badai pasti berlaluDalam kehidupan ada perputaran antara masalah dan kebahagiaan. Jangan serta merta putus asa menghadapi keadaan yang sedemikian rumit . Semua masalah, termasuk kebangkrutan yang sedang Anda alami, pasti memiliki ujung dan akhir.

Teruslah bersikap pantang menyerah, pelihara kemampuan untuk berpikir jernih. Tidak mudah memang tetapi inilah yang harus Anda lewati sebagai seorang entrepreneur.

Minta bantuan pihak ketiga yang profesionalUntuk menyelesaikan masalah kebangkrutan dengan tuntas, Anda bisa menyewa jasa tenaga profesional. Jenis jasa ini tentu disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan Anda. Misalnya, jika Anda ingin menegosiasikan utang piutang, Anda bisa sewa jasa penasihat hukum atau konsultan bisnis yang berpengalaman dan tepercaya. Tahan diri untuk bertindak instan dan sembrono. Keinginan untuk mencapai solusi secara instan akan menjadi bumerang suatu saat bagi Anda.

Pertahankan perusahaanSaat sebuah perusahaan dirundung masalah kebangkrutan, ada baiknya entrepreneur mempertimbangkan untuk mempertahankannya sebatas kemampuannya. Masa kelam ini menjadi saat yang sesuai untuk menguji kesetiaaan para karyawan. Di samping itu, dengan mempertahankan perusahaan, masih terbuka peluang untuk menyelesaikan masalah keuangan (misalnya utang piutang) yang menjadi sumber masalah utama kebangkrutan. (*/Diolah dari "Solusi Usaha yang Bangkrut" oleh Wahyu Saidi-Kontan)

Sumber:
http://www.ciputraentrepreneurship.com/amankan-bisnis/14784-bagaimana-bangkit-setelah-bangkrut.html

Jumat, 24 Februari 2012

Saat Mentor Bisnis Tak Sesuai Harapan



Views :228 Times PDF Cetak E-mail
Rabu, 22 Februari 2012 14:51
CE-logoBahkan hubungan antara mentor dan anak asuhannya bisa berubah kurang hangat, tak sedekat atau seharmonis dahulu. Mungkin mentor Anda dirasakan menghalangi Anda dari pencapaian tujuan bisnis yang sudah Anda canangkan jauh-jauh hari. Atau mungkin Anda baru menyadari bahwa nasihat dan bimbingannya tak lagi relevan atau sesuai dengan kondisi Anda sekarang ini. Atau mugnkin juga, ia sering tak bisa ditemui untuk mendiskusikan masalah-masalah yang Anda sedang dihadapi.

Apapun situasi hubungan yang Anda miliki dengan mentor yang tak lagi cocok, Anda bisa menempuh 3 cara berikut untuk memperbaiki keadaan dan kembali pada jalur Anda menuju keberhasilan:

Cara 1: Rentangkan sayap AndaPerluas jaringan internal Anda dengan menawarkan bantuan kepada proyek-proyek di luar fungsi atau departmen yang Anda tekuni. Bila Anda menjauhkan diri dari mentor Anda sekarang, Anda mungkin akan menemukan mentor lain yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan selera.

Cara 2: BerdikariTunjukkan pada orang lain bahwa Anda tak hanya bekerja dalam bayang-bayang mentor Anda sekarang. Anda sebagai entrepreneur muda juga bisa tetap melaju meskipun mentor Anda tak lagi mendampingi.

Cara 3: Katakan kebenaranMungkin sudah saatnya Anda berbicara dengan jujur dan terbuka dengan mentor Anda sekarang mengenai perkembangan hubungan dengan mentor yang kurang sesuai dengan harapan semula. Hargailah semua yang sudah ia berikan dan lakukan untuk mendukung Anda hingga mencapai titik sekarang ini, namun jangan lupa untuk menjelaskan dengan terus terang apa yang Anda paling butuhkan atau tidak butuhkan. Bila memang tak tercapai kesepakatan, tak ada salahnya Anda berganti mentor dengan sepengetahuannya.

*) Diadaptasi dari tulisan Amy Jen Su dan Muriel Maignan Wilkins yang berjudul “When Your Good Mentor Goes Bad”

Sumber:
http://www.ciputraentrepreneurship.com/amankan-bisnis/14645-saat-mentor-bisnis-tak-sesuai-harapan.html

Kamis, 23 Februari 2012

3 Langkah Simpel Perbaiki Kesalahan

Views :288 Times PDF Cetak E-mail
Kamis, 23 Februari 2012 11:19
fix0212Entrepreneur akrab dengan masalah dan kesalahan. Semua itu merupakan bagian dari proses yang harus dilalui sehingga tidak perlu dihindari. Jalani, hayati serta nikmati karena sebenarnya itulah inti dari kehidupan seorang entrepreneur: mendapati masalah dan menemukan solusinya bagi diri sendiri dan orang lain.

Sementara orang lain banyak yang menerima bahwa kesalahan adalah sesuatu yang tak terhindarkan, tak seorang pun yang suka atau menikmati melakukan kesalahan dengan sengaja.

Berita baiknya ialah bahwa bahkan kesalahan besar pun tidak perlu menjadi kesalahan yang mengakhiri karir entrepreneur Anda selamanya jika dna hanya jika ditangani dengan tepat.

Bila Anda suatu saat atau sekarang sedang menghadapi sebuah keadaan yang rumit akibat sebuah kesalahan yang Anda buat sendiri, jangan panik. Ikuti 3 langkah simpel yang disarankan Amy Gallo dalam tulisannya yang berjudul “You’ve Made A Mistake. Now What?” berikut ini untuk memperbaiki keadaan:

Langkah 1: Bersikap apa adanya

Hal pertama yang harus dilakukan ialah memilih untuk bersikap jujur mengenai kesalahan yang Anda buat. Inilah tantangan terberat jika ego Anda sebagai entrepreneur terlalu tinggi. Banyak entrepreneur enggan mengakui kesalahan mereka dengan penuh keterbukaan karena itu bisa melukai harga diri mereka, betul?

Ingatlah bahwa menyembunyikan kesalahan yang Anda buat atau meremehkan dampak kesalahan tersebut bisa jadi fatal bagi karir entrepreneur Anda di masa datang. Perbaiki sekarang atau menyesal di kemudian hari.

Sikap terbuka dan jujur mengenai kesalahan yang Anda perbuat mungkin awalnya pahit karena Anda akan dicerca, tetapi beban moral dan etika yang Anda panggul sudah jauh berkurang. Ini mebuat batin Anda tenang. Akui bahwa Anda bertanggung jawab atas kesalahan itu dan berniat segera memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan. Jangan terlalu bersikap defensif dengan menyalahkan orang lain yang terlibat.

Langkah 2: Lakukan perubahan yang diperlukan

Kesalahan jangan selalu Anda anggap sebagai momok. Ambil sudut pandang sebagai entrepreneur yang harus terus belajar. Anggap kesalahan sebagai peluang untuk belajar lebih banyak. Peluang ini mahal, apalagi pengalaman yang didapat dari memperbaiki kesalahan.

Jelaskan pada karyawan dan rekan kerja Anda serta pihak-pihak yang terlibat dalam bisnis Anda bahwa Anda akan melakukan perubahan yang mengarah pada perbaikan dari situasi yang ada sekarang, yang terjadi akibat kesalahan Anda.

Langkah 3: Kembali melaju

Jangan biarkan kesalahan yang sudah Anda lakukan membuat Anda trauma untuk melakukan gebrakan dalam berbisnis. Ambil risiko yang terukur dengan cermat agar peluang untuk melakukan kesalahan bisa dikurangi sampai ke titik terendah yang Anda bisa. Begitu kesalahan sudah berlalu, tetap ingat pelajaran berharga yang Anda dapatkan dan lupakan ketakutan yang muncul. Lalu fokuslah pada masa depan.

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/amankan-bisnis/14666-3-langkah-simpel-perbaiki-kesalahan.html

Senin, 20 Februari 2012

7 Poin yang Harus Dihindari Entrepreneur Muda

Views :677 Times PDF Cetak E-mail
Senin, 20 Februari 2012 10:41
bisnis_plan0212Belakangan ini, jumlah entrepreneur muda makin banyak. Sayangnya semangat menggebu anak muda acap kali tak dibarengi dengan perhitungan matang. Banyak yang cepat merasa semangat saat awal, namun kemudian cepat pula semangat mereka turun. Satu faktor yang sering membuat "layu sebelum berkembang" adalah kondisi dan perencanaan keuangan yang serampangan.

Ada beberapa hal yang harus diwaspadai para pengusaha muda:

Berinvestasi melebihi yang dibutuhkan

Faktor emosi membuat kaum muda selalu ingin terlihat “wah” di bisnis yang mereka bangun. Karyawan langsung banyak, sewa kantor di lokasi yang mahal, furnitur dan perlengkapan kantor yang serba modern. Menurut Alexa von Tobel, CEO dari LearnVest.com, sebuah perusahaan konsultan keuangan, seharusnya mereka berfokus pada produk dan layanan.

Mengeluarkan biaya-biaya untuk sesuatu yang dianggap bisa diselesaikan sendiri

Sering kali anak muda terjebak dalam keadaan “sok tahu” dan meremehkan hal-hal kecil namun penting, seperti laporan keuangan dan pajak. Akibatnya, saat harus membayar pajak usaha, ada beberapa kondisi yang membuat perusahaan terkena denda. Supaya masalah tersebut dapat cepat selesai, mereka cenderung memakai jasa berbagai konsultan, yang notabene berbiaya lebih tinggi jika dibandingkan merekrut karyawan tetap.

Tidak menggaji diri sendiri

Karena sangat bersemangat, kadang tidak memedulikan apakah kita digaji atau tidak. Namun, jika kebiasaan ini diteruskan, menurut Diana Ransom, seorang pemerhati usaha kecil bisa memicu kekacauan pada penempatan uang. Yakni, kadang karena merasa sangat butuh uang, tanpa disadari, pemilik usaha mengambil uang perusahaan karena selama ini merasa tidak digaji.

Tidak merencanakan kemungkinan kondisi paling buruk

Saking semangatnya, sering kali kaum muda tidak memperhitungkan kemungkinan terburuk usahanya. Mereka merasa terlalu optimis sehingga cenderung tak mempersiapkan diri saat situasi memburuk.

Mencampurkan aset pribadi dan perusahaan

Anak muda biasanya malas untuk memisahkan aset pribadi dan perusahaan. Akibatnya, saat terjadi masalah aset pribadi pun bisa ikut hilang, misalnya, untuk membayar utang. Karena itu, sangat disarankan untuk memisahkan aset-aset tersebut.

Menggunakan kartu kredit pribadi untuk kepentingan bisnis

Urusan bisnis adalah urusan bisnis, jangan campur adukkan dengan urusan pribadi. Maka, jika ingin membeli barang atau aset untuk perusahaan, gunakan uang perusahaan.

Memanfaatkan uang perusahaan melebihi kapasitas

Ada kalanya, saat usaha berjalan seperti  harapan nafsu beli ini dan itu menggelora. Yang seharusnya cukup punya komputer standar untuk mengetik dan mencetak dokumen, langsung membeli komputer paling canggih tanpa bisa memaksimalkan kegunaannya. Jika hal ini diteruskan, akan ada ketimpangan dalam usaha yang bisa merusak potensi keuntungan membesarkan usaha. (*/ian)

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/index.php/amankan-bisnis/14571-7-poin-yang-harus-dihindari-entrepreneur-muda.html

Minggu, 19 Februari 2012

Kiat Amankan Aset dari Inflasi

Views :537 Times PDF Cetak E-mail
Minggu, 19 Februari 2012 16:01
Ini dia bahaya yang diam-diam yang akan menggerogoti kekayaan Anda: inflasi. Bayangkan, ketika Anda berpikir tabungan Anda akan aman-aman saja berada di bank, sejatinya bahaya inflasi tetap mengintai. Perhitungannya sederhana saja. Bila inflasi dalam setahun mencapai 10 persen, bandingkan dengan bagi hasil yang Anda peroleh di bank. Boleh jadi, angkanya masih jauh dari 10 persen dalam setahun.
Mulai cemas? Sebenarnya tidak perlu bila kita mau mulai melirik instrumen investasi. Yang paling sederhana dan terbilang paling kuno adalah emas. Budi Raharjo, perencana keuangan independen dari One Consulting, mengungkapkan bahwa emas adalah salah satu bentuk investasi pelindung nilai. Maksudnya, kenaikan harga emas atau logam mulia (LM) biasanya lebih tinggi dari inflasi per tahun. Dengan begitu, LM bisa dilirik untuk menjadi tabungan masa depan karena sangguh mengalahkan inflasi. Tapi, jangan juga buru-buru borong LM.
Investasi, ungkap Budi, perlu berdasarkan pertimbangan matang dan pengetahuan cukup. Jangan jadi investor emosional yang ikut-ikutan karena sedang tren, ucapnya.
Memang, LM bisa menjadi investasi jangka panjang. Namun, investasi yang berlebihan di LM juga bisa merugikan. Maksud Budi, bukan dalam bentuk menumpuk LM. Ada beberapa produk turunan emas yang membutuhkan pengamatan lebih jeli, sambung dia.
Produk emas yang bersifat spekulatif sebaiknya dihindari. Ini karena produk spekulatif mengandung risiko utang berlebihan hingga mungkin tidak terbayar. Yang harus diketahui, harga LM berkembang mengikuti kondisi pasar juga politik dan ekonomi di dalam maupun luar negeri. Faktor yang memengaruhinya beragam hingga sulit memprediksi harga LM secara spesifik di bulan atau tahun tertentu.
Pembelian produk LM yang spekulatif ini membuat calon pemiliknya jadi berharap bahwa harga LM akan naik di kemudian hari sehingga utangnya bisa terbayar sebab kenaikan harga LM itu.
Selain emas, masih ada lagi instrumen investasi yang tidak kalah menarik untuk dicermati: reksadana. Menurut perencana keuangan Safir Senduk, reksadana adalah jenis investasi surat berharga yang sangat cocok bagi masyarakat menengah dan bawah sekalipun. Produk investasi ini adalah pecahan dari saham, sehingga pembeliannya pun bisa lebih sedikit. Ini artinya membeli reksadana tidak harus harus 500 lembar atau satu lot seperti pada saham.
Membeli surat berharga dengan jumlah yang kecil seperti reksadana, hanya membutuhkan investasi yang kecil. ''Dengan uang hanya Rp 200 ribu masyarakat sudah bisa melakukan investasi dengan membeli reksadana,'' ujarnya.
Produk investasi surat berharga, tutur Safir, kurang mendapat perhatian di masyarakat. Hal ini karena sebagian besar masyarakat masih menilai produk investasi ini hanya bisa dilakukan orang-orang kaya. ''Paradigma inilah yang harus diubah,'' jelasnya.
Hal yang sama juga diungkapkan konsultan investasi dari PT Mitra Rencana Edukasi (MRE), Mike Rini Sutikno. Menurutnya, reksadana lebih diperuntukkan bagi masyarakat menengah ke bawah karena tidak memerlukan dana yang besar, seperti instrumen investasi lain. Dengan reksadana investor mempunyai berbagai macam jenis surat berharga.
Hanya dengan dana minimal kurang dari Rp 500 ribu, masyarakat sudah bisa membeli unit penyertaan reksadana. Bahkan, secara teori dengan dana Rp 100 ribu pun masyarakat sudah bisa membeli reksadana.
Namun dengan jumlah dana yang minim, pengembalian (return) investasinya juga akan minim, kata Mike. Sedangkan masyarakat yang memiliki kelebihan dana, tuturnya, ada baiknya memahami pilihan instrumen investasi seperti saham, obligasi, dan deposito. Sebab keuntungan yang didapat akan lebih besar dari reksadana. Bahkan bila berinvestasi di saham, apabila emitennya membukukan keuntungan maka investor akan mendapatkan deviden di setiap tahunnya. Modal minimal yang dibutuhkan untuk memulai investasi ini adalah Rp 5 juta, jelas Mike.
Jadi, jangan mau dikalahkan dengan inflasi. Mari mulai jadi investor, walaupun kecil-kecilan.

Sumber:
http://www.ciputraentrepreneurship.com/index.php/bina-usaha/49-rencana-bisnis/14553-kiat-amankan-aset-dari-inflasi.html

Rabu, 08 Februari 2012

Kendalikan Ketakutan Entrepreneur

Views :200 Times PDF Cetak E-mail
Rabu, 08 Februari 2012 13:57
tktent0212Ketakutan seorang entrepreneur itu tiada duanya. Dan ketakutan itu akan terus ada selama seorang entrepreneur menjalankan bisnisnya. Inilah yang menjadi dasar pendidikan entrepreneur: bagaimana mengelola ketakutan itu agar tidak mengendalikan kehidupan entrepreneur yang bersangkutan.

Tak semua entrepreneur mampu mengakui ketakutan mereka dengan jujur dan apa adanya di hadapan orang lain. Masalah ketakutan ini seolah menjadi isu tabu yang semestinya dihindari untuk dibahas. Dan karena sangat jarang dibahas bersama, ketakutan ini seolah hanya dialami oleh masing-masing entrepreneur sendiri, tetapi kenyataannya ketakutan itu juga hinggap di benak setiap entrepreneur di dunia ini. Yang membuatnya berbeda hanyalah tingkatannya dan bagaimana entrepreneur bisa mengelola ketakutan tersebut sehingga tidak membuatnya tertahan di titik di mana ia berada sekarang ini terlalu lama.

Menurut Wilson Harrell, seorang entrepreneur dari Kota Jacksonville, Florida, ketakutan yang dialami oleh entrepreneur berbeda esensinya dari ketakutan yang biasa dialami manusia pada umumnya. Ketakutan biasanya hanya terjadi begitu saja, tak diharapkan dan terjadi dalam jangka pendek seperti aliran adrenalin yang terjadi saat seseorang hampir ditabrak oleh kendaraan di jalan raya. Ketakutan yang dialami entrepreneur di sisi lain merupakan jenis ketakutan yang terjadi dalam diri seseorang dan disebabkan oleh orang itu sendiri. Bukan oleh faktor eksternal. Ketakutan ini bersifat pribadi dan hanya ada dalam pikiran entrepreneur.

Lalu apa penyebabnya? Pemicunya bukan uang. Entrepreneur manapun akan menjelaskan bahwa uang hanyalah imbalan sampingan dari prestasi yang diraih dan kehilangan uang ialah salah satu risiko yang harus ditanggung. Ketakutan akan kegagalan biasanya berkaitan dengan kemungkinan bangkrut di tengah jalan. Entrepreneur tidak ingin menjadi pebisnis biasa yang berlalu tanpa meninggalkan kesan dan prestasi. Apa yang memicu ketakutan yang rumit ini belum bisa dipastikan dengan akurat.

Apa yang menjadi rahasia entrepreneurship, terutama ketakutan yang para entrepreneur alami itu ada? Imbalan. Imbalan di sini bukan hanya berarti laba dari bisnis yang didirikan dan dijalankan sendiri. Tak peduli rasa sakit dan ketakutan apa yang dialami, harapan akan tercapainya keberhasilan menjadi penawar tersendiri. Semangat untuk sukses, bersama dengan ketakutan, inilah yang membuat perjalanan seorang entrepreneur menjadi penuh dinamika. (*/akhlis)

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/amankan-bisnis/15027-ketakutan-entrepreneur-kendalikan-sekarang-juga.html

Rabu, 01 Februari 2012

Atasi Tekanan Keuangan di Bisnis Anda

Views :137 Times PDF Cetak E-mail
Rabu, 01 Februari 2012 13:09
uang0212Anda dapat mengubah tekanan keuangan menjadi sebuah keberhasilan bisnis dengan cara memanfaatkan ketrampilan manajemen bisnis, waktu, dan keuangan yang baik. Dengan bertetap menjadi realistis dan menerapkan teknik-teknik perencanaan yang tepat Anda dapat mengambil kendali situasi bisnis Anda sebelum menjadi tidak terkendali. Kelola dengan bijak tekanan keuangan bisnis kecil menengah Anda dan amati perusahaan Anda berkembang.

Pertama-tama, berikanlah deskripsi yang nyata. Ketahui di mana posisi bisnis Anda berada dalam hal keuangan. Lihatlah aset Anda, kewajiban, keuntungan, serta utang-utang Anda. Susunlah sebuah anggaran yang dapat memberikan Anda gambaran nyata mengenai aliran uang yang masuk dan keluar dari usaha Anda. Setelah Anda dapat mengetahui dengan pasti dibelanjakan untuk apa saja uang Anda, Anda sekarang dapat mengatur strategi untuk mengurangi uang yang dihabiskan untuk itu sehingga keuangan Anda kembali membaik.

Berikutnya, cobalah untuk mengevaluasi kembali tujuan-tujuan jangka pendek dan jangka panjang Anda. Tetapkan tujuan yang realistis dan dapat direalisasikan dalam jangka waktu tertentu. Tujuan jangka panjang Anda menentukan di mana posisi mana Anda menginginkan perusahaan Anda berada. Gunakan tujuan-tujuan jangka pendek untuk mencapai tujuan jangka panjang secara bertahap, yang sebenarnya apat meminimalkan tekanan. Membagi-baginya menjadi beberapa tujuan yang lebih pendek juga dapat mengurangi tekanan karena Anda dapat berfokus pada tugas-tugas yang tidak terlalu memberatkan untuk meraih tujuan jangka panjang Anda.

Selanjutnya, amati staf Anda. Pastikan mereka adalah pemain tim yang akan membantu Anda mencetak keuntungan dan bukannya menghabiskan waktu atau dana perusahaan. Anda bisa saja merumahkan seorang staf yang tidak memberikan keuntungan tetapi lebih banyak memberikan masalah dan beban bagi perusahaan dan kemudian mempekerjakan staf yang baru. Anda bisa mencetak keuntungan yang lebih besar dengan pemain baru dalam tim.

Setelah itu, pertimbangkanlah untuk menyewa seorang penasihat atau konsultan yang bisa memberikan Anda bimbingan. Konsultan ini biasanya adalah seorang ahli yang berpengalaman di bidangnya, bukan hanya secara teoretis tetapi juga praktis. Seorang akuntan dapat mempelajari pembukuan Anda dengan objektif dan mengatakan pada Anda di pos mana saja Anda bisa menghemat dana. Temuilah seorang perencana keuangan jika Anda hendak mengetahui bagaimana meningkatkan keuntungan serta investasi.

Kemudian, perkaya wawasan Anda tentang masalah keuangan dan temukan pemecahan untuk problem keuangan yang sedang Anda hadapi. Datangilah seminar yang berkaitan dengan bisnis kecil dan ketahui bagaimana pemilik bisnis kecil lainnya menangani dan menyelesaikan permasalahan keuangan mereka.

Akhirnya, jangan lupa untuk selalu memasarkan bisnis Anda. Anda harus memastikan bahwa bisnis yang Anda jalankan tetap berprospek cerah meski sekarang Anda sudah punya banyak pelanggan. Dengan melakukan hal itu, Anda tidak harus kehilangan pendapatan.Rencanakan jauh-jauh hari dan tingkat tekanan yang harus dihadapi akan menjadi lebih rendah.

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/amankan-bisnis/14813-atasi-tekanan-keuangan-di-bisnis-kecil-dan-menengah.html

Senin, 30 Januari 2012

Trik Bangkit dari Kebangkrutan

Trik Bangkit dari Kebangkrutan Views :1180 Times PDF Cetak E-mail
bankruptSejak krisis ekonomi, jumlah orang yang mengajukan perlindungan kebangkrutan meningkat. Sebaiknya, Anda dapat merencanakan kehidupan keuangan dari sekarang agar terhindar dari kebangkrutan.

Nah, berikut adalah lima cara bangkit dari kebangkrutan seperti dilansir dari laman Metrotvnews.com :

1. Paparkan cerita

Sekitar 90 persen kebangkrutan terjadi karena sakit, perceraian atau kehilangan pekerjaan. Ketika bangkrut, pihak bank atau konsultan keuangan yang akan memberikan pinjaman tentu ingin mengetahui alasan pengajuan kebangkrutan Anda. Ceritakan dengan jelas dan ringkas alasan Anda, tunjukkan Anda seorang yang bertanggung jawab dan siap mengambil langkah untuk bangkit kembali.

2. Review skor kredit

Setelah pengajuan, Anda harus memiliki skor kredit yang baik. Ambil kredit saat ini dan simpan di suatu tempat.

3. Review laporan kredit

Anda bisa membersihkan item yang bisa dihapus atau direvisi pada laporan kredit secara hukum. Kemudian koreksi informasi pribadi untuk menunjukkan potensi pemberi pinjaman masa depan setelah Anda mengalami kebangkrutan serius.

4. Bekerjasama dengan kreditur


Langkah penting untuk pemulihan adalah tidak adanya sejarah negatif pada laporan kredit. Sebagai contoh, Anda mungkin telah menyerahkan mobil sebagai kompensasi kebangkrutan. Anda harus memastikan bahwa kreditur tidak menunjukkan keterlambatan pembayaran terus-menerus setelah kendaraan diserahkan.

5. Ketahui utang yang dapat dihapus

Setiap utang pada laporan kredit Anda dapat dihapus pada akhirnya. Anda perlu tahu kapan waktunya. Setiap jenis rekening memiliki panjang waktu yang berada di laporan kredit. Misalnya, kartu kredit atau rekening pinjaman pribadi akan tetap pada laporan Anda selama tujuh tahun dari tanggal pembayaran terakhir atau penggunaan terakhir dari akun tersebut.

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/amankan-bisnis/14116-trik-bangkit-dari-kebangkrutan.html