Rabu, 04 November 2009

perbedaan Nila Biasa (nila lokal) dengan Nila GIFT

Jenis - jenis Nila

Ada banyak jenis nila. Sebagian besar banyak ditemukan di perairan timur Afrika dan sebagian lain tersebar di berbagai negara. Dari berbagai jenis nila yang ada, tiga jenis di antaranya merupakan nila yang produktif dan banyak dibudidayakan masyarakat, terutama di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Ketiga jenis nila tersebut adalah nila lokal, nila gift, dan nila merah. Jenis lain yang tergolong nila varietas baru adalah nilaTA. Berikut ini pemaparan lengkap berbagai jenis nila.

I. Nila Biasa (Lokal)
Nila biasa merupakan jenis nila yang pertama Kali didatangkan dari Taiwan ke Indonesia. Setelah melalui serangkaian uji coba nila ini disebarluaskan ke masyarakat dan dalam waktu singkat sudah menyebar ke seluruh pelosok tanah air.
Begitu akrabnya masyarakat kita dengan nila jenis ini, tidak mengherankan jika ada yang menyebutnya dengan nama nila lokal. jenis nila inilah yang pertama kali disebut sebagai "nila" dan namanya ditetapkan oleh Direktur jenderal Perikanan pada tahun 1972 julukan sebagai nila biasa atau lokal ditujukan untuk membedakannya dengan jenis nila merah dan nila gift yang merupakan pendatang baru.

Nila lokal memiliki warna tubuh abu-abu atau hitam, terutama di tubuh bagian atas.Tubuh bagian bawah (perut dan dada) berwarna agak putih kehitaman atau kekuningan. AwaInya, nila lokal memiliki laju pertumbuhan yang cukup baik, tetapi akhir-akhir ini kualitasnya menurun akibat keterbatasan pengetahuan masyarakat dalam mengendalikan potensi genetisnya Akibatnya, kualitas genetis keturunannya pun ikut menurun. Hal ini ditunjukkan dengan penurunan laju pertumbuhan dan ukuran tubuh. Malah tidak jarang terjadi perkawinan silang antara nila dan mujair sehingga keturunan berikutnya memiliki kualitas genetis yang tidak menguntungkan.


2. Nila Gift
Nila gift (genetic improvement of farmed tilopias) merupakan hasil persilangan dan seleksi jenis-jenis nila dari Taiwan, Mesir, Thailand, Ghana, Singapura, Israel, Senegal, dan Kenya. jenis ini dikembangkan pertama kali oleh International Center for Living Aquatic Research Management (ICLARM) di Filipina pada tahun 1987. Program tersebut dibiayai oleh Asian Development Bank (ADB) dan United Nations Development Programme (UNDP).

Nila gift didatangkan ke Indonesia pada tahun 1994 melalui Balai Penelitian Perikanan Air Tawar (Balitkanwar) yang merupakan salah satu anggota. International Network for Genetic in Aquaculture (INCA). Nila gift yang pertama kali didatangkan ke Indonesia tersebut merupakan generasi keempat. Setelah itu, didatangkan lagi nila gift berikutnya yang berasal dari generasi keenam pada tahun 1997.
Sepintas, sosok nila Gift dan nila lokal agak sulit dibedakan, terutama ketika masih dalam stadium benih. Perbedaannya hanya bisa diketahui dari bentuk proporsi dan warna tubuh. Tubuh nila gift lebih pendek

dengan perbandingan panjang dan tinggi 2 : I, sedangkan perbandingan panjang dan tinggi tubuh nila lokal 2,5 : 1. Dari segi tinggi dan lebar tubuh, nila gift tampak lebih tebal dengan perbandingan 4 : 1 dan nila local tampak lebih tipis dengan perbandingan 3: 1. Sementara itu, ukuran kepala nila gift relatif lebih kecil dibandingkan dengan ukuran kepala nila lokal. Namun ukuran mata nila gift cukup besar jika dibandingkan dengan
ukuran mata nila lokal. Ciri lain yang membedakan antara nila gift dan nila lokal adalah warna tubuh. Warna tubuh nila gift hitam keputihan dan bagian bawah tutup insangnya berwarna putih, sedangkan nila lokal
berwarna putih. Sementara kehitaman dan ada yang berwarna kuning.
jika dibandingkan dengan nila lokal, nila gift memiliki beberapa
Berat komparatif sebagai berikut.

- Jumlah telurnya lebih banyak 20-30%
- Berat benihnya mencapai 17,5 gram dan pertumbuhannya lebih cepat 300-400%.
- Pertumbuhan saat pembesaran lebih cepat 100-200% dengan konversi pakan rendah, yaitu berkisar 0,8-1,2.
- tahan terhadap lingkungan yang kurang baik dan memiliki toleransi hidup di perairan dengan salinitas 0-15%0, sehingga bisa dipelihara di perairan payau.
Sumber : Khairul Amri, S.Pi, M.Si dan Khairuman, S.P, AgroMedia Pustaka, 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar