Jumat, 09 Maret 2012

Camilan Pisang Sidoarjo Tembus Singapura dan Malaysia

Camilan Pisang Sidoarjo
Camilan Pisang Sidoarjo Tembus Singapura dan Malaysia
Budi Sugiharto - detikFinance

Sidoarjo - Industri penganan tradisional Indonesia mulai eksis di mancanegara. Bahkan mulai awal 2012, aneka camilan pisang dari Sidoarjo bakal menembus pasar internasional, yakni Singapura dan Malaysia. Camilan pisang berbahan baku tanaman Pisang Agung itu akan bersaing dengan aneka camilan kemasan produk industri berskala internasional.

"Pasar penganan berbahan baku pisang belum tersedia di pasar internasional. Yang paling banyak diminati oleh konsumen dunia selama ini adalah kacang atau kentang," ujar Ida Widyastuti, pemilik rumah snack Mekar Sari, di kawasan Pondok Jati, Sidoarjo, Selasa (27/12/2011).

Ekspor perdana ke Singapora dan Malaysia masing-masing sebanyak 1 kontainer per minggu. Itu sesuai permintaan pasar camilan dari negara setempat. Sebelumnya, telah dilakukan penjajakan pasar ke kedua negara tersebut. Hasilnya, pasar penganan tradisional pisang bisa diserap pasar internasional bila memenuhi unsur penampilannya dengan kemasan metalizer, memiliki bar-code, dan sertifikasi halal.

"Pasar penganan dunia terbuka untuk bahan baku pisang, sehingga mulai Januari 2012 ini kami siap ekspor ke Singapura dan Malaysia," katanya sembari menunjukkan produk yang siap ekspor itu.

Camilan ini rencananya dilepas dengan harga Rp 5.500 per kemasan berat bersih 60 mg. Disiapkan lima rasa yakni balado, barbeque, pisang gurih, ayam bakar, dan schrimpt. Menurut Ida, camilan pisang Mekar Sari ini sasaran pasarnya adalah pasar modern dan pasar tradisional.

"Cita rasa lidah masyarakat Singapore dan Malaysia tak jauh beda dengan masyarakat Indonesia. Karena itu, pasar kedua negara itu merespon tinggi camilan pisang saat kami melakukan penjajakan pasar pada November lalu," tambah Ida yang belum lama ini dinobatkan oleh tabloid Nova sebagai Wanita Inspiratif 2011 itu.

Bahan baku pisang agung yang dimiliki rumah snack Mekar Sari saat ini terhampar di atas lahan 200 hektare di Trenggalek. Pihaknya melakukan budidaya pisang agung dengan sistem plasma dengan petani pisang Trenggalek. Hasil panen pisang agung itu diolah dalam berbagai macam camilan pisang, seperti kripik pisang.

Produk camilan pisang agung Mekar Sari ini telah membanjiri pasar tradisional di Tanah Air. Untuk memenuhi pasar tradisional Jawa Barat (Bandung, Bogor, Jakarta, Lampung) tiap minggu sebanyak 5 ton. Sedangkan distribusi untuk ke wilayah timur yakni pasar tradisional Bali sebanyak 5 ton per minggu.

Kemasan kripik pisang yang dilepas ke pasar tradisional di Tanah Air berharga jual Rp 87 ribu untuk berat kotor 5 kg dalam kantong plastik besar. Dari kemasan 5 kg itu, sesampainya di pasar tradisional Bali dan Jawa Barat dipecah-pecah oleh pedagang setempat dalam berbagai kemasan.

"Ada yang dijual per kg ada juga yang dikemas ulang oleh pedagang di daerah dan dilabel dengan merk dagang lain. Pasar di Bali banjir dengan kripik pisang Agung produk kami," ungkap wanita kelahiran Demak, Jawa Tengah.

(gik/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar