Kampar Bangun Industri Pengolahan Patin
Pemerintah Kabupaten Kampar. Riau, bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) segera membangun sentra pengolahan ikan patin berskala besar di daerah itu. Pengembangan industri perikanan berlabel minapolitan tersebut menyinerjikan usaha produksi yang dimulai dari hulu hingga hilir.
"Pengembangan minapolitan itu melibatkan tiga pihak dan KKP bertindak sebagai fasilitator. Investasinya bisa mencapai Rp 145 miliar," kata Direktur Usaha dan Investasi KKP Viktor Nikijuluw kepada Investor Dailyfa Jakarta, Selasa (11/5).Viktor mengatakan, KKP bersama Pemda Provinsi Riau dan Pemda Kabupaten Kampar berniat menjadikan industri pengolahan ikan patin terbesar Tanah Air berada di Kampar. Daerah itu, lanjut Viktor, diketahui sebagai produsen ikan patin terbesar Indonesia saat ini dan telah menjadi eksportir ke AS, Eropa, Timur Tengah, serta beberapa pasar di Asia.
Topografi Kampar juga mendukung karena memiliki banyak sungai, waduk, dan kol?m. Itu sebabnya, melalui pengem-bangan sentra minapolitan, ikan yang dapat dikembangkan di kawasan tersebut tak lagi hanya ikan patin namun juga ikan-ikan lainnya seperti ikan mas, jelawat, nilai, dan baung.Kini, volume produksi ikan secara keseluruhan di Kampar mencapai 60 ton per hari, dan 30 ton (50%) di antaranya adalah ikan patin. Seluruh produsen adalah pembudidaya skala kecil, bukan korporasi. Selain itu, ekspor patin masih dalam bentuk mentah dan belum diolah. Dengan demikian, lanjut Viktor, melalui konsep minapolitan pihak swasta akan dilibatkan dalam pengembangan industri perikanan tersebut
Bupati Kampar Burhanuddin Husin belum lama ini berharap semua pihak mendukung daerahnya menjadi sentra industri ikan patin berskala nasional."Daerah Kampar sangat potensial untuk dibangun pabrik pengolahan ikan patin. Sayang, kalau ikan patin baru bisa diekspor dalam bentuk mentah. Yang paling mudah adalah bisa membangun perusahaan pembekuan fillet patin," kata Burhanuddin.
Bentuk Konsorsium
Sejalan dengan konsep pengembangan sentra minapolitan, Pemda Provinsi Riau, Pemda Kabupaten Kampar dan satu pihak swasta pada tahun 2008 telah membentuk konsorsium berbendera PT (Perseroan Terbatas) Kamparicom. Komposisi kepemilikan di PT Kamparicom meliputi, Pemda Propinsi Riau 24% saham melalui PT Sarana Pembangunan, Pemda Kampar 38%, dan swasta PT Bonecom Budidaya Kampar 38%.
Menurut Viktor, konsorsium PT Kamparicom merencanakan investasi pabrik pengolahan dengan nilai Rp 145 miliar. Pabrik akan dibangun- dalam tiga tahap, yaitu tahap-1 yang diperkirakan akan menghasilkan 30 ton Silet patin per hari, tahap-2 menghasilkan 80 ton fi/letpatin per hari, dan tahap-3 menghasilkan 180 ton fil/etpa-tin per hari. Sementara itu, di sisi hulu yakni produksi PT Kamparicom ber-niat menaikan volume produksi menjadi 1.200 ton per hari.
"Produksi akan ditingkatkan sekian kali lipat melalui konsorsium Kapa-ricom. Waduk, kolam, sungai serta kerambah akan dimanfaatkan secara maksimal. Beberapa fasilitas pabrik akan dibantu dari KKP yang bertindak sebagai fasilitator," kata Viktor.Konsorsium juga segera membangun lima unit cold storage, masing-masing berkapasitas 20 ton di daerah produsen (pembudidaya). Pembangunan unit pertama bisa diawali pada tahun 2010 melalui dana APBNP-Dit-jen P2HP Cold-storage ini berfungsi agar panen bisa dilakukan tepat waktu, mengurangi biaya produksi sekaligus mendapatkan harga pasar yang wajar.
Pakan dan Harga
Viktor memastikan, produksi industri patin di Kampar dalam jangka panjang selain bisa memenuhi pasar ekspor, namun juga pasar lokal. Di pasar lokal, lanjut Viktor, pasokan ikan patin dari sentra Kampar dipastikan bisa mensubstitusi impor patin yangselama ini menguasai Indonesia yakni dari Thailand dan Vietnam."Industri patin dari Kampar bisa segera mengisi kebutuhan supermarket Tanah Air yang selama ini masih dipasok dari Thailand dan Vietnam." Viktor.
Bupati Kampar Burhanuddin Husin menambahkan, harga ikan patin kini tergolong wajar di kisaran Rp 11 ribu hingga Rp 12 ribu per kilogram. Selain itu. pakan ikan patin masih bisa dipasok dari industri rumah tangga yang selama ini sudah berjalan baik. Selain diimpor, 50% pakan patin Kampar dipasok dari desa Koto Mesjid dengan harga Rp 3.500 per kg.Bahan utama pakan adalah ikan asin yang diperoleh dari daerah Bagan Siapi-api, dan dedak (bekatul) yang diperoleh dari daerah sekitar. Sentra minapolitan ikan patin Kampar meliputi Sentra Kampung Patin Desa Koto Masjid. PLTA Koto Panjang Desa Ranah, Kecamatan AirTiris, dan Kampung Ikan Jelawat. Sejumlah sentra itu akan bernaung di bawah konsorsium PT Kamparicom milik pemda dan swasta setempat. Qjr)
Sumber : Investor Daily 12 Mei 2010,hal.30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar