Selasa, 29 September 2009

jenis tanah untuk kolam ikan

Tanah

Keadaan jenis tanah penting diperhatikan karena akan berpengaruh langsung terhadap kemiringan dan besar kecilnya pematang.
Pemeliharaan ikan di kolam sangat tergantung pada pematang untuk menahan volume air. Ketinggian air kolam baru dapat dipertahankan ketika tanah dasar dan pematang dapat menahan air dan tidak porous. Tanah liat berpasir atau lempung liat cukup
berpasir biasanya memiliki plastisitas tinggi dan tidak poros.

Ciri tanah dengan plastisitas tinggi biasanya tidak mudah terputus ketika dibentuk memanjang seperti pencil, tetapi mudah pecah bila dibentuk lempengan dan dipijat dengan jari. Tanah dengan plastisitas tinggi juga ditandai dengan tidak terlalu menciut kalau kering dan tidak terlalu lengket kalau basah. Tanah sawah biasanya ditandai dengan retak-retak kalau kering, dikenal dengan nama selo (tanah yang retak-retak) dan lengket ketika basah.


Jenis tanah yang paling baik untuk pembuatan kolam adalah jenis tanah liat atau lempung yang sedikit berpasir (sandy loom). tanah liat atau lempung dengan kadar liat antara 35-55% biasanya bersifat hidup dan mudah dibentuk. Untuk mengetahuinya ada cara yang sangat sangat efektif, yaitu dengan cara menggenggam tanah tersebut. Jika tanah tersebut mudah dibentuk dalam arti kata tidak pecah, tetapi juga tidak melekat di tangan kita bisa disimpulkan hahwa tanah tersebut merupakan tanah liat dengan sedikit berpasir.

Jenis tanah kedua yang dianjurkan adalah jenis tanah lempung liat berpasir, terapan atau beranjangan dengan kadar liat sekitar 20 - 35%. Kedua jenis tanah ini sangat kuat untuk menahan air, sehingga sangat cocok untuk dibuat pematang yang kokoh.

Jenis tanah ketiga yang boleh dipergunakan untuk membuat kolam adalah jenis tanah lempung berpasir yang berfraksi kasar dengan kadar liat hanya sekitar 30%. Jenis tanah ini awalnya memang akan sulit menahan air. Namun lama-kelamaan dengan pengolahan tanah yang baik dan terus menerus, ditambah adanya sedimen atau endapan tanah yang terbawa air sungai maka akan timbul daya tahan terhadap air. Kolam di daerah pegunungan biasanya tergolong jenis ini, mengandung banyak pasir tetapi masih cukup layak dibuat pematang.

Tanah dengan kandungan pasir yang banyak (lebih dari 70%) terutama yang berbatu tidak cocok untuk dibuat kolam karena tidak bisa menahan air dan sulit dibentuk. Jenis tanah yang demikian masih memungkinkan apabila keseluruhannya dibeton atau ditembok.
sumber : Heru Susanto, Penebar Swadaya, 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar